Terkesan dengan Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi
Jurnalis : Teddy Lianto, Fotografer : Teddy LiantoPara Mahasiswa Tzu Chi dan relawan disambut dengan meriah oleh para murid Sekolah Cinta Kasih. |
| ||
Yang menjadi ciri khas dari sekolah ini adalah sistem pendidikannya yang menekankan pada budi pekerti. Keberhasilan siswa tidak hanya diukur dari kecerdasan, melainkan juga harus memiliki kualitas moral dan kecakapan yang tinggi. Upaya ini didukung dengan pengadaan jam pelajaran budi pekerti umum dan budi pekerti Tzu Chi. Setiap bulan, sekolah mengangkat tema budi pekerti yang berbeda-beda, antara lain: rajin, berbakti, bersyukur, tata krama, cinta kasih, puas hati, toleransi, dan jujur. Selama berkunjung, para mahasiswa tersebut mencoba berinteraksi dengan para murid Sekolah Cinta Kasih dengan memainkan permainan dan shou yu (isyarat tangan). Kunjungan ini terasa begitu berkesan oleh Su Pei-Wun (21), yang tinggal di daerah Changhua, Taiwan. Ia merasa murid-murid di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi sangat ramah dan sopan. ”Mereka jika kesulitan langsung menggampiri saya. Walaupun mereka tidak bisa berbahasa Mandarin tapi kami bisa berkomunikasi dengan baik melalui bahasa Inggris,” ujarnya.
Keterangan :
Su Pei Wun menerangkan jika ketika berkunjung ke Sekolah Cinta Kasih, ia melihat dasar-dasar budi pekerti seperti sopan santun dan tata krama telah tertanam baik pada setiap murid. Ia juga menambahkan kunjungan ke beberapa tempat selama 5 hari ini telah memberikan masukan yang positif untuk dirinya, seperti misalnya ketika kunjungan ke Pesantren Nurul Iman pada tanggal 12 Februari 2012 lalu. Di sana ia melihat kehidupan para santri yang sangat sederhana dan rajin. “Meskipun mereka hidup dalam kekurangan tetapi mereka tetap melanjutkan hidup dengan bersyukur dan terus bekerja,”ujar Pei-wun. Ketika sudah kembali ke Taiwan, Pei Wun ingin berbagi kepada teman-teman sekolahnya bahwa tidak ada perbedaan antara Tzu Chi Taiwan dan Indonesia. Semua aktivitas sama-sama lintas agama dan budaya. Selain Su Pei Wun, kesan yang sama juga dirasakan oleh Young Wei Sin (21). ”Anak-anak di sini bisa menghargai barang. Barang yang mereka pinjam dapat dikembalikan pada tempatnya. Selain itu, mereka memiliki niat untuk belajar hal-hal baru, sehingga kita yang mengajarkan menjadi semangat,”ujar Young Wei Sin yang berasal dari Penang, Malaysia. Young Wei Sin yang menyukai bidang sosial memutuskan untuk mengambil jurusan Social Work, yang mana di Malaysia belum ada. Selama empat tahun lamanya ia belajar di Taiwan, ia mempunyai cita-cita untuk menjadi seorang petugas sosial. Seperti kata Master Cheng Yen,” Masalah di dunia tidak mampu diselesaikan oleh seorang saja. Dibutuhkan uluran tangan dan kekuatan banyak orang yang bekerja sama untuk dapat menyelesaikan masalah di dunia.” | |||
Artikel Terkait
Donor Darah, Salah Satu Tindakan Nyata dalam Bersyukur
05 September 2018Tzu Chi Sinar Mas kembali menggelar kegiatan donor darah, Kamis 30 Agustus 2018. Kegiatan rutin tiga bulan sekali ini digelar di Ruang Narwastu, Plaza Sinar Mas Land, Jakarta Pusat. Kegiatan ini dimulai dari pukul 8 pagi hingga 12 siang dan diikuti oleh para karyawan di sekitar gedung perkantoran tersebut.
Memperingati Hari Pendidikan Nasional dengan Kunjungan Kasih ke Tiga Sekolah
09 Juni 2023Relawan Tzu Chi di Xie Li Sumatera Selatan 2 memperingati Hari Pendidikan Nasional dengan menyambangi tiga sekolah di Lahat, Sumatera Selatan pada 29 dan 30 Mei 2023.
Misi Kesehatan yang Berbudaya Humanis
17 Desember 2019Budaya humanis Tzu Chi merupakan landasan insan Tzu Chi dalam memberikan pelayanan. “Landasan itu harus kita mengerti dan pahami agar dapat diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Dengan begitu, kita dapat membuat orang lebih mengerti dan memahami arti pelayanan dan misi kesehatan Tzu Chi yang sebenarnya,” jelas dokter Mozes Bernard dalam Pelatihan Abu Putih ke-4, relawan komunitas He Qi Timur (01/12/2019).