Terpanggil untuk Membantu

Jurnalis : Hadi Pranoto, Fotografer : Hadi Pranoto
 

foto
Benny (dua dari kiri, berkacamata) bersama relawan Tzu Chi tengah membahas rencana pengecatan Kantor Kelurahan Tikala Baru pada Rabu, 26 Februari 2014.

Sosoknya tenang dan penuh keramahan. Pria berkacamata berusia 39 tahun ini dengan penuh semangat memberikan saran dan masukan dalam pertemuan relawan Tzu Chi pada hari Selasa, 25 Februari 2014, jam 10 malam waktu setempat. Benny Pandaleki atau yang akrab disapa Benny, merupakan warga asli Manado. Kepedulian dan simpatinya atas kerja keras dan sumbangsih insan Tzu Chi Indonesia mendorongnya untuk bergabung bersama relawan Tzu Chi menebar cinta kasih di bumi Manado. 

Sistem yang Rapi dan Solid
Saat banjir bandang melanda Manado pada 15 Januari 2014, Benny bersama rekan-rekannya dari Wihara Dipasena segera turun tangan membantu meringankan derita warga dengan menyediakan 2.000 nasi bungkus bagi para korban. Berawal dari musibah ini pula yang membawa suami dari Serlyani Khosama ini kemudian mengenal Tzu Chi. Benny yang kala itu melihat mobil berbendera Tzu Chi di Kota Manado segera memutuskan untuk bergabung. “Saya cari orang yang bisa menghubungkan saya dengan Tzu Chi, dan akhirnya bisa ketemu sama Ayao Shixong dikenalkan oleh Hengky Shixiong. Saya merasa ini benar-benar sangat baik untuk kita lakukan,” jelasnya. Hengky sendiri adalah relawan yang merupakan warga asli Manado.

Meski saat itu tengah memberikan bantuan bersama-sama rekannya dari Wihara Dipasena, tetapi Benny kemudian memutuskan untuk bergabung dengan relawan Tzu Chi. “Saya merasa kenapa ada satu yayasan dari Pulau Jawa, datang ke sini, yang kalo saya rasa, kalau mereka nggak didampingi warga lokal yang bersama-sama, rasanya tidak enak buat kami sebagai tuan rumah (warga lokal -red). Dan saya sebagai seorang Buddhis, merasa ini satu bagian dari agama saya untuk membesarkan Tzu Chi di mana saja,” katanya beralasan. Tapi menurut Benny, pendapatnya ini tak seluruhnya benar. Ternyata Tzu Chi memiliki sistem pemberian bantuan yang sangat baik. “Saya merasa kalau saya nggak aktif pun ini bisa jalan,” ujarnya seraya tersenyum.

foto

Keterangan :

  • Relawan Tzu Chi tengah mengecek saluran air di Lingkungan 1, 2, dan 3 Kelurahan Tikala Baru. Di wilayah ini saluran air masih tersumbat dan banyak sampah sisa banjir yang menumpuk .

Ada satu pembelajaran yang dipetik oleh ayah dari Realxeng (7 tahun) dan Winxien (4 tahun) ini, yaitu bagaimana cara insan Tzu Chi memberi dan memperlakukan para penerima bantuan. “Saya merasakan benar-benar bahwa memberikan sesuatu itu kita bukan hanya memberikan dan melepas saja tanpa ada satu perasaan, tetapi di sini Tzu Chi mengajarkan kita bagaimana memberikan dengan perasaan cinta kasih,” ungkapnya,  “dengan merasa kita sama seperti para korban banjir maka kita punya kepedulian itu tumbuh dengan baik sekali.” Karena ketulusan itulah maka masyarakat pun akhirnya bisa menerima dan bahkan merasakan sukacita yang mendalam. Benny mencontohkan dimana di beberapa daerah yang dilakukan pemberian bantuan (Program Solidaritas dan Kepedulian) masyarakat di sana sulit melepas insan Tzu Chi karena mereka merasa sebagai Satu Keluarga. Bahkan, warga juga turut bersumbangsih dengan menggalang dana dan kepedulian melalui Tzu Chi.

foto

Keterangan :

  • Benny bersama relawan Tzu Chi mendata saluran air mana saja yang tersumbat. Besok (27 Februari 2014) akan dilakukan pembersihan dengan mengerahkan relawan dan warga untuk melakukan pembersihan .

Membagikan Semangat
Menurut Benny, Program Kerja Bakti dan Solidaritas (cash for work) merupakan ide yang cemerlang. Selain jarang dan bahkan belum pernah dilakukan organisasi sosial lain, program ini sangat berhasil menggalang hati dan juga membangkitkan semangat para korban banjir bandang. “Kalau hanya mengajak orang-orang yang kena bencana untuk bersih-bersih, rasanya sulit. Mereka dah stres kena bencana, kehilangan keluarga dan rumah mereka, jadi kalo kemudian diajak untuk kerja sama gotong royong membersihkan bukan rumah atau lingkungan tempat tinggal mereka, ini akan sangat sulit jika dilakukan tanpa program Cash for Work. Ini (program) sangat berhasil dan terbukti di Manado sudah bersih berkat program ini,” tegas Benny.

foto

Keterangan :

  • “Saya merasa kenapa ada satu yayasan dari Pulau Jawa, datang ke sini, yang kalo saya rasa, kalau mereka nggak didampingi warga lokal yang bersama-sama, rasanya tidak enak buat kami sebagai tuan rumah (warga local -red),” kata Benny beralasan keterlibatannya sebagai relawan .

Selain membangkitkan semangat dan cinta kasih melalui program Kerja Bakti dan Solidaritas, Tzu Chi juga berkomitmen untuk membagikan satu set kompor gas (kompor, selang, regulator dan tabung gas 3 kg) kepada masyarakat Manado. Nah, di sini pula Bennya melihat kesungguhan hati antara ucapan dan tindakan relawan Tzu Chi. “Suatu gebrakan yang sangat besar dan baru pertama kalinya yayasan sosial melakukan donasi yang sangat besar, kompor, dan tabung gas.  Saya rasa ini baru pertama,  yang lain mungkin baru rencana saja, tetapi ini (Tzu Chi) sudah realisasi,” puji Benny.

Sesuatu akan terjalin dengan baik jika ada sambutan di kedua belah pihak: yang memberi bantuan dan yang diberi bantuan. Dengan benih-benih cinta kasih yang mulai ditebarkan di Kota Manado, dan juga melihat antusiasme warga dalam menyambut insan Tzu Chi, menurut Benny bukan hal yang tidak mungkin bisa tumbuh cinta kasih Tzu Chi di Manado.  “Meski teman-teman banyak yang masih belum bisa menyediakan waktunya full untuk Tzu Chi, tetapi saya bilang ke mereka kita bisa atur waktu. Semua tergantung dari kemauan mereka,” tegas Benny, “dari teman-teman yang beragama lain mereka juga sangat mendukung adanya Tzu Chi di Manado.”

  
 

Artikel Terkait

Pemuda! Mari Keluar Dari Comfort Zone

Pemuda! Mari Keluar Dari Comfort Zone

13 Desember 2019

Setelah melakukan Sosialisasi tentang We Are Vegetarians and Earth Saviors (WAVES) pada 17 November 2019 lalu, relawan muda-mudi Tzu Chi (Tzu Ching) didukung murid-murid Kelas Budi Pekerti Tzu Chi (Tzu Shao) Batam mulai menunjukkan aksi nyata mereka dalam melestarikan lingkungan. Kegiatan ini diikuti oleh 32 relawan, 11 Tzu Ching, 12 Tzu Shao, dan 5 Sukarelawan.

"Lekas Sembuh Jefri"

20 April 2012 Kali ini kami mengunjungi seorang pasien yang bernama Jefri, yang saat ini baru berumur 27 tahun. Jefri didiagnosa menderita penyakit “Paraplegia” atau penurunan fungsi motorik yang sebabkan oleh cidera pada tulang belakang.
Suara Kasih: Membangkitkan Semangat untuk Menolong Semua Makhluk

Suara Kasih: Membangkitkan Semangat untuk Menolong Semua Makhluk

17 Juni 2013 Meski hidup serba kekurangan mereka tetap menyebarkan cinta kasih ke dalam hati setiap orang agar setiap orang memperoleh kekayaan batin yang tak akan habis terpakai. Mereka bersumbangsih dengan penuh sukacita.
Mampu melayani orang lain lebih beruntung daripada harus dilayani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -