Tersalurnya Cinta Kasih ke Pelosok Kota Bengkulu

Jurnalis : Pipi (Tzu Chi Padang) , Fotografer : Pipi (Tzu Chi Padang)


Relawan Tzu Chi dan warga di pengungsian menurunkan barang bantuan.

Hujan deras yang mengguyur kota Bengkulu pada 26-27 April 2019 lalu mengakibatkan sembilan kabupaten di Provinsi Bengkulu terendam air. Sungai–sungai pun meluap. Banjir juga disertai lumpur dan tanah lonsor, akibatnya  akses menuju Bengkulu putus. Sebanyak 12.000 orang mengungsi, 29 orang meninggal dan 13 orang hilang.

Suasana gelap gulita karena tidak adanya penerangan pada saat bencana banjir tersebut. Beberapa kabupaten seperti kota mati. Semua rumah terendam air sampai ke atap disertai lumpur. Air cepat surut akan tetapi meninggalkan begitu banyak lumpur sehingga akses jalan terputus. Setelah akses jalan sudah normal, pada 1 Mei 2019 Ketua Tzu Chi Padang, Widya Kusuma langsung menginstruksikan relawan tanggap darurat untuk berangkat ke provinsi Bengkulu. Sebelum itu relawan juga sudah berkoordinasi dengan Dandim 0407, Letkol. ARM Yose Rizal.


Relawan Tzu Chi berbincang dengan warga di tenda pengungsian.


Warga terdampak banjir ini tinggal ditenda di perkebunan karet.

Setelah mendapat informasi yang akurat, pada Kamis sore, 2 Mei 2019 pukul sebanyak 5 relawan berangkat ke Provinsi Bengkulu. Sampai di Bengkulu, relawan langsung berkoordinasi dengan Dandim dan disepakati pada Sabtu pagi pukul 08.00 Wib relawan beserta TNI langsung ke lokasi yang terdampak sangat parah, tepatnya Desa Genting Kecamatan Bang Haji Kabupaten Bengkulu Tengah.   Saat tiba di lokasi, di sana juga sudah ada Danrem 041 Bengkulu Tengah Kolonel INF.Dwi Wahyudi S.A.M .Mm beserta rombongan.

“Sebanyak 107 kepala keluarga tinggal di sini, hujan dari Jumat pagi sampai Sabtu dalam hitungan detik air bisa mencapai atap rumah,semua rumah terendam air dan lumpur termasuk 1 sekolah, semua warga mengungsi ke perkebunan karet. Alhamdulillah warga kami selamat semua,” tutur Nasrun, kepala desa setempat.


Pemukiman warga yang terkena banjir.


Serah terima bantuan kepada camat di lokasi pengungsian.

“Saat ini kami sangat membutuhkan tempat tidur yang layak karena saat ini kami tidur di tikar dan terpal, banyak anak anak, bayi dan orang tua. Kami juga butuh peralatan rumah tangga untuk memasak. Untuk logistik saat ini sudah lebih dari cukup,” tambah Nasrun.

Setelah mendapatkan data yang dibutuhkan, relawan langsung kembali ke Kota Bengkulu dan menkoordinasikan langsung dengan Ketua Tzu Chi Padang, Widya Kusuma melalui sambungan telepon.

Mengingat jarak tempuh dan beratnya medan yang akan dilalui maka sesuai kesepakatan, sebanyak 80 set kasur busa, 10 buah kompor gas, 70 pc sandal jepit, 10 lusin gelas, 10 lusin piring, 10 buah kuali dan 10 buah sendok masak dibeli sendiri oleh relawan di kota Bengkulu. Sedangkan untuk 200 helai selimut, 100 helai kain sarung serta 60 set pakaian dalam wanita dikirim dari Padang melalui kargo pesawat udara.


Relawan beserta Dandim, juga Danrem meninjau lokasi banjir. 

Pada sore itu juga semua yang dibutuhkan oleh pengungsi sudah siap dan pada Minggu 5 Mei 2019, bantuan pun disalurkan. Semua barang diangkut menggunakan mobil truk TNI. Penyaluran bantuan ini, relawan didampingi oleh bupati setempat, Dr.Ferry Ramli,MH, Kepala pelaksana BPBD, Drs.Tomi Marisi.M.Si, juga Dirut PDAM Bengkulu tengah, kepala dinas sosial Bengkulu Tengah dan beberapa instansi lainya.

Rasa terima kasih tak terhingga diungkapkan warga dan instansi setempat kepada Tzu Chi Padang. Apalagi mengingat jarak antara Padang dengan Bengkulu cukup jauh 32 jam pulang pergi. Meskipun begitu rasa cinta kasih dan peduli antar sesama tidak mengurangi niat relawan untuk bisa membantu sesama yang sedang dilanda kesusahan.


Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Tersalurnya Cinta Kasih ke Pelosok Kota Bengkulu

Tersalurnya Cinta Kasih ke Pelosok Kota Bengkulu

09 Mei 2019

Dengan perjuangan yang cukup berat karena beratnya medan juga jarak tempuh, pada Minggu 5 Mei 2019, relawan Tzu Chi Padang menyalurkan bantuan pada warga Bengkulu yang dilanda banjir. Semua barang bantuan ini diangkut menggunakan mobil truk TNI.

Hadiah paling berharga di dunia yang fana ini adalah memaafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -