Terus Belajar dan Menanam Benih untuk Masa Depan

Jurnalis : Rosy Velly Salim (He Qi Pusat) , Fotografer : Dok. He Qi Pusat


Pemberian penghormatan kepada Master Cheng Yen dipandu oleh Abu Lora saat kelas Qing Zi Ban.

Pengajaran kelas bimbingan budi pekerti Tzu Chi selama pandemi Covid-19 mengalami beberapa penyesuaian, seperti dari pengajaran tatap muka langsung dengan para murid diganti secara virtual. Penanaman tata krama makan dalam sesi makan siang ditiadakan. Meskipun demikian, para pendamping, tenaga pendidik yang di kenal dengan nama Duifu, Daai Mama/Papa (panggilan dalam kelas budi pekerti Tzu Chi) terpanggil untuk menggunakan kebijaksanaan, cinta kasihnya memikirkan cara, metode agar murid tetap mampu menerima materi dengan baik dan tertanam ke dalam hati mereka.

Pengajaran secara virtual telah berlangsung 11 bulan semenjak kelas online pertama dilakukan pada bulan Mei 2020. Berbagai kendala di awal telah berhasil dilewati setelah beberapa kali tahap evaluasi dalam tim kelas bimbingan budi pekerti He Qi Pusat. Kendala yang dimaksud adalah bagaimana murid dapat tenang, tidak bosan selama pengajaran secara daring tersebut. Kesiapan tenaga pendidik, maupun murid didik dalam segi ketersediaan perangkat pendukung, konsistensi keikutsertaan murid didik, merangkul orang tua dalam pemantauan anaknya.

“Semoga materi di kelas budi pekerti, dapat diterima oleh Xiao Pu Sa, Tzu Shao agar dikemudian hari menjadi orang yang berahklak, berkarakter baik, dapat lebih tekun dan menghargai semua hal, baik energi, bumi, lingkungan. Semoga mereka semua bisa ingat,” harap Maria Fintje, Koordinator Kelas Bimbingan Budi Pekerti.


Sumarni sedang menginformasikan kesepakatan bersama yang perlu diketahui di kelas Qing Zi Ban

Pada tahun 2021, kelas bimbingan budi pekerti He Qi Pusat untuk Qing Zi Ban (QZB) maupun Tzu Shao Ban (TSB) dilakukan secara pararel, dalam artian berlangsung pada waktu yang sama hanya beda ruang Zoom, yakni pukul 10 Pagi di Minggu, 14 Maret 2021.

Terdata 28 peserta yang mengikuti kelas bimbingan budi pekerti QZB, dan 41 peserta di kelas bimbingan budi pekerti TSB melalui Zoom link yang berbeda. Cara pemberian materi dikemas dengan memakai slide yang menarik, pertanyaan yang memancing nalar maupun interaksi komunikasi dua arah.

“Yang menjadi perhatian kami di tahun ini adalah lebih mengarahkan untuk mengeluarkan aspirasi murid,” ujar Maria Fintje.

Sebanyak 18 murid QZB, 31 murid TSB terlihat antusias mengikutinya, saat pertanyaan mengenai pilihan makanan yang disukai mereka dan pertanyaan seputar asah otak mengenai tradisi imlek diberikan pada awal sesi pengajaran dimulai. Variasi jawaban dilontarkan para murid ketika itu, “Nah, ayuk tunjuk tangan siapa yang suka es krim?” tanya Suryani.


Variasi jawaban murid Qing Zi Ban pada padlet untuk sesi pertanyaan yang dipandu oleh Wahyu. 

Beberapa murid terlihat tersenyum dan menekan tombol raise hand pada Zoom saat pertanyaan ke 4 tersebut: pilihan makanan antara es krim dan jus wortel. Delvin Alfiano Tjhia (Grup Zhu 1), Michelle Tjhia dan Aileen Pringle Hin (Grup Gan En 1), Viriyadi (Grup Shan Jie 1) aktif menjawab pada sesi tersebut. Rata-rata dari jawaban para murid QZB menyukai makanan yang tergolong sehat dan enak.

Aileen Pringle Hin (11) menulis dalam padlet jawabannya adalah ayam goreng, taoge, burger, jus wortel (kalo di campur jus jeruk). Menurut Abu Lora selaku duifu dari Adheline Mikaeyla Hin (9) adik dari Aileen, seiring waktu mereka telah beradaptasi dan tetap dapat ceria meskipun pengajaran secara virtual.

Bagi Cherise Noelle Geraldine (11) pilihan makanan yang disukai lebih mengarah ke menu vegetarian sehat yakni brokoli, toge, jus wortel. Seperti yang tertulis di lembar jawaban padlet.


Suara lantang dan imut dari murid Qing Zi Ban terdengar saat bersama-sama membacakan ikrar Xiao Pu Sa.

Hal senada juga terjadi di kelas BP TSB, dimana sesi pertanyaan diisi dengan interaksi duifu (Lie Anne Tanjaya) dengan murid-murid TSB. Pada pertanyaan ke 4, mengenai pilihan makanan antara es krim dan jus wortel, secara kompak suara yang menjawab “Es Krim” terdengar saat itu. 

Vimala Kumari Ng (14) menuliskan dalam chat tulisan yang bernada kampanye untuk mengajak murid lainnya bevegetarian (Don’t eat animal) yang di sambut hangat oleh Lie Anne Tanjaya (duifu). “Benar ya, Shigong Shangren juga menghimbau kita semua makan sayuran, buah-buahan yang termasuk makanan sehat,” sambung Lie Anne Tanjaya.

Susunan acara kelas bimbingan budi pekerti He Qi Pusat di kelas QZB maupun TSB terdiri dari pemberian penghormatan diawal dan diakhir kepada Master Cheng Yen, mengikuti kesepakatan bersama, membacakan ikrar, memasuki sesi interaksi dengan pertanyaan menarik dan permainan kelompok, menyaksikan tayangan video singkat bertema imlek, mempelajari kata perenungan Master Cheng Yen, melantunkan doa bersama.


Interaksi dua arah antara duifu (Suryani) dan murid Qing Zi Ban mulai terjalin saat sesi pertanyaan diajukan.

Yang membedakan adalah penayangan video Master Cheng Yen Bercerita berjudul Air Susu Dibalas Air Tuba di kelas TSB yang dipandu oleh Lie Anne Tanjaya. Pemberian materi diberikan dengan mengemasnya dalam bentuk pertanyaan dan pesan dhamma pada kesimpulan akhir. “Berpenganglah pada prinsip kebaikan, dimana kebaikan yang diterima harus dibalaskan pada orang lain. Jadilah orang yang memahami bahwa materi hanyalah untuk membantu kehidupan kita. Jangan sampai tersesat oleh materi dan tidak pernah merasa puas, ”petikkan tertulis pesan Dhamma yang ditampilkan di slide PPT.

Wahyu (duifu) memandu murid kelas QZB untuk aktif menjawab beberapa pertanyaan yang tersedia di padlet, diantaranya pertanyaan yang membawa para murid untuk kembali mengungkapkan perasaannya ketika menyambut imlek. Tertoreh senyuman di wajah polos mereka saat menulis jawaban yang sama yakni, bertuliskan “senang”. Ali Gunawan, ayah dari murid QB bernama Agga Gunawan (11) mengatakan semenjak anaknya mengikuti kelas bimbingan budi pekerti mengalami perubahan sikap yakni berdoa sebelum makan maupun sebelum tidur. Agga juga terlihat cukup senang mengikuti kelas secara virtual dikarenakan ada sesi permainan.

Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Merentangkan Jalan Yang Bajik

Merentangkan Jalan Yang Bajik

04 Desember 2018

Tanpa terasa perjalanan kelas bimbingan budi pekerti di Tzu Chi Tebing Tinggi sudah berjalan hampir satu tahun. Pada Minggu, 25 November 2018 diadakan penutupannya. Kegiatan yang dimulai pada pukul 14.00 WIB ini diikuti oleh 41 Bodhisatwa cilik dan juga 40 relawan dari Tebing Tinggi dan Laut Tador.

Belajar Budi Pekerti Melalui Seni

Belajar Budi Pekerti Melalui Seni

07 Maret 2017
Minggu, 5 Maret 2017, sebanyak 36 relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 1 berkumpul di aula Rusun Cinta Kasih Tzu Chi Muara Angke untuk berpartisipasi dalam kelas budi pekerti. 
Diet Kantong Plastik

Diet Kantong Plastik

21 Februari 2017
Melihat orang Indonesia yang masih bergantung pada kantong plastik di kehidupan sehari-hari maka dari itu, pada Minggu, 19 Februari 2017 Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan kegiatan yang bertema “Menggurangi Penggunaan Kantong Plastik yang Bisa Berdampak Buruk Bagi Bumi Kita” di kelas Tzu Shao.
Benih yang kita tebar sendiri, hasilnya pasti akan kita tuai sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -