Terus Berbagi untuk Masyarakat

Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta Wulandari

doc tzu chi

Sugianto Kusuma, Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia memberikan sambutan dalam penuangan celengan yang dilakukan oleh Agung Sedayu Group Sabtu, 4 November 2017.

Perasaan bahagia sekaligus nuansa sukacita tercermin dalam setiap wajah karyawan Agung Sedayu Group (ASG) sejak hadir di Aula Jing Si, Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk. Satu per satu dari mereka datang membawa Celengan Bambu. Bukan hanya satu atau dua, mereka ada membawa banyak sekali celengan. Ada yang lima, enam, bahkan lebih.

“Ini celengan teman-teman yang kebetulan dititipkan untuk dituangkan hari ini. Mereka berhalangan hadir,” ucap salah satu dari mereka.

Banyaknya celengan yang mereka bawa juga mengharuskan mereka memanfaatkan banyak kemasan. Ada yang membawa plastik, paper bag, hingga kardus bakpia pathok berukuran sedang. “Biar gampang bawanya,” tambahnya.

Sebanyak 190 peserta ASG itu memang datang untuk turut dalam kegiatan penuangan celengan ke-8 yang dilakukan oleh Agung Sedayu Group pada Sabtu, 4 November 2017 lalu. Menggunakan dresscode berwana putih, seluruh peserta di ruang Xi She Ting, tempat kegiatan dilaksanakan terlihat bangga bisa turut serta dalam penuangan celengan. Ada 174 celengan yang dituangkan pada kesempatan tersebut.

doc tzu chi

Teguh Samodra, HRD sekaligus Perwakilan Koordinator ASG Berbagi memberikan laporan tentang program Celengan Bambu yang telah dilakukan oleh ASG.

doc tzu chi

Sebanyak 190 peserta hadir memenuhi ruang Xi She Ting tempat kegiatan dilaksanakan.

Sebelumnya, ASG memulai program ASG Berbagi yang merupakan program Sosialisasi Misi Amal Tzu Chi (SMAT) dari Yayasan Buddha Tzu Chi sejak April 2014. Tiga tahun berlalu, mereka masih konsisten mempertahankan dan membawa program ini semakin berkembang lagi. Sementara itu, sepanjang bulan Oktober 2017, ASG telah melakukan penuangan celengan di 34 unit usaha mereka.

 “Memang dari data jumlah celengannya, jumlahnya fluktuatif. Kemudian mengenai angka, jumlah celengan ternyata tidak sinergi dengan jumlah dana yang terkumpul. Seperti pada penuangan celengan ke-7, jumlah celengan lebih sedikit tapi jumlah dana yang terkumpul lebih besar,” tutur Teguh Samodra, HRD sekaligus Perwakilan Koordinator ASG Berbagi.

Teguh menambahkan bahwa bukan jumlah donasi yang menjadi target utama mereka, namun bagaimana karyawan ASG bisa bersinergi dan bekerja sama dalam membantu sesama. Selain itu ia juga merasa satu program yang bagus memanglah harus ditopang dan dilaksanakan serta disebarkan lebih luas.

doc tzu chi

Ada 174 celengan yang dituangkan pada kesempatan tersebut. Sementara itu, sepanjang bulan Oktober 2017, ASG telah melakukan penuangan celengan di 34 unit usaha mereka.

doc tzu chi

Henny (dua dari kiri), mengaku sangat bahagia dan bangga bisa menjadi salah satu keluarga besar ASG.

“Sehingga ASG akan terus konsisten merawat program ASG Berbagi dan menyebarkannya,” imbuhnya.

Sementara itu Kuntjoro Rendra, Corp HR Dir, sekaligus Ketua Koordinator ASG Berbagi berbangga hati bisa menjadi satu bagian dari ASG. “Karena tidak semua company punya program yang mendukung karyawannya berbuat bajik seperti ini,” katanya.

Menurut Kuntjoro, berbagi adalah bagian dari hidup manusia, terutama untuk mereka yang kekurangan. “Itu adalah suatu panggilan untuk kita semua. Karena itu kepada teman-teman yang bisa hadir pada hari ini kami berharap bisa menularkan sikap ini, mengajak teman-teman yang lain terutama dari ASG, mengajak semuanya keluarga, putra putri untuk ramai-ramai dan gotong royong. Dari keikhlasan kita, sebagian dari harta kita, kita berikan kepada mereka yang membutuhkan,” imbaunya.

Hal itulah yang sudah dilakukan oleh Reni Handayani yang telah mengajak keluarganya untuk bergabung dalam ASG Berbagi. Kakak Reni, Henny, mengaku sangat bahagia dan bangga bisa menjadi salah satu keluarga besar ASG.

“Saya ikut di sini karena adik saya bekerja di ASG dan dia mengajak saya. Sejak pertama, saya selalu ikut setiap kali penuangan celengan dan Tzu Chi selalu membawa inspirasi yang luar biasa untuk saya. Saya merasa terbangkitkan dan merasa saya harus bisa seperti relawan Tzu Chi, sekalipun saya belum bisa bergabung dan menjadi relawan,” ujarnya.

Selama menyaksikan sharing dan tayangan video tentang pasien kasus bernama Dipa, Henny yang datang bersama adik dan kedua temannya terlihat beberapa kali menyeka air mata. Ia teringat dengan almarhum adiknya yang telah meninggal dunia setahun yang lalu.

doc tzu chi

Sugianto Kusuma membagikan suvenir kepada peserta penuangan celengan usai kegiatan dilaksanakan.

“Salut dengan relawan yang terus mendampingi pasien. Saya tahu bahwa hal itu sangat tidak mudah,” lanjutnya mengingat bagaimana perjuangannya mengurus segala keperluan adiknya yang menderita komplikasi selama hampir 3 tahun lamanya.

Dari almarhum adiknya pula, Henny belajar banyak hal termasuk tentang berbagi. “Ketika dia sudah susah untuk melakukan banyak hal, dia masih ingat untuk memasukkan uang ke celengan. Saya tergerak. Ditambah lagi tadi pasien Dipa juga tidak bisa apa-apa, tapi dia mau berbagi dengan orang lain, masa kita nggak bisa? Kita harus. Maka kita harus saling membantu,” lanjutnya.

Sugianto Kusuma, Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia pun turut berpesan bahwa sudah saatnya karyawan ASG ikut bekerja dan bukan hanya berbagi. Bekerja yang dimaksud oleh Sugianto Kusuma adalah dengan terjun langsung ke masyarakat. Melihat sekeliling, peka terhadap lingkungan, sekaligus menjadi relawan informasi Tzu Chi.

“Saya yakin di sekeliling kita banyak sekali orang yang masih butuh bantuan. Entah itu bantuan kesehatan, pendidikan, hingga bantuan bedah rumah. Tzu Chi menyediakan bantuan-bantuan untuk itu. Maka coba lah kita turun ke masyarakat. Karena sudah jelas apa visi misi kita, apa yang bisa dan harus kita kerjakan. Kita kerjakan bersama-sama,” ucapnya.

Dalam sambutannya itu, Sugianto Kusuma pun berharap bapak-ibu di ASG bisa menjadi shixiong-shijie Tzu Chi dalam waktu dekat. “Kita sama-sama menjadi relawan Buddha Tzu Chi dan kita lihat lingkungan kita,” tutupnya.

Artikel Terkait

SMAT di Surabaya

SMAT di Surabaya

05 Juni 2014 Berangkat dari kata renungan master inilah insan Tzu Chi Surabaya melakukan Sosialisasi Misi Amal Tzu Chi (SMAT). Setelah sebelumnya diadakan di beberapa tempat dan perusahaan. Pada hari Sabtu tanggal 1 Maret 2014, insan Tzu Chi Surabaya berkesempatan melakukan sosialisasi misi amal di komplek pertokoan Mangga Dua Center, tempat di mana kantor Yayasan Tzu Chi Surabaya berada.
Melihat dari Dekat Kehidupan Penduduk di Asmat

Melihat dari Dekat Kehidupan Penduduk di Asmat

22 Februari 2018

Pemberian bantuan Tzu Chi ke Kabupaten Asmat, Papua sudah memasuki gelombang ke-2. Bantuan berupa sembako ini untuk menunjang pemulihan warga Asmat setelah Kejadian Luar Biasa (KLB) di kabupaten ini.

Berbuat Kebajikan Melalui Program SMAT

Berbuat Kebajikan Melalui Program SMAT

24 Agustus 2016

Gedung Paguyuban Marga Lie Bandung malam itu, Jumat 12 Agustus 2016 nampak ramai.  Para tamu undangan memasuki gedung dengan membawa celengan SMAT (Sosialisasi Amal Tzu Chi. Mereka mengikuti kegiatan penuangan celengan SMAT yang dihelat oleh Yayasan Tzu Chi Bandung.

Tiga faktor utama untuk menyehatkan batin adalah: bersikap optimis, penuh pengertian, dan memiliki cinta kasih.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -