Terus Berjalan dan Berkembang

Jurnalis : Linnie Handayani, Hadi Pranoto, Fotografer : Feranika Husodo (He Qi Utara)
 
 

fotoKoordinator Relawan 3 in 1 dari He Qi Utara, Henry Tando menyampaikan sharingnya selama menjadi relawan 3 in 1. Menurutnya, agar 3 in 1 bisa berkembang kita harus selalu berpatokan kepada Shang Ren (Master Cheng Yen).

Sabtu, 29 Oktober 2011, relawan 3 in 1 Tzu Chi atau yang akrab disebut relawan dokumentasi kembali mengadakan gathering. Gathering ini sendiri akan dilaksanakan selama sebulan sekali dengan materi yang berbeda-beda. Persiapan demi kesuksesan acara telah dilakukan dengan baik.

 

 

 

Barisan meja dan kursi telah tertata rapi di ruang kelas Jing Si Books & Café Pluit Jakarta Utara sejak pukul 09.00 WIB. Sebuah handycam sudah terpasang di tengah-tengah peserta untuk merekam secara full kegiatan hari itu. Beberapa peserta yang membawa kamera juga tampak telah siap untuk merekam jejak sejarah hari itu.

Menurut Hadi Pranoto, koordinator kegiatan gathering hari itu, tujuan dari kegiatan ini diadakan adalah sebagai momen untuk silaturahmi antar sesama relawan 3 in 1 Tzu Chi dan sekaligus ajang untuk meningkatkan kemampuan diri. Hadi juga menambahkan, sebelumnya hampir di setiap He Qi (Utara, Barat, Timur, dan Selatan) pernah mengadakan pelatihan-pelatihan seperti ini. Namun, setiap materi pelatihan ada yang sudah dilaksanakan dan ada juga yang belum, sehingga pelatihan belum merata. “Karena itulah kita dari 3 in 1 yayasan mencoba menyusun suatu metode pelatihan yang lebih lengkap,” ujar Hadi.

Menjadi Mata dan Telinga Master Cheng Yen
Sebanyak 30 peserta hadir dalam gathering yang dikemas dalam suasana yang serius namun santai itu. Gathering hari itu mengundang Hendri Chayadi Shixiong, seorang relawan Tzu Chi sekaligus karyawan DAAI TV yang sehari-hari menerjemahkan Ceramah Master Cheng Yen dalam program Sanubari Teduh.  Materi yang dibawakan Hendry saat itu memang sangat tepat untuk relawan 3 in 1 dalam meliput kegiatan Tzu Chi, yakni “Menjadi Mata dan Telinga Master Cheng Yen”. “Kita tahu jika Master Cheng Yen tidak dapat bepergian keluar negeri dikarenakan kondisi kesehatannya, karena itulah kita sebagai relawan 3 in 1 di Indonesia yang harus memberikan informasi kepada Master Cheng Yen,” kata Hendry.

foto  foto

Keterangan :

  • Sebelum gathering dimulai, setiap peserta memperkenalkan diri masing-masing. Hal ini dilakukan agar setiap relawan 3 in 1 dapat saling mengenal .(kiri)
  • “Menjadi relawan 3 in 1 merupakan ladang berkah, karena dengan tulisan, foto maupun video kita dapat menginspirasi orang-orang untuk bergerak melakukan kebajikan," kata Hendry Shixiong.(kanan)

Menurut Hendry, dengan merekam setiap jejak kegiatan insan Tzu Chi di Indonesia maka itu dapat menjadi sejarah yang dapat diwariskan secara terus-menerus. “Menjadi relawan 3 in 1 juga merupakan ladang berkah, karena dengan tulisan, foto-foto maupun video kita dapat menginspirasi orang-orang untuk bergerak dan melakukan kebajikan yang sama,” ujar Hendry.  Di mata Master Cheng Yen sendiri relawan 3 in 1 tak kalah pentingnya dengan relawan Tzu Chi di misi lain, seperti amal, kesehatan, pendidikan, maupun pelestarian lingkungan. “Relawan 3 in 1 selalu berada di belakang layar. Mereka bersumbangsih demi pencapaian orang lain. Kalau ada kegiatan pembagian beras, kita bisa baca cerita dan lihat foto relawan yang terlibat dalam kegiatan itu, tetapi apakah gambar dari relawan 3 in 1 tersebut ada? Tidak, nah karena itulah Master Cheng Yen juga mengimbau agar relawan 3 in 1 juga didokumentasikan, karena sumbangsih mereka juga tak kalah pentingnya dengan relawan lainnya.”

Satu kata kunci yang ditekankan dalam materi Hendry Shixiong adalah ketika kita merekam jejak langkah para murid Master Cheng Yen dalam menyebarkan cinta kasih, tindakan ini juga merupakan wujud balas budi kita kepada Master Cheng Yen. “Master Cheng Yen bekerja siang dan malam,  tentunya beliau ingin melihat ada kisah-kisah yang menyentuh dari para murid-muridnya,” kata Hendry. Relawan  3 in 1 Tzu Chi sendiri diharapkan melangkah sesuai dengan harapan Master Cheng Yen, yakni “Dengan pena menggarap ladang berkah Tzu Chi, dengan semangat dan kegigihan seorang pelopor, menulis kisah-kisah Tzu Chi yang menyentuh”.

Berpedoman Pada Shang Ren
Tujuan lain dari gathering ini adalah sebagai jembatan di antara sesama relawan untuk berbagi pengalaman dan mencoba mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh relawan 3 in 1. Seperti yang disampaikan oleh Henry Tando, Koordinator Relawan 3 in 1 dari He Qi Utara, “Relawan 3 in 1 selalu behind the scene, jarang dilihat orang dan jarang ada yang mau terjun. Entah kenapa saya bisa bergabung di sini, mungkin karena jodoh,” kata Henry sembari tersenyum. Menurutnya, agar 3 in 1 bisa berkembang kita harus selalu berpatokan kepada Shang Ren (Master Cheng Yen). “Sebagai relawan 3 in 1 kita harus selalu berusaha mengubah diri menjadi lebih baik,” ujar Henry.

foto  foto

Keterangan :

  • Head Division Tim Media Cetak Tzu Chi (3 in 1) Agus Hartono, menyampaikan bahwa gathering ini adalah suatu langkah yang bisa menjadi tapak demi tapak untuk mendukung kemajuan relawan 3 in 1. (kiri)
  • Koordinator Relawan 3 in 1 He Qi Barat, Riadi Pracipta menyampaikan sambutannya dalam gathering yang diikuti oleh sekitar 30-an relawan 3 in 1 dari berbagai He Qi di Jakarta.(kanan)

Sementara Kurniawan Shixiong dari He Qi Timur menyampaikan salah satu kendala yang dihadapinya, yakni sulitnya ‘menemukan” penulis di wilayahnya. “Kalau untuk fotografer kita sangat bersyukur, banyak yang baru-baru dan bahkan mereka juga cukup profesional di bidang ini,” kata Kurniawan. Menjawab permasalahan yang dihadapi oleh Kurniawan Shixiong, Hadi mengatakan, “Untuk penulis, sebenarnya yang kita harapkan adalah relawan bisa menulis sesuai dengan kemampuannya, tanpa perlu merasa terbebani. Jika memang belum terbiasa, dapat dimulai dengan berita singkat atau laporan: 5 W 1 H.”

Riadi Pracipta, Koordinator Relawan 3 in 1 dari He Qi Barat juga menyampaikan sharing bagaimana pada awalnya ia menjadi Koordinator Relawan 3 in 1 di He Qi Barat. “Kami juga awalnya menghadapi masalah yang sama dengan He Qi Timur, namun percayalah, kalau kita sungguh-sungguh memperjuangkannya maka kita pasti akan berhasil,” kata Riadi yang mengaku banyak ‘belajar’ dari Tim 3 in 1  di wilayah He Qi Utara.

Di akhir acara, Agus Hartono, Head Division Tim Media Cetak (3 in 1) Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, yang juga relawan Tzu Chi menyampaikan bahwa gathering ini adalah suatu langkah yang bisa menjadi tapak demi tapak untuk mendukung kemajuan relawan 3 in 1. Menurutnya ini juga merupakan bukti dari komitmen dan konsistensi dari kegiatan 3 in 1 beberapa bulan lalu (Training Relawan dan Gathering Relawan 3 in 1 di Puncak, Jawa Barat). “Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Ibu Liu Su Mei menempatkan posisi relawan 3 in 1 dalam posisi yang cukup penting. Bahkan jika Aula Jing Si di PIK sudah jadi maka akan disediakan sebuah ruangan khusus bagi relawan 3 in 1,” kata Agus Hartono. “Kita sepakat untuk menjadi mata dan telinga Master Cheng Yen di Indonesia, karena itu kita harus terus berjalan dan berkembang,” sambungnya.

  
 

Artikel Terkait

Kado Istimewa untuk Tzu Chi Indonesia yang Menginjak Usia 30 Tahun

Kado Istimewa untuk Tzu Chi Indonesia yang Menginjak Usia 30 Tahun

27 Juni 2023

Tzu Chi Indonesia sangat bersyukur atas kehadiran Stephen Huang, penasihat Tzu Chi Internasional ke Indonesia. Ia hadir dalam peresmian Tzu Chi Hospital, dan penyelenggara TIMA Global Forum 2023.

Paket Idul Fitri Bagi Penerima Bantuan Tzu Chi

Paket Idul Fitri Bagi Penerima Bantuan Tzu Chi

11 Mei 2021

Relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mulai dari tanggal 3 Mei sampai 6 Mei 2021 membagikan 60 paket Idul Fitri kepada para penerima bantuan Tzu Chi.

Berbuat Kebajikan Melalui Program SMAT

Berbuat Kebajikan Melalui Program SMAT

24 Agustus 2016

Gedung Paguyuban Marga Lie Bandung malam itu, Jumat 12 Agustus 2016 nampak ramai.  Para tamu undangan memasuki gedung dengan membawa celengan SMAT (Sosialisasi Amal Tzu Chi. Mereka mengikuti kegiatan penuangan celengan SMAT yang dihelat oleh Yayasan Tzu Chi Bandung.

Lebih mudah sadar dari kesalahan yang besar; sangat sulit menghilangkan kebiasaan kecil yang buruk.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -