Pada 2 Januari 2022, 37 relawan Tzu Chi yang dibagi dalam 8 kelompok mengunjungi rumah-rumah penerima bantuan khusus Tzu Chi setelah 2 tahun terhenti akibat pandemic Covid 19. Para relawan berkumpul dan berbagi tugas di kantin sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng.
Sejak awal tahun 2021 masa pandemi Covid-19 dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat oleh pemerintah untuk memutus penularan di Indonesia. Kegiatan Misi Amal sosial Tzu Chi Indonesia harus membatasi aktivitas sosialnya namun para relawan tetap membagikan alat kesehatan dan bantuan makanan dan vitamin untuk tim medis yang bertugas rumah sakit yang menangani pasien Covid 19.
Yayasan Tzu Chi Indonesia juga membatasi kegiatan relawan yang rutin dilakukan setiap bulan. Bantuan penanganan khusus (kasus) di ubah. Bantuan hidup dikirim lewat transfer, bantuan barang melalui ojek online, relawan pendamping mendampingi lewat telepon.
Para relawan Tzu Chi sesuai dengan pasien pendampingnya mengunjungi pasien-pasien yang di damping relawan sejak awal.
Kho Sio Ing berbincang dengan Ida istri Ohkari bagaimana kondisi kesehatan Ohkari dan keadaan keluarga Ohkari di masa pandemic Covid 19. Kho Sio Ing juga menghimbau kepada keluarga Ohkari untuk selalu menjaga kesehatan dan menjalani protocol kesehatan dengan baik.
Di masa pandemi yang sudah berjalan dua tahun dan kondisi pandemi yang sudah mulai membaik, relawan Tzu Chi pada Minggu, 2 Januari 2022, relawan He Qi Barat 1 melakukan kegiatan kunjungan ke rumah penerima bantuan. Relawan di bagi menjadi delapan kelompok dari 37 orang relawan Tzu Chi untuk melakukan kunjungan kasih ke 17 rumah penerima bantuan khusus.
Rumah salah satu yang dikunjungi relawan ialah rumah Pak Ohkari yang mengalami penyakit stroke. Rumah yang terletak di jalan Rawa Kompeni Tangerang, ternyata Pak Ohkari sudah pindah dari jalan Rawa Kompeni yang lama.
“Terakhir saya kunjungi rumahnya masih di rumah yang lama (jalan Rawa Kompeni). Sekarang ternyata sudah pindah dan untung tidak jauh,” ucap Kho Sio Ing, relawan Tzu Chi ketua kelompok 7.
Ohkari penerima bantuan Tzu Chi sejak satu tahun lalu kini kondisinya berangsur membaik. Beberapa anggota tubuhnya sudah bisa digerakkan dengan bantuan tongkat. Ohkari berharap bisa mengurus dirinya sendiri tanpa merepotkan anak dan istri.
Tiba di rumah Pak Ohkari kondisi fisiknya terlihat segar dengan senyuman menyambut kedatangan relawan. Ayah tiga anak ini sudah setahun lebih terbaring di atas ranjang kapuk dalam rumah kontrakan yang berukuran 2 x 3 meter. “Sekarang sudah baikan Bu. Ada panggil tukang pijat datang, karena tinggalnya di lantai dua, jadi ga ada yang bisa bantu gendong ke bawah,”ujar Ida, istri Ohkari.
Kondisi fisik Ohkari yang tidak bisa mencari nafkah maka Idalah yang dibantu oleh anak bungsunya untuk berjualan panganan. Panganan yang Ida beli seharga Rp 10.000 bisa ia jual kembali dengan harga Rp 15.000, itupun belum tentu habis dalam sehari.
“Ini saya bingung, anak bungsu saya tahun ini (2022) sudah bisa masuk sekolah, nanti siapa yang bantu jualan,” keluh Ida. Beruntung anak kedua Ohkari dan Ida sudah bekerja dan bisa membantu biaya sewa rumah Rp 550.000 per bulan.
Kho Sio Ing dan relawan Tzu Chi mengunjungi penerima bantuan khusus Tzu Chi melintasi pemukiman padat penduduk untuk memberikan paket bantuan setelah dua tahun tidak dapat berkunjung.
Melihat relawan yang datang dengan membawa paket bantuan, Ohkari tidak dapat mengungkapkan rasa syukurnya. “Terima kasih Bu, sudah datang memberi bantuan. Semoga (relawan Tzu Chi) diberi rejeki yang banyak,” ucap Ohkari haru. Relawan datang dengan membawa 4 kantong popok dewasa dan satu dus mi instan.
Selesai melakukan kunjungan kasih para relawan kembali berkumpul di kantin sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng untuk saling berbagi pengalaman mereka ketika berkunjung ke rumah penerima bantuan dan bagaimana kondisi penerima bantuan. Semoga dengan makin banyak relawan Tzu Chi yang bergabung, semakin banyak rumah penerima bantuan yang bisa dikunjungi dan menjalin silaturahmi dengan penerima bantuan Tzu Chi.
Editor: Anand Yahya