Tetap Memberi Perhatian di Masa Pandemi
Jurnalis : Teddy Lianto, Fotografer : Teddy Lianto, Videografer: Chandra S.Di masa pandemi Covid-19 ini, tentunya aktivitas masyarakat menjadi sangat terbatas. Kita tidak lagi bebas dan bisa saling bertatap muka, berkumpul bersama, ataupun mencari nafkah. Demikian juga pemberian bantuan bulanan Tzu Chi di seluruh wilayah Jakarta (Timur, Barat, Utara, Selatan, dan Pusat), yang awalnya penerima bantuan datang ke tempat yang telah ditentukan untuk mengambil barang-barang bantuan sesuai kebutuhan mereka, kini tak bisa lagi dilakukan. Karena adanya aturan pemerintah untuk menjaga jarak maka kegiatan itu pun terhenti sementara. Tetapi para penerima bantuan masih memerlukan bantuan sehingga relawan Tzu Chi berupaya mencari cara pengiriman bantuan yang aman, baik bagi penerima bantuan maupun relawan itu sendiri. Setelah beberapa kali mencoba akhirnya terbentuklah sebuah cara yang menurut relawan merupakan cara paling baik dalam menyalurkan bantuan.
Kurniadi, penerima bantuan Tzu Chi merasa sangat bahagia karena relawan Tzu Chi tetap memberikan dukungan dan bantuan kepadanya. Di masa pandemi, bantuan Tzu Chi dikirimkan melalui ojek online.
Kini kegiatan pemberian bantuan Tzu Chi di semua wilayah dilakukan dengan menggunakan bantuan pengiriman melalui ojek online untuk menghindari berkumpulnya banyak orang dan adanya kontak fisik. “Kita juga menjaga keselamatan relawan, supaya mereka tdak tertular (virus Corona), karena memang situasi saat ini yang memang masih kurang memungkinkan untuk melakukan pembagian bantuan secara terpusat,” ujar Kristin, salah satu staf Bakti Amal Tzu Chi yang menangani bantuan pengobatan, pendidikan, dan lainnya.
Saling Bersinergi untuk Penerima Bantuan
Relawan dan staf Bakti Amal Tzu Chi bersama-sama menyusun paket bantuan bulanan untuk penerima bantuan jangka panjang Tzu Chi (Gan En Hu).
Seperti halnya ritme penyaluran bantuan di He Qi Pusat, Kristin menjelaskan selama masih belum dalam kondisi yang aman maka barang bantuan akan disiapkan oleh staf dan kemudian relawan akan datang ke yayasan untuk menyusun menjadi paket sesuai dengan kebutuhan penerima bantuan. Barang yang telah disusun dibawa ke rumah dua orang relawan yang kemudian akan mereka kirim dari rumah mereka, mengingat jarak dari rumah mereka ke rumah penerima bantuan tidak jauh. “Biasanya pengiriman barang disesuaikan dengan yang rumahnya dekat. Misal rumah Shijie Wylen yang rumahnya di Jembatan Lima, dia akan kirim paket ke rumah penerima bantuan yang dekat dari rumahnya misalnya daerah Krendang, Tambora, dan lainnya. Dengan cara ini biaya pengiriman tidak begitu mahal,” terang Kristin.
Minggu, 12 Juli 2020 sejak pagi hari, pengemudi motor online datang untuk mengantarkan paket bantuan hingga ke penerima bantuan.
Selasa, 7 Juli 2020, Jie Tju Foeng dan tiga relawan Tzu Chi lainnya datang guna membungkus beberapa barang bantuan yang telah siap untuk disusun. Dalam waktu yang singkat, kurang dari 60 menit, mereka telah berhasil menyusun beberapa paket untuk penerima bantuan“ (di He Qi Pusat) kita ada grup ya, jadi (info pembagian bantuan) di-share di sana (grup WA), kita ada pembagian tugas sesama relawan, apabila barang bantuan sudah tersedia, kita akan ke yayasan untuk packing. Jika sudah selesai maka saya akan kontak ke relawan yang nantinya akan mendistribusikan ke rumah penerima bantuan,” terang Jie Tju Foeng, sembari mem-packing barang bantuan siang itu.
Dengan adanya pembagian tugas yang rata, para relawan dapat bekerja dengan baik dan tenang. Relawan pun berdoa semoga pandemi cepat berlalu. “Sejak ada Covid, kita harus jaga jarak ya. Jadi paket bantuan kita kirim (dengan ojek online). Nggak ribet sebenarnya. Cuma ya, kami merasa kehilangan ya, biasanya ketika pembagian kami ada interaksi dengan mereka, menanyakan kabar mereka dan melihat kondisi mereka. Itu aja yang rasanya hilang,” ungap Jie Tju Foeng haru.
Jie Tju Foeng, relawan He Qi Pusat bersama -sama dengan relawan lainnya merapikan barang bantuan yangtelah tersedia.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Julia. Relawan yang tinggal di daerah Mangga Besar ini telah empat kalinya mengirimkan barang bantuan untuk tiga belas hingga delapan belas penerima bantuan tiap bulannya ke lokasi yang dekat dari rumahnya. “Kalau kali ini sih kayanya (kirim ke) Pademangan, Ancol, Mangga besar, Jalan industri dan sekitarnya. Kita pakai aplikasi dengan sekali pengiriman bisa untuk dua alamat dan untuk biaya pengiriman, semua relawan akan gotong royong sehingga tidak memberatkan relawan,” terang Julia yang pagi itu, Minggu, 12 Juli mulai membagikan paket bantuan.
Adapun sebelum mengirimkan barang bantuan, relawan harus menelepon para penerima bantuan untuk menginformasikan ke mereka jika barang bantuan akan dikirimkan. Dengan begitu maka barang bantuan bisa diterima langsung oleh penerima bantuan, bukan orang lain. “Kalau dibilang terkendala sekali, sih nggak juga. Karena kita sudah telpon dulu, konfirmasi sehingga pengiriman juga bisa berjalan lancar,” jelas Julia. Dengan bisa membantu sesama disaat pandemik ini, merupakah hal yang baik menurutnya . “Walaupun masa pandemik, kita masih mendapat ladang berkah, dengan senang hati kita bisa memberikan bantuan,” sambungnya.
Jalinan Kasih Sayang yang Terus Terajut
Barang yang telah disusun, dikirimkan ke beberapa rumah relawan yang letaknya dekat dengan penerima bantuan untuk relawan kirimkan keesokan harinya.
Kurniadi (49), seorang penerima bantuan yang menderita kelumpuhan dari perut ke bawah, merasakan sekali besarnya perhatian relawan Tzu Chi kepadanya. Di masa pandemi ini, perhatian relawan Tzu Chi tak berkurang kepadanya.
Sakit yang dialami Kurniadi bermula di tahun 2007. Kurniadi yang bekerja sebagai buruh jasa angkut mengalami musibah. Ketika sedang mengangkut, barang yang ia angkut terjatuh dan menimpa tubuh bagian bawahnya (perut ke bawah). Setelah berobat ke rumah sakit, diketahui saraf tubuh bagian bawahnya telah mengalami kerusakan yang membuat ia hanya bisa terbaring di kasur.
Bantuan juga dikirimkan melalui ojek online.
Sejak tahun 2013 Kurniadi mendapat bantuan pengobatan, biaya hidup, dan beras. Ia tinggal bersama kakaknya di daerah Bungur, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat. Kakak Kurniadi juga mengalami keterbatasan fisik sehingga keduanya tidak memiliki penghasilan. Di kunjungan-kunjungan sebelumnya, relawan kerap datang memberinya motivasi dan Kurniadi rindu akan momen itu untuk terulang kembali.
Minggu, 12 Juli 2020, bantuan bulanan tiba di rumah Kurniadi yang mungil. Barang bantuan dikirim melalui bantuan ojek online. Selepas mengantarkan barang, pengemudi ojek online yang mengantarkan paket juga mendoakan agar Kurniadi tetap semangat untuk menjalani kehidupan. “Saya senang jika relawan datang, saya bisa bertukar pikiran nggak merasa kosong gitu. Perhatian mereka benar-benar membuat saya tidak tahu harus balas dengan cara apa,” ucap Kurniadi haru.
Editor: Hadi Pranoto
Artikel Terkait
Tetap Memberi Perhatian di Masa Pandemi
14 Juli 2020Dimasa pandemi Covid-19, relawan Tzu Chi bersatu hati membuat prosedur pengiriman barang yang aman dan nyaman untuk dirinya sendiri dan penerima bantuan. Semua upaya dilakukan agar para penerima bantuan (Gan En Hu) terpenuhi kebutuhannya.