PJ Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bersama Wakil Ketua Tzu Chi Indonesia Sugianto Kusuma saat prosesi peletakan batu pertama. Meski berlangsung sederhana, peletakan batu pertama Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam I memiliki makna yang dalam terutama bagi pihak sekolah dan murid-murid.
Kelapa Puan berbuah tiga
Dimakan satu tinggallah dua
Lihatlah tuan madrasah kita
Tak pantas lagi dipandang mata
“Karena mau dihancurkan, diperbaiki. Alhamdu…”
“Alhamdulillah..” sahut murid-murid Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam I penuh semangat.
Pantun tersebut dilontarkan Ustaz Syahlani usai membacakan doa, sesaat sebelum peletakan batu pertama Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam I, Selasa 28 Maret 2023. Pantun itu menggambarkan rasa syukur Ustaz Syahlani selaku ketua yayasan yang menaungi Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam. Bahwa tak lama lagi gedung madrasah akan segera dibangun oleh Tzu Chi Indonesia. Bahwa tak lama lagi madrasah akan berganti wajah, menjadi sekolah yang nyaman bagi anak didiknya dalam menuntut ilmu. Suatu hal yang sudah lama didambanya.
Tak berlebihan memang jika Ustaz Syahlani sampai memakai frasa Tak pantas lagi dipandang mata. Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam I yang didirikan tahun 1985 dan menjadi sekolah dasar bagi mayoritas anak-anak di Kamal Muara ini bangunannya sudah tak nyaman lagi untuk belajar dan mengajar.
Tzu Chi Indonesia akan membangun ulang gedung Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam I dengan dua lantai. Hal ini juga menjadi cerminan kepedulian Tzu Chi Indonesia dalam memajukan pendidikan di Indonesia.
Selama bertahun-tahun, madrasah ini hanya punya empat ruang kelas. Mau tak mau jam masuk kelas pun mesti bergilir, ada yang pagi, ada yang rada siang. Tak hanya itu, luas kelas yang terbilang sempit ini diisi kurang lebih 40 siswa. Bahkan ada beberapa meja yang satu meja diisi tiga siswa. Dapat dibayangkan betapa sumpek dan panasnya.
Kondisi bangunan madrasah juga sudah rusak di sana-sini. Dindingnya ada yang sudah berlubang yang tentu berbahaya. Atap ruang kelas juga berlubang dan bocor ketika hujan. Jika tak ada aral melintang, setelah siswa kelas 6 menjalani ujian sekolah pada pertengahan Mei 2023 nanti, pembangunan sekolah sudah bisa dilaksanakan.
Kegembiraan sungguh tengah menyelimuti hati para guru dan murid-murid Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam. “Perasaan saya luar biasa, terima kasih pada Yang Maha Kuasa, yang menggerakkan hati dari Yayasan Buddha Tzu Chi membantu pembangunan madrasah. Karena memang wilayah kami ini berada di wilayah pinggiran kota. Lima puluh meter dari sini Banten, jadi bisa dirasakan bagaimana kondisi wali murid yang ada di sini,” tutur Ahmad Nur Adnan, sang kepala sekolah.
Ahmad Nur Adnan bersama guru lainnya, Israfil mengatakan, selama proses pembangunan madrasah nanti, anak didik mereka akan belajar di Masjid Jami Al-huda yang berada persis di depan madrasah.
Para orang tua murid madrasah ini kebanyakan berlatar belakang ekonomi menengah ke bawah dengan pekerjaan sebagai nelayan, buruh lepas, dan supir angkutan umum, dengan pendapatan tak menentu. Karena itu sekolah tak sampai hati memungut iuran bagi perbaikan sekolah. Ketika menerima murid baru, madrasah juga tak memungut uang bangunan atau uang pangkal supaya tak membebani wali murid.
“Dengan mengucap Bismillahirrahmaanirrahim, pembangunan sekolah madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam I bisa dimulai. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan ridho-Nya untuk mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang baik serta membangun kota Jakarta, khususnya Jakarta Utara yang layak huni secara berkelanjutan,” ujar PJ Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Pada tahun ajaran 2022/2003 ini, Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam memiliki 308 murid.
Renovasi Masjid Nurul Bahar dan Penyaluran Paket Lebaran
Tak hanya Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam 1 yang akan memiliki wajah baru, masih di Kamal Muara, Tzu Chi Indonesia juga akan membantu renovasi Masjid Nurul Bahar. Sesuai dengan namanya yang berarti Cahaya di atas Lautan, masjid ini berada di pinggir laut, tepatnya di Jalan Kamal Pantai (Kp. Nelayan) RT.001/RW.04, Kamal Muara. Masjid seluas 667,8 ini berdiri sejak tahun 1999, dengan jumlah jamaah sekitar 400 orang.
“Kami mempertimbangkan bahwa penduduk di Kamal Muara sangat padat, ada empat masjid di sana. Luas masjid di sana agak sempit saat digunakan warga untuk beribadah. Kebetulan masjid yang akan kami bantu sekarang ini dahulunya dibantu oleh Artha Graha dengan bangunan satu lantai. Kemudian, karena ruangnya sudah tidak cukup, warga setempat memperluas bangunan masjid lagi, sehingga terbentuk struktur bangunan yang kurang aman,” tutur Ketua Tzu Chi Indonesia, Liu Su Mei.
PJ Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono saat meninjau Masjid Nurul Bahar. Jika tak ada halangan berarti, renovasi masjid akan dimulai setelah Lebaran.
Masjid Nurul Bahar menjadi masjid kedua di Kamal Muara yang Tzu Chi bantu renovasinya. Sebelumnya Tzu Chi Indonesia merenovasi Masjid Jami Al-Huda pada tahun 2018. Liu Su Mei mengatakan prinsip Tzu Chi yang tidak membeda-bedakan suku atau pun agama dalam memberikan bantuan adalah landasan dari bantuan renovasi ini.
“Ketika Tzu Chi merenovasi Masjid Jami Al Huda, warga khususnya jamaah Masjid Nurul Bahar juga mencoba bertanya apakah Tzu Chi bisa membantu merenovasi Mesjid Nurul Bahar. Setelah tim relawan menyurvei, mereka mendapati bahwa bangunan masjid sudah tidak aman lagi. Tzu Chi Indonesia pun memutuskan untuk membantu,” sambung Liu Su Mei.
Kebahagiaan masyarakat Kamal Muara hari itu sungguh berlipat. Pada bantuan bedah rumah, lima warga akhirnya menerima kunci rumah. Lalu ada peletakan batu pertama Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam I, juga renovasi Masjid Nurul Bahar yang segera dimulai usai Lebaran. Dan tak ketinggalan, karena dalam momentum bulan Ramadan, Tzu Chi juga menyalurkan 2.100 paket lebaran bagi warga. Paket bantuan ini masing-masing berisi 10 kilogram beras dan 20 bungkus DAAI Mie.
Tzu Chi Indonesia hari itu juga membagikan 2.100 paket lebaran kepada warga Kamal Muara.
Ketua RW 01, Firdaus, sangat bersyukur atas kehadiran para relawan Tzu Chi yang begitu peduli kepada warganya. “Bahagia banget, bersyukur banget, terima kasih kepada Yang Maha Kuasa, terima kasih juga kepada kawan-kawan Buddha Tzu Chi dan Pak PJ Gubernur yang sudah hadir, Pak Aguan juga hadir, jadi Alhamdulillah ini warga sangat antusias, artinya benar-benar membantu masyarakat Kamal Muara, khususnya RW 01,” ujarnya.
Seperti yang PJ Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono sampaikan bahwa semua elemen masyarakat memang harus saling peduli dan saling tolong menolong.
“Yang namanya membangun Jakarta, membangun Indonesia tentu saling bantu-membantu. Tidak hanya Tzu Chi mungkin besok-besok ada relawan atau Yayasan lain juga harus seperti itu, tidak bisa ditumpuk kepada pemerintah daerah, jadi saling membangun untuk Jakarta,” kata Heru Budi Hartono.
Editor: Arimami Suryo A.