Tidak Menyerah pada Keterbatasan

Jurnalis : Hadi Pranoto, Fotografer : Dok. Tzu Chi, Riadi Pracipta (He Qi Barat), Teddy Lianto


Relawan Tzu Chi Indonesia bersama relawan dari berbagai negara lainnya baru saja mengikuti kegiatan pelantikan relawan komite di Banqiao, Taiwan.

Sebanyak 133 relawan Tzu Chi Indonesia dilantik menjadi Relawan Komite pada Rabu, 14 November 2018 di Banqiao, Taiwan. Salah satu di antara mereka adalah pasangan suami-istri Handaya dan Komariah, relawan Tzu Chi dari He Qi Barat 1.

Bergabung menjadi relawan sejak tahun 2011, pasangan yang memilii keterbatasan pendengaran –penyandang tunarungu– ini memantapkan tekad menjadi murid Master Cheng Yen yang sesungguhnya. Apabila diingat kembali, perjalanan sehari-hari seorang Handaya dan Komariah tidaklah mulus. Sebelum bergabung dengan Tzu Chi, mereka sudah mengalami berbagai stigma di masyarakat. Akibatnya, Handaya menjadi mudah emosi.

“Dulu saya mudah marah, emosi kepada siapapun, namun sekarang saya sudah bisa bilang maaf kepada orang dan mereka pun terima. Selain itu dulu banyak orang yang tidak salah kepada saya, tetapi saya sakit hati. Tapi itu dulu, sekarang sudah tidak lagi, saya lepas,” ungkap Handaya.


Setelah bersama menjadi relawan, Handaya dan Komariah kerap melakukan kegiatan Tzu Chi bersama-sama.

Setelah mengenal Tzu Chi melalui DAAI TV, mereka datang ke kantor Tzu Chi yang saat itu masih berada di Lantai 6 ITC Mangga Dua, Jakarta Pusat. Berawal hanya ingin menjadi donatur, mereka malah langsung mengiyakan ketika menerima tawaran untuk bergabung menjadi relawan.

Menjadi relawan Tzu Chi menjadi hal yang memberikan rasa berbeda dalam hidup keduanya. Walaupun terbatas untuk berkomunikasi, mereka tetap berupaya mengikuti kegiatan Tzu Chi. “Ada kesulitan untuk berkomunikasi,” kata Komariyah dengan terbata-bata, “Tapi di Tzu Chi, relawan-relawannya mau dengan sabar mendengarkan kami. Kalau di lingkungan luar, susah, mereka nggak mau ngerti kondisi kami.”


Handaya (ketiga dari kanan) aktif dalam berbagai kegiatan Tzu Chi sejak bergabung menjadi relawan.

Sedangkan bagi sang suami, apabila ditanya mengenai alasan, Handaya dengan sederhana menjawab, “Saya ingin membantu orang-orang yang membutuhkan,” ucapnya dengan kalimat yang terbata-bata. Tak semua kata-katanya dapat terdengar jelas, namun sesekali sang istri membantu menegaskan maksud suaminya tersebut.

"Semoga kami bisa lebih giat dan lebih ikhlas menjalani kehidupan. Selain itu, semoga menjadi lebih sepenuh hati dalam bersumbangsih, baik itu materi maupun tenaga," imbuhnya usai dilantik menjadi komite.

Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Tidak Menyerah pada Keterbatasan

Tidak Menyerah pada Keterbatasan

15 November 2018

Sebanyak 133 relawan Tzu Chi Indonesia dilantik menjadi Relawan Komite pada Rabu, 14 November 2018 di Banqiao, Taiwan. Salah satu di antara mereka adalah pasangan suami-istri Handaya dan Komariah, relawan Tzu Chi dari He Qi Barat 1.

Episode Hidup Tak Terlupakan Bagi Zainah

Episode Hidup Tak Terlupakan Bagi Zainah

23 November 2017
Dilantik menjadi Relawan Komite Tzu Chi oleh Master Cheng Yen pada 16 November 2017 lalu menjadi momen tak terlupakan bagi Zainah Mawardi (51). Masih lekat dalam ingatannya detik-detik saat Master Cheng Yen melantik dirinya.
Jika menjalani kehidupan dengan penuh welas asih, maka hasil pelatihan diri akan segera berbuah dengan sendirinya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -