Tidak Mudah Menyerah
Jurnalis : Setiyarini (Tzu Chi Tj. Balai Karimun), Fotografer : Yogie P, Calvin, Beverly, Dwi H (Tzu Chi Tj. Balai Karimun)Anak-anak kelas budi pekerti usia kecil bersama-samamemeragakan isyarat tangan “Xiao Tai Yang De Wei Xiao” dengan penuh semangat dalam kegiatan yang diadakan pada tanggal 23 Oktober 2016.
“Walau tidak mudah, namun tetap gigih melakukan, barulah merupakan kemampuan sejati. Walau sulit, namun sanggup mengatasi, barulah merupakan kesabaran sejati.” (Kata perenungan Master Cheng yen)
Minggu, 23 Oktober 2016 adalah hari yang dinanti bagi anak-anak karena pada hari itu Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan kelas budi pekerti setiap sebulan sekali. Kelas ini dibagi menjadi dua kelas yaitu kelas kecil untuk anak pra TK sampai kelas 2 SD sebanyak 24 anak yang hadir dan kelas besar untuk anak kelas 3 sampai kelas 6 SD sebanyak 37 anak yang hadir. Tampak keceriaan anak-anak menanti acara dimulai.
Fitri mama dan Susi mama memandu acara kelas kecil. Tema untuk kelas kecil kali ini adalah tidak mudah menyerah. Tujuan dari tema tersebut, supaya anak-anak belajar tidak mudah menyerah dalam mengerjakan suatu hal. Acara dimulai dengan pembacaan sepuluh sila Tzu Chi dan dilanjutkan dengan isyarat tangan “Xiao Tai Yang De Wei Xiao”. Anak-anak sangat bersemangat memperagakannya.
Fitri mama membimbing murid kelas budi pekerti untuk membacakan satu per satu kalimat yang tercantum dalam kata perenungan Master Cheng Yen.
Purwanto Papa memberikan sharing kepada 37 anak tentang kepedulian terhadap sesama.
Fitri mama sebagai pemandu acara menanyakan, “siapa yang setiap hari susah bangun pagi?” Salah satu anak menjawab. “Saya setiap hari susah bangun pagi tapi kalau hari Minggu bangun pagi sendiri tanpa dibangunkan,” jawab Louis spontan. “Nah sekarang anggap setiap hari adalah hari Minggu supaya setiap hari bangun pagi tanpa dibangunin mama,” ujar Fitri mama melanjutkan. Fitri mama menjelaskan jika bangun pagi terasa susah kita tetap harus berlatih membiasakannya. Lama kelamaan kita akan terbiasa bangun pagi tanpa dibangunin orang tua.
Dipertengahan acara, anak-anak bermain game memakai jaket dengan satu tangan. Walaupun sulit tetapi jika dilakukan dengan gigih akan bisa dilakukan. Setelah itu dilanjutkan menonton cerita master tentang kegigihan seorang anak mencari sumber mata air. Meskipun orang-orang sudah menyerah tetapi anak tersebut tidak menyerah. Dari cerita ini dapat memotifasi anak-anak supaya tidak mudah menyerah.
Di penghujung acara anak-anak diajari membuat kerajinan tangan dengan membuat pembatas buku yang berkarakter kartun minion. Anak-anak sangat senang sekali. ”Saya suka minion, nanti sampai rumah akan saya tunjukkan adik saya,” ujar Alfred gembira.
Untuk memberikan contoh nyata tentang peduli sesama, Dwi papa memberikan sebuah games yang berkaitan dengan seberapa besar kepedulian kita kepada sesama.
Murid kelas budi pekerti sangat bersemangat mencatat hal-hal yang penting dalam penjelasan yang diberikan Purwanto papa.
Peduli Pada Sesama
Sementara itu kelas budi pekerti kategori usia besar kali ini mengambil tema peduli pada sesama. Acara ini dipandu Lissa mama dan sharing dari Purwanto papa. Sebelum sharing Purwanto papa menanyakan tentang makhluk sosial. “Apa itu makhluk sosial?” tanya Purwanto papa. Salah satu anak, Darrel dengan cepat mengangkat tangan dan penuh semangat menjawab, “Makhluk yang membutuhkan sesama.” “Tepat sekali,” kata Purwanto mengapresiasi. Purwanto papa menampilkan foto-foto ketika anak-anak mengunjungi Gan en hu. Hal ini membuat Purwanto papa sangat senang sekali karena mereka telah belajar untuk peduli pada sesama.
Selain sharing dari Purwanto papa, anak – anak juga diajak bermain game “Peduli pada orang buta” yang dipandu oleh Dwi papa. Game berjalan dengan sangat seru karena anak-anak sangat antusias mengikutinya. Melalui kegiatan ini diharapkan anak-anak Xiao Tai Yang memiliki kepedulian terhadap orang lain dan mengikis keegoisan.
Artikel Terkait
Pentingnya Mengendalikan Kemarahan
15 Januari 2016Minggu, 10 Januari 2016 Kelas budi pekerti Xaio Tai Yang Tzu Chi Tanjung Balai Karimun kembali di gelar dengan tema “Tidak Marah-marah.” Sebanyak 42 anak kelas budi pekerti Xiao Tai Yang sangat antusias mengikuti kegiatan yang diadakan di kantor Tzu Chi Tanjung Balai Karimun ini.
Tiga Kata Penuh Makna
16 Februari 2017Malu dan Takut Berbuat Jahat
16 September 2016Kelas budi pekerti Tzu Chi Tanjung Balai Karimun dibagi menjadi dua kelompok belajar yang terdiri dari kelas usia kecil dan usia besar. Keduanya belajar untuk malu dan takut berbuat jahat. Banyak tekad luhur yang diucapkan usai mengikuti kelas yang dilaksanakan pada tanggal 11 September 2016.