Tidak Perlu Menunda untuk Melestarikan Lingkungan
Jurnalis : Noorizkha (He Qi Barat), Fotografer : Merry Christine (He Qi Barat)
Selain di minggu pertama, kegiatan pelestarian lingkungan juga dilakukan setiap hari Selasa dan Kamis oleh relawan, lao pu sa (Bodhisatwa Lansia) dan warga sekitar.
Melakukan perbuatan nyata jauh lebih bernilai. Daripada hanya membaca setumpuk buku (Kata Perenungan Master Cheng Yen)
Pada Minggu, 5 Oktober 2014 terlihat beberapa relawan tengah berkumpul di Depo Pendidikan Pelestraian Lingkungan Duri Kosambi, Jakarta Barat. Seperti biasa, setiap minggu pertama awal bulan diadakan kegiatan pelestarian lingkungan. Selain di minggu pertama, kegiatan pelestarian lingkungan juga dilakukan setiap hari Selasa dan Kamis oleh relawan, lao pu sa (Bodhisatwa Lansia) dan warga sekitar. Pukul 08.00 WIB, para relawan mulai mengeluarkan sampah plastik, kertas, dan botol-botol yang sudah terkumpul untuk dipilah.
Dengan membentuk kelompok kecil, para relawan mulai memilah kertas berdasarkan warna, membersihkan botol, dan plastik. Semua dilakukan dengan sukacita dan para relawan terlihat telah tebiasa dengan proses daur ulang. Sambil berkonsentrasi memilah sampah, para relawan juga sesekali berbincang mengenai kegiatan Tzu Chi dan info seputar relawan. Ada pula yang memperkenalkan dirinya karena baru mengikuti kegiatan di Tzu Chi.
Dengan dibagi kelompok, mereka memilah sampah botol, plastik, dan kertas. Setiawan (tengah) bersama relawan lain memilah botol-botol untuk didaur ulang.
Dengan penuh sukacita, para relawan melakukan kegiatan pelestarian lingkungan untuk menjaga bumi.
Salah satu relawan yang baru saja bergabung dengan Tzu Chi adalah Setiawan. Sejak mengikuti kegiatan pada Juli 2014 lalu, Setiawan kerap datang ke Depo Duri Kosambi setiap Selasa, Kamis dan minggu pertama awal bulan. Tekadnya untuk bergabung dan bersumbangsih sebetulnya telah ada sejak lama. Namun, Setiawan saat itu berpikir bahwa untuk bersumbangsih dapat dilakukan pada saat tua nanti. Hingga akhirnya berkat dorongan dari sang istri, Mieyoda, untuk bersumbangsih saat ini juga dan tidak menundanya lagi membuat Setiawan tergerak. Untuk itu, sebagai hadiah ulang tahun istrinya di bulan Juni, Setiawan mulai mencari informasi untuk menjadi relawan. Menurut pria berusia 29 tahun ini, sejak mengikuti kegiatan di Tzu Chi, ia menjadi lebih peduli terhadap sekitar dan mulai ikut memilah sampah daur ulang di rumahnya.
Kondisi bumi yang semakin rusak dan memprihatinkan membuat kita harus segera mengulurkan tangan untuk memperbaikinya. Tidak ada waktu untuk menundanya karena jika bukan kita yang menjalankan siapa lagi yang bisa melakukan. Seperti yang Setiawan lakukan, hendaknya kita terus menjaga semangat melestarikan lingkungan terutama dalam kegiatan sehari-hari. Menjaga dan melestarikan lingkungan dapat dimulai dari hal-hal kecil seperti membuang sampah pada tempatnya dan memilah sampah yang bisa didaur ulang hingga menggunakan barang-barang yang dapat digunakan kembali. Dengan berprinsip Rethink (memikirkan kembali apakah perlu mengkonsumsi barang yang tidak bisa didaur ulang), Reduce (mengurangi penggunaan barang yang tidak bisa didaur ulang), Repair (memperbaiki barang), Reuse (menggunakan kembali barang), dan Recycle (melakukan daur ulang), maka sudah menunjukkan bahwa kita ikut berperan menjaga dan menghargai bumi. Untuk itu, Master Cheng Yen pernah berpesan melalui kata perenungan ”Menjaga dan menghargai barang-barang yang kita miliki adalah cerminan sikap menghargai berkah dan bersyukur”.