Tiga Kata Ajaib

Jurnalis : Dwi Hariyanto (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Yogie Prasetyo, Beverly, Melvin Stanley (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)
Siswa Kelas Budi Pekerti yang lebih besar (Tzu Shao) membimbing dan mendampingi adik-adiknya yang masih duduk di taman kanak-kanak dan sekolah dasar.

 “orang yang memiliki tata krama akan disenangi setiap orang, orang yang berpegang pada prinsip kebenaran akan dihormati setiap orang.”

(Kata Perenungan Master Cheng Yen).

Kita hidup di dunia tidak dapat hidup sendiri, tanpa bantuan dari orang lain. Karena setiap tindakan yang kita lakukan pasti berhubungan dengan orang lain. Manusia tidak akan bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Untuk bisa melatih anak-anak Kelas Budi Pekerti Tzu agar bisa lebih menghargai orang lain dan menanamkan sifat tolong menolong, relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan kelas budi pekerti dengan tema “Meminta Maaf, Mengucapkan Tolong, dan Selalu Berterima Kasih”. Kegiatan ini dilaksanakan pada Minggu, 20 September 2015 di Kantor Tzu Chi Tanjung Balai Karimun.

Pukul 08.30 WIB anak-anak sudah berbaris rapi. Mereka tampak tak sabar untuk mengikuti kelas yang dilaksanakan setiap bulan sekali ini. Acara dibuka oleh Lissa, relawan Tzu Chi yang bertindak sebagai pembimbing dengan mengajak anak-anak untuk membacakan Sepuluh Sila Tzu Chi. Kemudian Lissa menanyakan buku kegiatan perbuatan baik yang sudah dilakukan selama satu bulan untuk dikumpulkan. Buku ini sebagai pembelaajran bagi anak-anak untuk senantiasa melakukan perbuatan baik. Kegiatan yang diikuti oleh 122 orang ini berlangsung sangat menarik. Anak-anak merasakan kegembiraan di setiap momen yang berlangsung.

Anak-anak tampak tertegun saat menyaksikan sebuah video tentang “meminta maaf, tolong, dan terima kasih”.

Dwi, relawan Tzu Chi saat memberikan sharing, dan pertanyaan kepada anak-anak tentang materi hari ini.

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan sharing dari Dwi, relawan pembimbing lainnya tentang tiga kata ajaib, yaitu: Maaf, Tolong dan Terima Kasih. Di awal sharingnya Dwi bertanya, “Apa yang harus kita lakukan jika kita melihat teman yang jatuh?” “Menolong,” sahut anak-anak serentak. “Menertawakannya…,” jawab salah satu anak. “Iya, pasti jarang yang langsung menolongnya. Yang pertama kalian lakukan pasti menertawakannya. Itu tidak baik ya. Kita harus menolong, bukan menertawakannya,” tegas Dwi Papa.

Selanjutnya, Dwi menjelaskan jika mengucapkan terima kasih kepada orang yang telah memberikan bantuan dan juga kepada mereka yang menerima bantuan kita berarti kita telah menghargai mereka. Sementara berani meminta maaf berarti kita telah mengurangi ego di dalam diri kita. Dan mengucapkan kata “tolong” merupakan bukti bahwa kita tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. 

Kegiatan ini diharapkan bisa memberikan dampak positif kepada anak-anak, seperti yang dirasakan oleh salah satu orang tua murid yang merasakan ada perubahan pada anaknya. “Anak saya sekarang memiliki sikap yang lebih baik. Dulu dia jarang mengucapkan terima kasih ketika dibantu, sekarang dia selalu mengucapkan terima kasih kepada orang lain yang menolongnya. Kelas Budi Pekerti ini ini sangat baik karena bisa mendidik anak-anak menjadi lebih baik,” kata Khai Ling salah satu orangtua murid. Masa kanak-kanak adalah masa yang sangat baik untuk membiasakan budi pekerti. Peran orangtua juga sangat diperlukan untuk membiasakan budi pekerti yang baik di rumah. Kebiasaan perilaku yang baik bila ditanamkan sejak dini akan membentuk karakter apabila mereka besar nanti.


Artikel Terkait

Menjalin Silaturahmi dengan Pondok Pesantren Hidayatullah

Menjalin Silaturahmi dengan Pondok Pesantren Hidayatullah

18 September 2018
Kelas Budi Pekerti di Tzu Chi Tanjung Balai Karimun, Minggu 16 September 2018 berbeda dari biasanya. Kelas kali ini diadakan di panti asuhan sekaligus Pondok Pesantren Hidayatullah Sememal Pasir Panjang. Ini juga merupakan kegiatan outdoor anak-anak Kelas Budi Pekerti.
I Love You, Mom

I Love You, Mom

12 Oktober 2016

Kamp kelas budi pekerti Er Tong Ban yang diadakan pada hari Sabtu dan Minggu, 1 – 2 Oktober 2016 mengajarkan kepada anak untuk berbakti kepada orang tua, mandiri dalam bertanggung jawab pada diri sendiri, menghargai setiap detik dalam beraktivitas, memupuk kebajikan. Kamp ini diikuti oleh138 peserta.

Ajaran Baru, Semangat Baru

Ajaran Baru, Semangat Baru

23 Juli 2014

Lingkungan yang baik dapat memberikan dampak positif bagi anak, sedangkan lingkungan yang kurang baik bisa berdampak buruk bagi kepribadian anak. Melalui lembaga Tzu Chi di Tanjung Balai Karimun ini diharapkan dapat membentuk karakter anak yang baik dengan adanya pendidikan budi pekerti. Pendidikan budi pekerti harus ditanamkan sejak dini pada diri anak agar nantinya menjadi orang yang mempunyai pengetahuan yang didasari moral baik. 

Kehidupan masa lampau seseorang tidak perlu dipermasalahkan, yang terpenting adalah bagaimana ia menjalankan kehidupannya saat ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -