Tiga Kata Penuh Makna
Jurnalis : Sunaryo (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Beverly, Yogie P (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)Minggu, 12 Februari 2017, siswa Kelas Budi Pekerti Tzu Chi diberikan materi tentang Tiga Kata Ajaib (Tolong, Maaf, dan Terima Kasih). Fitri, relawan Tzu Chi tengah memberikan contoh nyata kepada murid kelas budi pekerti (di kelas kecil) agar lebih mudah memahami arti dari tolong, maaf dan terima kasih.
Perbuatan baik atau buruk seseorang dilakukan oleh pikiran, ucapan, dan perbuatan badan jasmani yang disertai dengan niat atau kemauan. Sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat, kita dituntut untuk menjaga ketiga pintu perbuatan itu sendiri. Dalam berinteraksi di kehidupan bermasyarakat kita tentunya selalu berkomunikasi dengan masyarakat. Oleh karena itu ucapan yang benar, bermanfaat, dan menyenangkan sangat diperlukan. Sebagai dasar pembinaan sejak dini relawan Tanjung Balai mengadakan kelas Budi Pekerti yang dilaksanakan pada Minggu, 12 Februari 2017 di Kantor Tzu Chi Tanjung Balai Karimun.
Pada pukul 08.00 WIB, anak- anak kelas budi pekerti sudah mulai berdatangan. Mereka penuh kesungguhan untuk menggikuti Kelas Budi Pekerti yang diadakan di Kantor Tzu Chi Tanjung Balai Karimun. Penyampaian materi pada pagi itu dibagi menjadi dua ruangan. Kelas 1-3 dilantai 1 sedangkan 4-6 berada dilantai 2. Dengan materi yang sama tetapi dengan penyampaian yang berbeda. Tujuannya agar penyampaiannya dapat dimengerti oleh masing-masing anak. Pukul 08.30 WIB para relawan membariskan anak-anak serta menjadi pendamping di setiap kelompok. Pada awal acara Lissa, relawan Tzu Chi selaku pembimbing mengajak anak-anak untuk melakukan doa bersama dan dilanjutkan dengan pembacaan Sepuluh Sila Tzu Chi.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan materi oleh Dwi, relawan yang bertugas sebagai penyampaian materi. Sebelum penyampaian materi Dwi memberikan sedikit permainan untuk membuat suasana pagi itu menjadi lebih hidup dan bersemangat. Anak-anak tampak antusias menggikuti permainan yang diberikan oleh Dwi. Setelah anak-anak terlihat semangat dan gembira, Dwi mulai menyampaikan materi.
Dengan serius dan konsentrasi para murid Kelas Budi Pekerti Tzu Chi menyimak setiap penjelasan yang disampaikan Dwi, relawan yang bertugas sebagai penyampaian materi di kelas besar.
Murid kelas budi pekerti terlihat sibuk mencatat setiap kata yang penting pada materi Tiga Kata Ajaib (Tolong, Maaf, dan Terima Kasih).
Materi pada pagi itu adalah Tiga Kata yang Penuh Manfaat (Tolong, Maaf dan Terima Kasih). Ketiga kata tersebut merupakan kata yang harus sering diucapkan karena apabila sering diucapkan akan membawa manfaat dan memberi dampak kebaikan atau keajaiban yang besar pada diri kita dalam kehidupan sehari-hari. Dwi juga mencontohkan salah satu perbuatan kecil yang sering kita lupa yaitu kata “Tolong”. “Saat kita meminta bantuan pada teman walau sekecil apapun, sering kita melupakan kata tolong,” tegas Dwi. Dengan mengucapkan kata “tolong” ini merupakan salah satu contoh berarti kita hidup membutuhkan bantuan orang lain. Hidup bersosial harus kita tanamkan pada diri anak agar anak dapat berhubungan dengan baik dan berinteraksi di masyarakat.
Selanjutnya Dwi menjelaskan kata yang kedua yaitu “Minta Maaf”. Sebagian orang merasa pantang untuk mengucapkan kata ini, karena banyak anggapan bahwa orang yang meminta maaf akan dianggap salah atau lemah. Namun demikian, kita sebagai manusia biasa pasti tak luput dari kesalahan. Mengucapkan kata “maaf” bukan berarti kita kalah, sebaiknya maaf membuat kita belajar menghargai orang lain yang akhirnya akan membawa pada diri kita.
Selanjutnya Dwi menjelaskan kata yang ketiga yaitu “Terima Kasih”. Terima kasih merupakan salah satu bentuk penghargaan secara lisan terhadap segala kebaikan yang telah diberikan orang lain kepada kita. Bagi sebagian orang ucapan “terima kasih” sangat sulit diucapkan karena membutuhkan ketulusan dari yang mengucapkannya. Namun jika dibiasakan mengucapkan “terima kasih” sungguh luar biasa. Tentunya orang yang mendengarkannya akan bahagia, kita pun akan turut merasakannya. Setelah penyampaian materi Dwi juga memutarkan sebuah video yang berhubungan dengan “tolong, maaf, dan terima kasih”. Dengan penuh antusias mereka menonton video- video tersebut.
Untuk mempermudah pemahaman mengenai materi yang disampaikan, Dwi memberikan sebuah video mengenai tolong, maaf, dan terima kasih.
Tidak berbeda dengan kelas besar, kelas kecil juga belajar mengenai tiga kata ajaib (tolong, maaf dan terima kasih) yang dibawakan Fitri, relawan yang bertugas sebagai penyampai materi di kelas kecil.
Dwi di akhir penyampaiannya juga berpesan kepada para anak-anak agar sering mengucapkannya karena bila sering dilakukan akan memberikan dampak kebaikan pada diri kita atau kehidupan kita.
Seperti halnya Vinarldo siswa kelas 4, usia 10 tahun mengaku bahwa dia jarang mengucapkan ketiga kata itu. “Dulu- dulu saya jarang mengucapkan tolong, maaf, dan terima kasih tapi mulai sekarang saya akan berusaha mengucapkan pada teman-teman saya dan pada orang tua saya,” ucap Vinarldo. Semoga dengan pemberian dan penyampaian dari para relawan para generasi-generasi penerus dapat diterima dan diterapkan mulai sejak dini sehingga nantinya dapat digunakan dalam kehidupan bermasyarakat.
Artikel Terkait
Tidak Mudah Menyerah
26 Oktober 2016Kelas budi pekerti yang diadakan sebulan sekali dibagi menjadi dua kelas sesuai dengan rentang usia mereka. Kelas kecil belajar tentang tidak mudah menyerah sementara kelas besar bagaimana membangun kepedulian terhadap sesama. Kelas budi pekerti yang diadakan pada tanggal 23 Oktober 2016 diikuti sebanyak 61 anak.
Tahun Ajaran Baru Kelas Budi Pekerti
24 Agustus 2015 Sebanyak 47 siswa kelas Budi Pekerti siswa SD (kelas Xiao Tai Yang) mengikuti kelas pada tahun ajaran baru yang dibuka pada Minggu, 16 Agustus 2015 lalu. Melalui kelas Budi Pekerti, para orang tua berharap sikap anak-anak semakin baik dari hari ke hari.Malu dan Takut Berbuat Jahat
16 September 2016Kelas budi pekerti Tzu Chi Tanjung Balai Karimun dibagi menjadi dua kelompok belajar yang terdiri dari kelas usia kecil dan usia besar. Keduanya belajar untuk malu dan takut berbuat jahat. Banyak tekad luhur yang diucapkan usai mengikuti kelas yang dilaksanakan pada tanggal 11 September 2016.