TIMA Annual Global Forum: Perjalanan Misi Kesehatan Tzu Chi Menghadapi Pandemi di Indonesia

Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Anand Yahya, Hsiao Yiu-hwa (Tzu Chi Taiwan), Yekti Utami (TIMA Indonesia)

Sugianto Kusuma, Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia sekaligus Ketua Umum TIMA Indonesia berkesempatan berbagi dalam Tzu Chi International Medical Association’s (TIMA) Annual Global Forum 2021 yang digelar secara virtual.

Tzu Chi International Medical Association’s (TIMA) Annual Global Forum 2021 kembali digelar Sabtu dan Minggu, 18 – 19 September 2021. Acara tahunan TIMA sedunia ini sempat vakum tahun lalu karena pandemi, tahun ini tim medis dan para profesional di bidang kesehatan dari berbagai belahan dunia berkumpul untuk berbagi tentang pencapaian-pencapaian mereka dalam bidang kesehatan yang humanis.

Konferensi yang memakan waktu selama dua hari ini mengangkat tema Facing the Pandemic with Love and Care dan diisi dengan berbagai workshop yang inovatif dari topik-topik hangat dalam menangani pandemi dengan humanis. Dari Indonesia, ada lebih dari 150 tim medis ikut berkumpul secara online melalui aplikasi Zoom untuk berbagi dan bertukar informasi.

Sugianto Kusuma, Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia sekaligus Ketua Umum TIMA Indonesia berkesempatan berbagi dalam konferensi ini. Membawakan topik tentang Perjalanan 28 Tahun Misi Kesehatan di Indonesia, Sugianto Kusuma bercerita bahwa relawan Tzu Chi Indonesia bersama tim medis TIMA telah menggelar lebih dari 250 kali bakti sosial kesehatan, baik dalam skala besar maupun kecil. Melalui baksos tersebut, TIMA Indonesia telah melayani lebih dari 200 ribu orang pasien.

Baksos-baksos itulah yang mendasari terbangunnya Rumah Sakit Tzu Chi di Indonesia, baik Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi di Cengkareng, maupun Tzu Chi Hospital di Pantai Indah Kapuk.

Sugianto Kusuma membawakan topik tentang Perjalanan 28 Tahun Misi Kesehatan di Indonesia. Ia juga menjelaskan tentang berbagai hal yang telah Tzu Chi lakukan untuk menangani pandemi Covid-19 di Indonesia.

Sementara itu pada masa pandemi, misi kesehatan Tzu Chi telah melalukan berbagai upaya terkait dengan pemberian bantuan penanganan Covid-19.

“Ketika pandemi terjadi pada bulan Maret tahun 2020, kami secara luas mengundang pengusaha, total 39 perusahaan besar, dan lebih dari 1.600 usaha kecil dan menengah bersatu hati bersumbangasih membantu penanganan pandemi di bawah bendera Tzu Chi. Sebanyak lebih dari 500 miliar berhasil dikumpulkan,” papar Sugianto Kusuma.

Dengan uang sebesar itu, Sugianto Kusuma menjelaskan bahwa Tzu Chi akhirnya bisa membeli satu juta alat rapid test, 355 buah ventilator, APD, masker, dan lainnya. Pada saat itu, Indonesia sangat kekurangan peralatan medis ini, bahkan rapid test, APD juga tidak ada, kekurangan ini membuat banyak tenaga medis yang mengenakan jas hujan sebagai penggantinya. Semuanya membuat prihatin.

Perlengkapan medis tersebut kemudian didistribusikan ke 25 provinsi, 1.068 rumah sakit, dan 284 dinas kesehatan pemerintah melalui kantor penghubung Tzu Chi di berbagai daerah, termasuk yang jauh di pelosok nusantara.

Di lain sisi, penanganan terhadap dampak dari pandemi bagi masyarakat juga dilakukan oleh Tzu Chi Indonesia dengan membagikan bantuan sembako.

Tahap pertama saat awal pandemi tahun lalu, Tzu Chi Indonesia bekerja sama dengan TNI dan Polri di 16 lokasi dan membagikan sebanyak 440.000 paket bantuan. Tahap kedua, pembagian 5.000 ton beras yang disalurkan ke daerah kumuh Jakarta bekerja sama dengan Sekretariat Presiden RI. Tahap ketiga pembagian pada Tahun Baru Imlek dengan mengajak warga Tionghoa, membagikan sebanyak 10.000 ton. Dan tahap keempat Tzu Chi bersama para pengusaha telah mulai membagikan total 35.000 ton beras ke Bali dan Jawa.

“Di masa sulit ini, pembagian beras Tzu Chi telah menenangkan hati masyarakat,” tutur Sugianto Kusuma.

Dari Indonesia, ada lebih dari 150 tim medis ikut berkumpul secara online melalui aplikasi Zoom untuk berbagi dan bertukar informasi selama dua hari, Sabtu-Minggu (18-19 September 2021).

Keberadaan dua rumah sakit Tzu Chi juga menjadi garda terdepan dalam menghadapi pandemi. Sugianto Kusuma menjelaskan bahwa sejak awal pandemi merebak di Indonesia, tim medis telah siap dengan berbagai konsekuensi yang ada. Sehingga Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng yang awalnya menyediakan 100 ranjang pasien, menambah jumlah ranjang menjadi 178. Di sana pula, dirawat lebih dari 3.700 pasien Covid-19.

Sementara itu, sebelum puncak gelombang Covid-19 pada 2 bulan lalu, pada 14 Juni Tzu Chi Hospital secara khusus membuka pandemic ward yang mempunyai 56 ranjang pasien. Pada bulan Juni dan Juli setiap hari pandemic ward selalu dalam kondisi penuh. Di sana telah menangani 926 pasien ICU, 160 pasien rawat inap, 148 pasien sembut, 42 pasien meninggal, dan 16 bayi dilahirkan.

Tak ketinggalan Tzu Chi juga memberikan bantuan 5.000 oksigen konsentrator dan membuat sentra vaksinasi.

Sugianto Kusuma sungguh bersyukur bahwa Tzu Chi telah menciptakan jalinan cinta kasih dan jodoh baik dengan begitu banyak orang dalam berbagai situasi. “Karena ada Tzu Chi, saat pandemi pun kami bisa menciptakan jalinan jodoh baik yang besar. Gan en Master Cheng Yen,” ungkapnya.

Berada di Mana Saja, Asalkan Tetap Bersumbangsih untuk Sesama

Tahun 2019, perwakilan TIMA Indonesia menerima bendera TIMA sebagai tanda siap menjadi tuan rumah TIMA Annual Global Forum 2020, namun karena pandemi maka konferensi di Indonesia diundur dan diubah menjadi secara virtual.

Menjadi satu dari ratusan peserta di TIMA Annual Global Forum, Dokter Ruth O. Anggraeni, Koordinator Bakti Sosial Kesehatan TIMA Indonesia sangat bahagia karena bisa berkumpul bersama keluarga TIMA walaupun hanya secara virtual.

Sebenarnya, tahun 2020 lalu, TIMA Annual Global Forum direncanakan akan dihelat di Jakarta, Indonesia. Namun pandemi membuat rencana itu urung dilaksanakan dan semua digelar secara virtual. Setahun sebelumnya, tahun 2019, dr. Ruth bersama dengan perwakilan TIMA lainnya berkesempatan datang ke di San Dimas, California, lokasi diadakannya TIMA Annual Global Forum 2019. Saat itu pula, pada akhir acara, dokter Hengky yang mewakili TIMA Indonesia menerima bendera TIMA sebagai tanda siap menjadi tuan rumah TIMA Annual Global Forum selanjutnya.

“Sementara ini kita tetap harus melakukan yang terbaik dalam kondisi yang tidak menentu ini ya. Walaupun belum berkesempatan (menjadi tuan rumah), tapi kita tidak boleh memaksakan juga, malah kita harus bersyukur karena masih tetap bisa dipertemukan,” kata dr. Ruth.

Sejujurnya, dr. Ruth sangat merindukan berkegiatan bersama TIMA. Maklum saja karena sebelum pandemi, TIMA bisa satu-dua kali mengadakan bakti sosial kesehatan selama satu bulan. Rasa senang dan kehangatan ketika berkumpul dan bersumbangsih untuk masyarakat banyak itu begitu lama tidak bisa dirasakan.

“Tapi kita semua menyadari bahwa dokter, perawat, nakes, semua sibuk di rumah sakit tempat mereka bertugas masing-masing. Kita semua takut, bukan hanya takut ketularan tapi juga takut menularkan. Jadi lebih baik di masa sekarang menjaga sesama dengan virtual. Tentu kangen sekali,” ungkapnya.

TIMA Indonesia sempat membantu wilayah NTT yang diterjang banjir bandang April 2021 lalu. Bantuan itu dilakukan dengan menerapkan prokes yang ketat.

Dalam masa pandemi sekarang ini, TIMA Indonesia juga kerap memberikan perhatian kepada anggotanya. Ada yang dengan berbincang di grupchat, hingga saling mengirim vitamin dan perhatian lainnya. Tak hanya itu, TIMA juga tetap bersumbangsih kepada relawan dan masyarakat dengan membuka layanan telemedicine bagi pasien terpapar Covid-19. Turun ke lapangan di masa pandemi untuk memberikan bantuan medis sempat dilakukan TIMA ketika mereka membantu wilayah NTT yang diterjang banjir bandang April 2021 lalu. “Saat itu kita sangat prokes ketat sekali ya di lapangan,” jelas dr. Ruth.

Belum bisa kembali berkegiatan bersama TIMA seperti sebelumnya, dr. Ruth mengimbau semangat tim medis anggota TIMA harus terus dijaga di mana pun mereka berada. “Karena pada dasarnya apa yang kita lakukan itu tujuannya sama, untuk menolong orang,” tutur dr. Ruth mengingatkan. “Ya mungkin sekarang ladang kita tidak sama, tapi ladang berkah yang kita jalani sekarang tetap harus kita jalankan dengan memegang apa itu Visi Misi Tzu Chi, sambil menunggu pandemi usai sehingga kita bisa berkumpul lagi dan menggarap ladang berkah Tzu Chi bersama-sama,” tambahnya.

Dokter Ruth juga berdoa semoga pandemi segera usai dan masyarakat tetap sehat. Semoga semua bisa kembali seperti semula dan TIMA Indonesia kembali bisa menebar cinta kasih dan bersumbangsih hingga ke pelosok negeri.

Editor: Arimami Suryo A.

Artikel Terkait

TIMA Annual Global Forum: Perjalanan Misi Kesehatan Tzu Chi Menghadapi Pandemi di Indonesia

TIMA Annual Global Forum: Perjalanan Misi Kesehatan Tzu Chi Menghadapi Pandemi di Indonesia

20 September 2021

Tzu Chi International Medical Association’s (TIMA) Annual Global Forum 2021 kembali digelar Sabtu dan Minggu, 18 – 19 September 2021. Acara tahunan TIMA sedunia ini diadakan secara virtual.

Mendedikasikan jiwa, waktu, tenaga, dan kebijaksanaan semuanya disebut berdana.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -