Pentingnya peran kedokteran gigi dalam penanganan pasien kebutuhan khusus sangatlah tinggi, khususnya dalam penanganan pasien Persistent Vegetative State (PVS). Hal ini disampaikan oleh Dr Yi Pang Lee, Direktur Oral Patology Department Tzu Chi Hospital Hualien dalam seminar hari kedua TIMA Global Forum di Tzu Chi Centre PIK Jakarta Utara 17 Juni 2023.
Pentingnya peran kedokteran gigi dalam penanganan pasien kebutuhan khusus sangatlah tinggi, khususnya dalam penanganan pasien Persistent Vegetative State (PVS). Ini bukanlah hal baru dalam dunia kedokteran namun di Taiwan ini masih sesuatu yang baru. Hal ini disampaikan oleh Dr Yi Pang Lee, Direktur Oral Patology Department Tzu Chi Hospital Hualien dalam seminar hari kedua TIMA Global Forum di Tzu Chi Centre PIK Jakarta Utara 17 Juni 2023.
Dr. Lee membagikan pengalaman dalam memberikan perawatan gratis untuk pasien PVS di Tzu Chi Medical Centre Taiwan. Special Need Dentistry di Tzu Chi Hospital Hualien memiliki satu departemen sendiri dimana sebelumnya dikenal dengan “ Handiccaped Dentistry” kemudian berubah menjadi “Disability Dentistry” dan sekarang menjadi “Special Need Dentistry”. Klinik gigi gratis ini dikhususkan bagi penderita PVS yaitu kondisi dimana pasien tidak sadarkan diri, tidak dapat merespon dan hanya bisa terbaring di tempat tidur. Didirikannya klinik gigi gratis ini berawal dari seorang pekerja panti jompo di Taichung Genesis Welfare Foundation di tahun 2008 yang menelepon TIMA dan menginformasikan bahwa beberapa pasien PVS disana memiliki masalah gigi dan tidak ada yang bisa membantu. Kasus PVS di taiwan sendiri cukup tinggi, dari data kementrian kesehatan Taiwan di tahun 2022 angka pasien PVS menunjukkan 2196 pasien.
Special Need Dentistry di Tzu Chi Hospital Hualien memiliki satu departemen sendiri dimana sebelumnya dikenal dengan “Handiccaped Dentistry” kemudian berubah menjadi “Disability Dentistry” dan sekarang menjadi “Special Need Dentistry”. Klinik gigi gratis ini dikhususkan bagi penderita PVS yaitu kondisi dimana pasien tidak sadarkan diri, tidak dapat merespon dan hanya bisa terbaring di tempat tidur.
Kondisi pasien PVS biasanya sangat rentan dengan masalah kesehatan mulut. “Terdapat dua hal penting dalam penanganan masalah mulut bagi penderita PVS yaitu General Oral Condition (buruknya kebersihan mulut, bau mulut) dan Common Disesase. Dalam perjalanannya klinik dental ini telah memberikan berbagai perawatan secara gratis, mulai dari pembersihan gigi, scaling, exfoliation epithelium dari oral mucosa, exfoliation keratinized epi dari oral mucosa, lip sucking (kondisi pasien menggigit bibir), dan lainnya,” kata Dr Lee. Tentunya semua berkat kerja sama tim yang baik dari dokter, keluarga pasien, perawat, dan para relawan. Satu hal yang berkesan dari Dr Lee adalah saat salah satu pasien PVS kembali sadar dan dapat menggerakkan tubuhnya hingga berbicara. “ini adalah sebuah mukjizat dimana pasien yang biasanya kami bantu rawat, kami bernyanyi untuknya, dia terbangun dari koma yang panjang, dan itu adalah momen paling berkesan bagi saya,” kata Dr. Lee.
Komunikasi yang Efektif dalam Kedokteran Adalah Kunci
Dalam kedokteran gigi, peran Dental Radiologis sangatlah penting. Dr Muhammad Novo, Dento-Maxillofacial Radiologist Consultant menjelaskan, untuk mencapai keberhasilan diagnosa dan sebuah perawatan yang tepat dibutuhkan komunikasi yang baik antara beberapa pihak, salah satunya radiologi.
Dalam kedokteran gigi, peran Dental Radiologis sangatlah penting. Dr Muhammad Novo, Dento-Maxillofacial Radiologist Consultant menjelaskan, untuk mencapai keberhasilan diagnosa dan sebuah perawatan yang tepat dibutuhkan komunikasi yang baik antara beberapa pihak. Bagaimana dokter gigi mendapatkan informasi yang tepat dari pasien, kemudian disampaikan ke radiologi untuk mendapatkan gambaran kondisi pasien. Jika dalam proses tersebut terdapat informasi yang tidak akurat maka hasil akhir yang didapat juga bisa tidak tepat atau tidak seperti yang diharapkan. CBCT (Cone Beam CT) ini merepresentasikan komunikasi yang efektif dimana pertama-tama harus meng-orientasikan kembali data awal pasien, mengoptimalkan gambar data pasien, melihat gambar data apakah sesuai dengan rekomendasi atau ada kelainan lain. Selanjutnya adalah menformat data untuk melihat gambar lebih detail. Setelah mendapatkan detail gambar maka radiologis akan meng-capture foto yang menggambarkan kondisi pasien sebelum akhirnya dituangkan dalam sebuah laporan radiologi.
“Komunikasi yang efektif antara radiologist, dokter gigi dan pasien dapat ditingkatkan sehingga perawatan terbaik dapat diberikan,” kata Dr. Muhammad Novo.
Sebagai penutup, Dr. Novo menyampaikan tiga poin penting, “Gangguan komunikasi dapat terjadi kapan saja dan kepada siapa saja yang dapat menimbulkan komunikasi tidak efektif. Kedua, perkembangan teknologi dalam radiologi tidak hanya meningkatkan hasil diagnosa namun juga menjelaskan kondisi saat ini dan perencanaan treatment selanjutnya. Komunikasi yang efektif antara radiologist, dokter gigi dan pasien dapat ditingkatkan sehingga perawatan terbaik dapat diberikan,” tambahnya.
Editor: Hadi Pranoto