Tolong Sampaikan Kepada Tzu Chi, Kami Bahagia Menerima Bantuan Ini
Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Arimami Suryo AKapten Inf Jasmungin (dua dari kiri) saat berkoordinasi dengan relawan Tzu Chi jelang dimulainya pembagian paket sembako Tzu Chi, Minggu 18 Mei 2020.
Kapten Inf Jasmungin (55) yang menjabat sebagai Pasiter Kodim dari Komando Distrik Militer atau Kodim 0606/Kota Bogor tampak begitu semangat ketika tiba lagi di lapangan Sekolah Tunas Harapan. Jarum jam di arlojinya baru menunjukkan pukul 7.30 WIB. Padahal hingga pukul sembilan malam tadi, ia masih berada di sini, di area yang bakal menjadi lokasi pembagian 500 paket bantuan dari Tzu Chi Indonesia pagi itu, Minggu 18 Mei 2020.
“Pukul sembilan malam saya masih di sini. Hujan deras Kota Bogor jam sembilan malam sehingga sembako tidak saya turunkan bersama Danramil Bogor Selatan. Ya akhirnya jangan diturunkan dulu karena hujan. Kalau sembako tidak kita pindahkan (dari Markas Kodim 0606/Kota Bogor) tadi malam, mungkin kegiatan hari ini belum bisa dimulai,” terangnya.
Kapten Inf Jasmungin pun langsung memberikan arahan kepada anggota Koramil Bogor Selatan untuk menurunkan paket bantuan dari truk dan menjejerkannya dengan rapi. Masih ada waktu satu setengah jam lagi sebelum paket dibagikan.
“Bantuan ini kami berikan kepada warga dengan selektif, tidak asal kasih. Saya sudah kasi warning kepada Danramil Bogor Selatan untuk bisa menyampaikan kepada para babinsa-nya (Bintara Pembina Desa TNI AD), cari warga kita yang betul–betul belum tersentuh bantuan, dan betul-betul warga kita yang butuh untuk makan. Bukan butuh untuk enak,” terangnya.
Para personil TNI menurunkan bantuan sembako Tzu Chi dari truk.
Para penerima bantuan ini adalah warga dari 16 kelurahan di Kecamatan Bogor Selatan. Sebelumnya para anggota babinsa sudah bekerja keras menyurvei warga Bogor Selatan yang belum pernah mendapatkan bantuan selama wabah Covid-19. Bantuan dari Tzu Chi ini diharapkan bisa menutup celah-celah dari sembilan pintu bantuan bagi warga terdampak Covid-19 yang ada di Kota Bogor.
Sejak virus Corona menjadi pandemi, hari-hari Kapten Inf Jasmungin menjadi sangat padat.
“Kegiatan di wilayah kami juga menangani Covid-19, kegiatan rapid test. Kami bekerja sama dengan homecare yang ada di Jakarta, sedang berlangsung juga. Tapi sementara konsentrasi di sini. Setelah ini (bagi bantuan dari Tzu Chi) saya tidak pulang, saya ada kegiatan pengawasan rapid test di Gor Pajajaran. Kita juga memantau kegiatan pengamanan PSBB,” jelasnya dengan penuh semangat.
Sementara itu terkait dengan penyaluran bantuan kemanusiaan dari Tzu Chi Indonesia bagi warga Bogor ini, Kapten Inf Jasmungin dan pihak terkait di Kodim dan Koramil, sudah sibuk sejak pekan lalu. Mulai dari koordinasi tentang pengiriman barang bantuan dari Jakarta ke Markas Kodim, tentang survei warga oleh para anggota babinsa, hingga mekanisme pembagian kepada warga.
“Kami terima kasih banyak atas bantuan yang diberikan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi kepada warga masyarakat yang notabene sementara waktu ini banyak yang terdampak Covid-19,” tambahnya.
Sukacita Warga
Pada pukul sembilan pagi akhirnya paket bantuan sembako pun dibagikan kepada warga. Tampak Inge (seragam biru) menyerahkan paket bantuan kepada warga.
"Kelurahan Pamoyanan! Kelurahan Cipaku! tengah Cipaku! untuk sebelah kanan saya Kelurahan Harjasari! Dimohon di luar dari kelurahan ini tolong mundur ya bapak bapak, ibu-ibu istirahat dulu!”
Komando melalui loudspeaker tersebut menandai dimulainya pembagian paket sembako. Nurina (43) warga Kampung Sindang Sari Kelurahan Pamoyanan ikut berbaris rapi dengan warga lainnya. Tak lupa para anggota TNI dan relawan mengingatkan warga untuk mengambil jarak aman dan tidak bergerombol.
Pagi itu Nurina diantar sang suami ke sini. Dengan menyerahkan kupon sembako dan fotokopi KTP, Nurina pun menerima paket sembako yang berisi beras, mi instan, minyak goreng dan gula pasir ini.
“Alhamdulillah dapat bantuan. Sekarang kan bulan Ramadan, jadi saya manfaatkan buat bayar Zakat Fitra, buat makan juga. Alhamdulillah ada rejeki saya dari sini. Ibu ucapkan terima kasih sekali kepada Yayasan Buddha Tzu Chi,” kata Nurina yang sudah delapan tahun ini bekerja sebagai asisten rumah tangga.
Nurina dibonceng sang suami kembali pulang ke rumah dengan wajah gembira.
Para laki-laki yang terlihat masih muda ini kebanyakan adalah keluarga dari lansia penerima bantuan. Mereka datang untuk mendampingi dan membawakan bantuan ini.
Bantuan ini begitu berarti bagi Nurina mengingat suaminya yang sebelumnya bekerja sebagai buruh serabutan belum bekerja kembali pasca kecelakaan yang menimpanya. Sang suami sebelumnya tertabrak angkutan umum dan mengharuskannya beristirahat selama setahun.
Bersyukur Nurina memiliki majikan yang sangat baik, bahkan membantu biaya pendidikan sekolah anak-anaknya. Dari enam anak Nurina, tiga masih bersekolah. Tak hanya sampai di situ, sang majikan yang juga anggota TNI ini juga membuatkan keluarganya warung kecil-kecilan.
“Walaupun warung tidak besar tapi Alhamdulillah bisa membantu ekonomi. Karena kalau mengandalkan gaji satu bulan saya, itu memang tidak cukup buat makan, belum lagi ada keperluan yang sering tidak terduga,” kata Nurina.
Kebahagiaan Relawan Tzu Chi dan TNI
Pak Nedih saat menerima paket bantuan sembako dari Tzu Chi. Tak selang lama, anaknya maju ke depan untuk membawakan sembako ini.
Pembagian paket sembako di lapangan Sekolah Tunas Harapan ini pun berjalan lancar. Meski beratnya paket sembako ini cukup membuat warga terengah-engah, namun mereka pulang dengan hati gembira. Lie Sioe Ing atau yang biasa disapa Inge, Penanggung Jawab Tzu Chi Bogor, turut bergembira menyaksikan sukacita pada pembagian paket bantuan ini.
“Pembagian bantuan sangat sesuai dengan harapan kami para relawan Tzu Chi. Apalagi para penerima bantuan ini memang tepat sasaran. Jadi di sini sasaran yang paling tepat ya di Bogor Selatan. Karena kalau di kota sudah banyak yang menyumbang. Nah di sini ada yang menyumbang tapi kurang,” kata Inge. Inge juga sangat berterima kasih kepada pihak TNI atas kelancaran pembagian bantuan ini.
Kebahagiaan juga dirasakan oleh Kapten Inf Jasmungin yang sudah berhari-hari turut mengokoordinir pembagian paket sembako dari Tzu Chi ini.
“Hari ini luar biasa. Sebuah kegiatan itu kalau tidak berjalan dengan baik itu jadi beban kami. Tapi kalau kegiatan berlalu, berjalan dengan baik itu merupakan kepuasan bagi kami,” pungkas Kapten Inf Jasmungin.
Kami Senang Dapat Bantuan
Oji dan Pak Nedih berjalan mengikuti jalan menurun menuju rumahnya.
Pak Nedih dan istrinya Bu Titi membuka paket sembako Tzu Chi dengan perasaan penuh syukur.
Sementara itu Oji (37) dengan cekatan mengambil paket bantuan Tzu Chi dari dekapan tangan ayahnya, Pak Nedih (64). Tak dibiarkan ayahnya itu berlama-lama membawa sendiri paket sembako tersebut. Bapak dan anak ini jauh-jauh naik angkot dari desa Lembursawah di Kelurahan Mulyaharja. Padahal rumah mereka sangat jauh, dengan jarak tempuh sekitar satu jam termasuk dengan jalan kaki mengingat rumah mereka yang berada di pelosok dengan jalanan naik turun yang berliku.
“(Kenapa bela-belain ke sini padahal jauh pak?) Kalau tidak diambil itu sayang, dan butuh juga,” jawab Pak Nedi sambil tertawa.
“Dari pada cari-cari, lebih baik yang ada diambil,” tambah Oji, sang anak.
Mendengar cerita mereka, Tim redaksi Tzu Chi Indonesia pun turut mengantar Pak Nedih dan putranya pulang sekaligus berkunjung ke rumah mereka. Ternyata benar, rumah Pak Nedih cukup jauh, dengan jalan berkelok-kelok. Namun memasuki desa Lembursawah, pemandangan hijau sekeliling sungguh menyegarkan mata.
Usai mendapatkan bantuan sembako dari Tzu Chi, Pak Nedih pun melanjutkan pekerjaannya di lahan tegalan yang digarapnya.
Rupanya Pak Nedih sehari-hari bekerja sebagai petani tegalan. Ia menanam singkong, nanas, talas di sebuah lahan miliki sebuah PT. Hasil dari berkebun inilah yang Oji jual di Pasar. Sedihnya, sejak wabah corona, penghasilan mereka menurun.
“Kalau berjualan kan, pembelinya otomatis berkurang,” kata Oji.
Tak hanya jauh, untuk sampai ke rumah Pak Nedih, harus berjalan kaki mengikuti jalan menurun. Berhati-hatilah jika tak ingin tergelincir karena jalanan sedikit berlumut.
Ketika sampai di depan rumah Pak Oji, sang istri, Titi (60) langsung menyambut kami dengan hangat. Obrolan kami mengalir seperti sudah lama saling kenal. Mereka juga bercerita jika rumah mereka baru beberapa bulan ini mendapatkan bantuan bedah rumah dari pemerintah setempat sehingga lebih nyaman dihuni.
Usai bercerita tentang kehidupan sehari-hari keluarga ini, kami lalu mempersilahkan Bu Titi untuk membuka paket sembako Tzu Chi.
“Alhamdulillah terima kasih atas bantuannya, kami senang atuh,” kata Bu Titi sambil tersenyum
Rencananya Bu Titi akan memasak beras dari Tzu Chi sore ini juga untuk berbuka puasa, demikian juga minyak goreng dan mi instan.
Pak Nedih, kalau dalam bahasa Sunda, istilahnya sedang ngoret, yakni sedang membersihkan tegalan-nya dari dedaunan kering.
Pak Nedih mengaku sangat senang hari itu karena menerima bantuan paket sembako dari Tzu Chi.
Kami juga diajak melihat tegalan yang sudah bertahun-tahun ini digarap oleh Pak Nedih. Wah pohon singkong sudah tinggi-tinggi. Pak Nedih menggunakan koret untuk membersihkan dedaunan di tegalan itu.
Siang itu, panas beradu dengan rimbunnya pepohonan yang kami lewati. Sungguh sebuah kebahagiaan tersendiri bisa turut merasakan kebahagiaan yang mungkin sederhana namun sangat berarti bagi para penerima bantuan ini.
“Terima kasih sekali lagi neng, tolong sampaikan kepada yayasan (Tzu Chi), kami bahagia sekali menerima bantuan ini,” kata Pak Nedih. Bu Titi turut menganggukkan kepalanya. Senyum mereka mengiringi perjalanan kami kembali ke Jakarta.
Editor: Hadi Pranoto
Artikel Terkait
Perhatian dari Tzu Chi Membuat Beban Itu Terasa Lebih Ringan
29 April 2020Bantuan Tzu Chi Membangkitkan Semangat Tim Medis RSUD Kota Bogor
22 Maret 2020Bantuan kebutuhan medis dari Tzu Chi Indonesia membangkitkan semangat tim medis RSUD Kota Bogor yang stand by 24 jam dalam penanganan wabah Covid-19. Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama RSUD Kota Bogor Ilham Chaidir saat menerima bantuan Tzu Chi berupa 50 buah baju isolasi (APD) dan 4.000 buah masker, Sabtu 21 Maret 2020.