Tonggak Tzu Chi di Pekanbaru

Jurnalis : Hadi Pranoto, Fotografer : Hadi Pranoto
 
 

fotoRelawan Tzu Chi Jakarta yang sedang mempersiapkan pelaksanaan baksos kesehatan di Pekanbaru pada tanggal 20-21 Maret 2010 juga berkesempatan melihat sejarah peresmian Kantor Penghubung Tzu Chi Pekanbaru.

Satu lagi tonggak sejarah Tzu Chi di Indonesia ditanamkan. Selasa pagi, 16 Maret 2010, Kantor Penghubung Tzu Chi Pekanbaru diresmikan penggunaannya. Acara peresmian ini ditandai dengan penarikan kain selubung merah yang menutupi papan nama kantor yayasan oleh Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Liu Su Mei. “Semoga dengan adanya rumah baru ini, kita bisa mengajak lebih banyak orang lagi untuk menjadi Bodhisatwa dunia, yaitu Bodhisatwa yang dapat membantu orang lain.”

Liu Su Mei juga berharap dengan adanya kantor ini bisa menjadi tempat menyebarkan cinta kasih, membantu orang-orang yang kurang mampu dan membutuhkan. Di Indonesia, saat ini Tzu Chi telah memiliki 12 Kantor Penghubung dan Perwakilan: Makassar, Surabaya, Medan, Bandung, Tangerang, Batam, Pekanbaru, Padang, Lampung, Singkawang, Yogyakarta, dan Bali.

Setelah sebelumnya sempat berkantor di rumah salah satu relawan Tzu Chi Pekanbaru, kantor yayasan kemudian berpindah ke Mal Pekanbaru. Dua tahun kemudian, kini lebih dari 100 relawan Tzu Chi di Pekanbaru memiliki rumah baru di Jalan Ahmad Yani No. 42 E – F, Pekanbaru. Menempati dua buah bangunan ruko di kawasan yang cukup strategis, kantor ini terbilang cukup lengkap sarana prasananya, mulai dari ruang kebaktian, kantor, tempat meeting hingga sampai Jing Si Books and Café.

Tzu Chi Pekanbaru sendiri berada di naungan He Qi Utara. “Kita harus dapat mensyukuri semua berkah yang kita miliki. Kita harus dapat memanfaatkan kehidupan untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat,” kata Like Hermansyah, Ketua He Qi Utara saat memberikan sambutan kepada para relawan. Menurut Like, dengan memanfaatkan waktu— untuk berbuat kebajikan dan membantu sesama— secara optimal, maka itu akan membuat kehidupan kita menjadi lebih bermakna. “Apa yang kita lakukan kemarin akan menjadi kenangan, apa yang kita perbuat hari ini akan menjadi sejarah untuk hari esok,” kata Like memberi semangat kepada para relawan Tzu Chi Pekanbaru.

foto  foto

Ket : - Liu Su Mei memotong dan memberikan nasi tumpeng kepada Ketua Tzu Chi Pekanbaru, Lutiana             (biru putih) dan juga Lie Mei Kiau (kedua dari kiri). (kiri)
       - Tzu Chi Pekanbaru berada di bawah naungan He Qi Utara. Ketua He Qi Utara, Like mengajak para             relawan untuk terus berbuat kebajikan agar kehidupan ini menjadi lebih bermakna. (kanan)

Berawal dari Satu Orang Relawan
Keberadaan Kantor Penghubung Pekanbaru sendiri tidak bisa dilepaskan dari kiprah Lie Mei Kiau, relawan Tzu Chi yang sejak tahun 2003 sudah mulai merintis Tzu Chi di Pekanbaru. Seperti disampaikan oleh Lutiana (Luk Ti Se), Ketua Kantor Penghubung Tzu Chi Pekanbaru, ”Secara pribadi saya berterima kasih kepada Mei Kiau Shijie, karena tanpa beliau, tidak akan ada Tzu Chi di Pekanbaru.” Lutiana juga menceritakan pengalamannya 6-7 tahun silam kala dia didekati oleh Mei Kiau untuk menjadi donatur Tzu Chi. Mei Kiau sendiri bertemu dengan Lutiana dari suaminya yang membuka usaha reparasi AC (Air Conditioner). Saat itu kebetulan suami Mei Kiau tengah mengerjakan order di perusahaan Lutiana bekerja. “Saya ceritakan tentang Tzu Chi dan ajak beliau (Lutiana) untuk menjadi donatur Tzu Chi, walaupun saat itu bahasa Indonesia saya masih sangat kurang,” kata Mei Kiau mengenang.

Dimulai dari donatur Tzu Chi, akhirnya pelan-pelan Lutiana dan beberapa relawan lainnya mulai melakukan aktivitas sosial, yakni kunjungan kasih ke panti jompo. Pelan tapi pasti, relawan Tzu Chi Pekanbaru pun mulai “berani” menangani pasien kasus. Posisi Mei Kiau saat itu tetap sebagai orang di belakang layar. “Sehari demi sehari, sebulan demi sebulan, sampai akhirnya Mei Kiau berhasil membujuk beberapa orang untuk menjadi relawan Tzu Chi,” kata Lutiana.

Setelah terbilang cukup solid, maka pada bulan April 2007, Tzu Chi Pekanbaru memberanikan diri untuk mengadakan baksos kesehatan besar yang pertama di Pekanbaru. Pada waktu itu Lutiana memberanikan diri menjadi koordinator pelaksanaan baksos yang didukung oleh relawan Tzu Chi Jakarta. Lie Mei Kiau dan relawan Pekanbaru lainnya juga  berperan besar dalam menyukseskan pelaksanaan baksos tersebut.

foto  foto

Ket : - Dimulai dari satu orang relawan, Lie Mei Kiau, cinta kasih Tzu Chi menyebar dan meluas hingga                      mencapai ratusan relawan Tzu Chi di Pekanbaru. (kiri).
         - Anak-anak kelas budi pekerti Tzu Chi juga turut memeriahkan acara dengan pertunjukan isyarat tangan.             kanan)

“Saya berani mengambil tanggung jawab itu karena saya pikir kalau tidak ada satu pun orang yang mau mengambil peran itu, maka Tzu Chi Pekanbaru tidak akan berkembang,” kenang Lutiana. Dan terbukti, meski baru pertama kali, namun pelaksanaan baksos kesehatan yang bertempat di RS Lancang Kuning Pekanbaru itu terbilang sukses. Sejak itulah keberanian dan kepercayaan diri relawan Tzu Chi Pekanbaru semakin berkembang. Beberapa relawan aktif mengikuti pelatihan di Jakarta, mulai dari abu putih hingga biru putih. Bahkan, Lie Mei Kiau sendiri telah dilantik menjadi anggota komite Tzu Chi. “Saya sangat berbahagia hari ini. Dari hanya beberapa orang relawan, sekarang Tzu Chi di Pekanbaru sudah memiliki kantor sendiri,” kata Lie Mei Kiau dengan bahasa Indonesia yang sekarang lebih lancar. Ia pun berterima kasih kepada Master Cheng Yen yang telah mendirikan Tzu Chi sehingga ia pun tergerak untuk menyebarkan cinta kasih universal, khususnya di Pekanbaru.

Tantangan dan Harapan
Dengan jumlah relawan yang semakin meningkat dan memiliki kantor sendiri, tentunya akan lebih banyak orang yang datang untuk mengajukan permohonan bantuan, baik kesehatan maupun kasus-kasus lainnya. “Itulah yang kami harapkan, dengan dibukanya (kantor) ini, kita secara mental dan fisik sudah bisa menerima kasus. Dengan adanya kantor ini, maka akan semakin banyak orang yang dibantu,” ujar Lutiana.

Semakin banyak kasus yang ditangani, maka relawan pun tentunya harus turut bertambah. Setidaknya Lutiana sudah menyiapkan berbagai kegiatan untuk menjaring para relawan di Pekanbaru, antara lain melalui sosialisasi pelestarian lingkungan dan alat makan, kelas budi pekerti, berbagi kisah (sharing), dan juga sosialisasi calon relawan. “Mudah-mudahan dengan dukungan dari semua relawan Pekanbaru dan Tzu Chi Jakarta, Tzu Chi di Pekanbaru bisa terus berkembang,” kata Lutiana bersemangat.

foto  foto

Ket : - Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Liu Su Mei (kanan) meresmikan Kantor Penghubung Tzu Chi             Pekanbaru pada hari Senin, 16 Maret 2010 di Jalan Ahmad Yani No. 4 E – F, Pekanbaru, Riau. (kiri).
        - Dalam sambutannya, Liu Su Mei memberikan semangat kepada para relawan Tzu Chi Pekanbaru             untuk terus menebar bibit cinta kasih di Pekanbaru.   (kanan)

Lutiana berharap semua relawan dan donatur Tzu Chi di Pekanbaru bisa tetap bersemangat menapaki jalan Bodhisatwa ini. “Semoga dengan semakin banyaknya orang-orang yang bersumbangsih maka dunia akan terhindar dari bencana,” ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Liu Su Mei juga mengingatkan kepada para relawan untuk tidak hanya bekerja sosial semata, namun juga harus membangun sebuah niat untuk membina diri ke arah yang lebih baik— mengubah kebiasaan-kebiasaan buruk. “Marilah kita semua bertekad dan berikrar yang baik. Dengan adanya tempat ini, maka akan menjadi tempat yang baik untuk menanam berkah,” kata Liu Su Mei.

  
 
 

Artikel Terkait

Membentuk Generasi yang Pandai Bersyukur

Membentuk Generasi yang Pandai Bersyukur

31 Agustus 2023

Penting sekali untuk mengingatkan anak-anak agar selalu menyadari, menghargai, dan terus menanam berkah. Inilah yang diajarkan di Kelas Budi Pekerti Tzu Chi Tanjung Balai Karimun pada 20 Agustus 2023.

Mengasah Kepekaan Diri

Mengasah Kepekaan Diri

05 Agustus 2011
Banyak relawan baru yang bergabung dengan insan Tzu Chi dalam dua hari ini, salah satunya Widarto, ia tinggal di Bagan dan ia saat ini sedang menikmati liburannya di Jakarta. Widarto berpartisipasi dalam kegiatan ini, mengisi liburannya dengan berbuat baik terhadap sesama.
 Peduli Korban Kabut Asap di Perawang

Peduli Korban Kabut Asap di Perawang

04 Oktober 2019

Dalam tiga hari (22-24 September 2019), kegiatan baksos kesehatan dan pembagian masker, susu, dan obat tetes mata ini berhasil disalurkan kepada 2.130 warga yang membutuhkan. Kegiatan dilaksanakan di 3 lokasi: Desa Pinang Sebatang Timur, Barat, dan Induk, Perawang, Provinsi Riau.

Lebih mudah sadar dari kesalahan yang besar; sangat sulit menghilangkan kebiasaan kecil yang buruk.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -