Topan Haiyan: Mengetuk Hati Para Guru
Jurnalis : Juliana Santy, Fotografer : Juliana Santy
|
| ||
Kejadian ini menyebabkan duka yang mendalam bagi warga Filipina dan dunia. Insan Tzu Chi dari berbagai negara juga telah mulai bergerak untuk membantu dan mengumpulkan dana bagi korban Topan Haiyan. Di Indonesia sendiri penggalangan dana sudah dimulai bagi kalangan internal relawan dan staf Yayasan Buddha Tzu Chi sejak 11 November lalu. Pada tanggal 15 November 2013, guru-guru TK Tzu Chi School juga melakukan penggalangan dana seusai meeting yang mereka lakukan. Sebanyak 5 orang guru diantaranya merupakan guru yang berasal dari Filipina. Mereka berbagi kisah mengenai keadaan Filipina saat ini yang beberapa wilayahnya hancur karena Topan. Mereka bersyukur tempat tinggal mereka serta sanak saudara aman dari bencana, namun di sisi lain mereka juga merasakan duka yang mendalam. Walaupun berada di negara lain, mereka tak hanya ingin berdiam diri saja. Kelima guru ini mengajak guru-guru lainnya untuk melihat keadaan Filipina pascabencana, dan mengetuk hati guru lainnya untuk turut membantu warga Filipina. usai melakukan penggalangan dana, mereka pun bersama-sama berdoa bagi Filipina.
Keterangan :
Salah satu guru yang juga warga Filipina, yaitu Tulayba Rowelie Locsin, ia merasa bersyukur bekerja di Tzu Chi. Di saat bencana besar melanda negaranya, insan Tzu Chi dari berbagai negara bergerak untuk memberikan bantuan dengan cepat. “Saya merasa sangat bersyukur kepada Tzu Chi karena bantuannya. Walaupun di Indonnesia, saya merasa bersyukur dan gembira, karena guru-guru di sini juga ikut membantu. Walaupun jauh dari Filipina, tapi mereka juga menunjukan rasa empatinya bagi Filipina,” ucapnya. Ia juga berharap warga Filipina yang terkena bencana dapat segera memiliki tempat berlindung yang aman dan kehidupan dapat kembali normal lagi. Rasa empati bagi Filipina juga dirasakan oleh guru lainnya, seperti Zhuang Rui Hua. Melihat video tentang bencana yang terjadi di Filipina ia teringat tentang kampung halamannya di Shantou,Cina. Saat itu kampung halamannya terkena banjir besar dan dalam sekejap rumah-rumah terendam banjir, kejadian itu membuatnya dapat merasakan kejadian yang menimpa Filipina. Melihat berita-berita yang menimpa Filipina ia merasa empati, namun ia tidak tahu apa yang bisa ia lakukan untuk korban bencana, sehingga hari itu ia berterima kasih pada guru-guru Filipina di Tzu Chi School yang memberikan kesempatan kepadanya dan guru-guru lainnya untuk menyalurkan bantuan. | |||
Artikel Terkait
Tzu Ching Camp 2017: Kebaikan Berawal dari Kebahagiaan
24 Juli 2017Tzu Ching Camp 2017 digelar di Aula Jing Si, Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk Jakarta, 22-23 Juli 2017. Kegiatan yang diikuti oleh 102 peserta dari Jakarta, Bandung, Tangerang, dan Biak ini akan mendidik serta memberikan pengalaman untuk menjadi generasi muda Tzu Chi.
Mengenal Tiga Hari Besar Tzu Chi
11 Mei 2016Mengubah Duka Pengungsi Menjadi Sukacita
06 Juli 2017Trauma serta kesedihan jauh dari keluarga yang dirasakan pengungsi turut dirasakan oleh relawan Tzu Chi. Selama tiga hari, tepatnya dari tanggal 3-5 Juli 2017, para relawan Tzu Chi berbagi kebahagiaan kepada 255 pengungsi, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.