Topan Haiyan: Saling Mengasihi
Jurnalis : Rudi Santoso, Tjhin Hordil Ferdy (He Qi Utara) , Fotografer : Rudi Santoso, (He Qi Utara)
|
| ||
Untuk meringankan penderitaan saudara-saudara kita di Filipina, Yayasan Buddha Tzu Chi di seluruh dunia dan Indonesia pun mengadakan kegiatan mengalang dana dan hati untuk korban bencana Topan Haiyan di Filipina. Seperti kata perenungan Master Cheng Yen “Satu pihak mendapat kesulitan, maka bantuan akan datang dari berbagai penjuru, inilah yang di namakan saling mengasihi.” Relawan Hu Ai Jelambar mengadakan penggalangan dana lanjutan secara berturut-turut pada hari Sabtu dan Minggu, tanggal 30 November dan 1 Desember 2013. Pada hari Sabtu sekitar 28 relawan hadir dalam kegiatan ini. Mereka dengan sigap berpencar ke beberapa titik keramaian. Ada relawan yang berjalan menelusuri jalan-jalan, ada yang keluar masuk toko di sekitar Jelambar. Ada pula yang berdiri di depan minimarket dan rumah makan. Terlihat relawan begitu tulus antusias dalam menjalankan kegiatan pengalangan dana ini. Mimik ceria penuh senyum menghiasi setiap wajah relawan. “Ibu, Bapak ayo kita sama-sama meringankan beban saudara kita di Filipina,” ajak Tio Lie Kim Shijie ramah pada orang yang lalu lalang di sekitar THI Jelambar. Alhasil banyak yang ikut bersumbangsih. Mereka dari berbagai lapisan masyarakat, orang dewasa sampai anak-anak juga tergerak hatinya untuk membantu.
Keterangan :
Pada masa sekarang di saat informasi begitu canggih masyarakat pada umumnya sudah tahu bahwa telah terjadi sebuah bencana yang dasyat dan menyayat hati di Filipina. Para korban bencana di sana sangat membutuhkan bantuan darurat, lewat kegiatan galang dana dan galang hati Yayasan Buddha Tzu Chi inilah, mereka merasa gembira bisa berbuat sesuatu untuk sesama seperti yang di tuturkan Lany (58). “Saya sangat terharu melihat kondisi yang parah di sana, hati selalu merasa sedih namun tidak tahu harus berbuat apa? Nah, hari ini kebetulan belanja melihat ada penggalangan dana untuk bencana Filipina, saya langsung terpikir untuk ikut bersumbangsih,” ucap Lany. Di dunia ini masih banyak kisah cinta yang tiada habisnya untuk kita telusuri. Betapa relawan merasa bahagia walaupun sudah berdiri dari jam 18:30 sampai 20:45 WIB, namun senyum tetap menghiasi wajah mereka seperti saat awal sewaktu memulai kegiatan ini. Satu patah kata keluh kesah pun tak terdengar dari bibir mereka, yang terdengar hanyalah rasa syukur atas sumbangsih masyarakat sekitar. Keesokan harinya, Minggu 1 Desember 2013, sebanyak 7 relawan termasuk ketua Hu AiJelambar, Jenny Insan kembali turun ke lapangan mengalang dana. Kali ini mereka memulai kegiatan pukul 12.00 sampai dengan 14.00 WIB. Panasnya terik mentari tidak menyurutkan semangat mereka. “Kami adalah murid Master Cheng Yen, guru kami punya hati yang penuh dengan cinta kasih universal. Maka kami harus juga punya semangat cinta kasih yang tinggi,” ujar salah satu relawan menutup kegiatan hari ini. |
| ||