Training Guru Tzu Chi School

Jurnalis : Juliana Santy, Fotografer : Juliana Santy
 
 

fotoMei Rong, seorang relawan Tzu Chi menjelaskan mengenai pendidikan Tzu Chi yang berbasis budaya humanis kepada para guru Tzu Chi School di PIK Jakarta Utara.

Tzu Chi School yang terletak di Pantai Indah Kapuk (PIK) Jakarta Utara akan segera memulai tahun ajaran baru yang pertama. Selasa 14 Juni 2011, diadakan orientasi dan training guru bagi para guru yang akan mengajar di Tzu Chi School Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Acara ini bertujuan untuk mengenalkan guru tentang Tzu Chi secara lebih mendalam dan filosofi pendidikan Tzu Chi. Acara ini diikuti oleh 15 peserta yang terdiri dari guru dan beberapa staf karyawan. Sesi pertama pada pagi hari itu yaitu perkenalan tentang Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, mulai dari sejarah, visi dan misi hingga apa yang telah dilakukan saat ini.  Setelah itu dilanjutkan dengan video mengenai filosofi pendidikan yang berlaku pada Sekolah Tzu Chi di Taiwan.  

Mengajar dalam lingkungan Tzu Chi berbeda dengan sekolah lain pada umumnya, terutama pada budaya humanis yang diterapkan oleh insan Tzu Chi dimanapun mereka berada. Pada sesi ini peserta diperkenalkan dengan budaya humanis dan tata krama yang berlaku di Tzu Chi mulai dari cara makan, berjalan, duduk hingga tidur. Selain itu juga peserta diberikan pengarahan mengenai cara penggunaan seragam yang baik dan benar. Sesi ini memberikan ketertarikan sendiri bagi guru yang hadir.  “Mengenai tata krama itu kita harus memulai dari guru-guru. Kita harus belajar dulu tata kramanya, jadi kalau kita mengajar anak-anak gurunya juga harus memberi teladan,” ungkap seorang guru bahasa Mandarin setelah melihat tata cara tersebut. Mereka pun diajak untuk mengenal salah satu budaya humanis Tzu Chi lainnya, yaitu isyarat tangan. Guru yang sudah belajar pun maju menampilkan isyarat tangan tersebut dan kembali sama-sama belajar gerakan tersebut.

foto  foto

Keterangan :

  • Selasa, 14 Juni 2011, diadakan training bagi guru-guru yang akan mengajar di Tzu Chi School PIK Jakarta Utara. (kiri)
  • Peserta training yang hadir pun diajak melihat jejak langkah Tzu Chi dan misi Tzu Chi melalui sebuah tayangan video. (kanan)

Sekolah Tzu Chi membutuhkan semangat dari para guru untuk mendidik anak-anak karena harapan begara ada pada anak-anak dan harapan anak-anak ada pada pendidikan yang baik. Setelah mengenal budaya humanis, para guru diperkenalkan tentang pendidikan Tzu Chi yang berbasis budaya humanis. Sesi ini dibawakan oleh seorang relawan Tzu Chi yang bernama Mei Rong. Ia menjelaskan bagaimana pendidikan humanis yang biasanya diterapkan pada kelas budi pekerti dan cara mereka mengajarkannya. Pada sesi tersebut ia menganalogikan guru dan anak-anak dalam sebuah pohon. Pada saat menempuh pendidikan awal di TK (Taman Kanak-kanak), guru bagaikan menabur benih cinta kasih, lalu berlanjut ke jenjang SD, guru bagaikan merawat tunas dengan kasih sayang dan setelah itu pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi seperti SMP dan SMA, anak-anak semakin tumbuh dewasa, dan bagaikan sebuah pohon dengan banyak ranting, guru mendidik dengan kasih sayang merapikan ranting pohon tersebut.

foto  foto

Keterangan :

  • Berada di manapun, Tzu Chi tak dapat dilepaskan dari keiindahan budaya humanisnya. Pada training ini guru-guru juga diberikan pengetahuan mengenai budaya humanis Tzu Chi. (kiri)
  • Sejumlah guru menampilkan bahasa isyarat tangan yang berjudul "Xu Yi Ge Xi Wang De Wei Lai" yang berarti harapan bagi masa depan yang cerah.(kanan)

Sesi itu pun dilanjutkan dengan penjelasan oleh Direktur Tzu Chi School, kho Hui Ping, mengenai peraturan dan prosedur yang berlaku dan diterapkan bagi guru selama mengajar di sekolah ini. Dan acara training ini ditutup dengan mendengarkan ceramah Master Cheng Yen.

Elva, seorang guru bahasa Mandarin yang sudah memiliki pengalaman mengajar selama 3 tahun ini telah mengenal Tzu Chi sejak ia tinggal di Medan melalui stasiun televisi DAAI TV.  “Training hari ini membuat saya terharu. Kita bisa menjadi orang yang lebih baik, walaupun saat diterapkan pun memang susah, belum tentu kita sendiri pun bisa, namun kita belajar dan kita mengharapkan kita bisa memengaruhi murid-murid kita juga, jadi mereka dapat berbuat yang lebih baik dari pada kita sendiri,” ungkapnya yang kini juga telah meluangkan waktunya untuk menjadi relawan Tzu Chi.

  
 

Artikel Terkait

Membangun Cinta Kasih Universal

Membangun Cinta Kasih Universal

11 April 2019

Pada Minggu, 07 April 2019, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun melakukan kegiatan yang diadakan setiap 3 bulan sekali di setiap tahunnya yaitu pengumpulan celengan cinta kasih.

Berkat Jalinan Jodoh Baik, Tzu Chi Tanjung Pinang Memiliki Kantor Baru

Berkat Jalinan Jodoh Baik, Tzu Chi Tanjung Pinang Memiliki Kantor Baru

19 April 2022

Pada 16 April 2022 dilakukan kegiatan Peresmian Kantor Penghubung Tzu Chi Tanjung Pinang di lokasi baru yang dihadiri 31 relawan Tzu Chi Tanjung Pinang dan 7 relawan Tzu Chi Batam.

Internasional: Survei dan Pemberian Bantuan di Sichuan

Internasional: Survei dan Pemberian Bantuan di Sichuan

22 April 2013 Para relawan sudah masuk ke lokasi bencana terparah hari ini (21 April 2013) untuk melakukan survei bencana dan membawa serta 10 ribu lembar selimut tebal dan paket kebutuhan sehari-hari yang bisa dibagikan setaip saat.
Menggunakan kekerasan hanya akan membesarkan masalah. Hati yang tenang dan sikap yang ramah baru benar-benar dapat menyelesaikan masalah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -