Training Relawan: Kata Perenungan, Kata Kebijaksanaan

Jurnalis : Yuliati, Fotografer : Henry Tando (HeQi Utara)
 
 

foto
Suasana auditorium internasional lantai 3 Aula Jing Si Tzu Chi, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara dipadati oleh sekumpulan berseragam biru putih dan sebagian terdapat beberapa abu putih untuk mengikuti sesi “Kata Perenungan” pada pelatihan relawan Indonesia.

“Ketika kita masih bisa bangun dan membuka mata, setiap hari adalah sebuah kelahiran kehidupan baru, sebuah awal baru untuk memulai kehidupan lagi.”
(Kata Perenngan Master Cheng Yen)

 

 

Pagi itu, suasana auditorium internasional lantai 3, Aula Jing Si Tzu Chi, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara dipadati oleh sekumpulan berseragam biru putih dan sebagian terdapat beberapa abu putih. Mereka semua datang dari berbagai kota perwakilan dari Tzu Chi masing-masing daerah yang tersebar di seluruh  Indonesia untuk mengikuti rangkaian acara pelatihan relawan Indonesia selama 3 hari terhitung dari tanggal 22-24 Maret 2013. Kali ini, mereka mendengarkan dengan penuh cinta kasih sharing  “Kata Perenungan”  yang dibawakan oleh Nie Mei Ying, salah satu relawan Tzu Chi Pusat Taiwan.

Mengawali sesi ini, Nie Mei Ying memberikan gambaran kepada peserta bagaimana orang menjalani kehidupan ini dengan menampilkan video. Video tentang beruang kutub yang tengah menjalani hari-harinya dengan tidur dan bermalas-malasan. Berbeda dengan penguin yang bersukacita penuh semangat dalam menjalani hari-harinya. Bagaimana dengan kehidupan kita? Apakah seperti beruang kutub atau penguin? Pertanyaan ini hanya bisa direnungi oleh masing-masing individu dengan potret diri melihat kembali secara mendalam cara dan sikap apa yang sudah dilakukan. Pasti akan memilih penguin yang penuh dengan semangat. Pada dasarnya semangat memiliki kekuatan besar jika ditanam dalam hati. Kekuatan semangat dimulai dari ikrar dari hati masing-masing. Tekad dan ikrar itulah yang menjadi fondasi dasar bagi seseorang dalam menjalani kehidupan ini.

foto  foto

Keterangan :

  • Nie Mei Ying memberikan sharingnya betapa besar kekuatan dari mendalami kata perenungan yang diciptakan oleh Master Cheng Yen sebagai pedoman dalam menjalani hidup ini (kiri).
  • Dengan penuh semangat, para relawan meringkas pada catatannya mengenai sharing “kata perenungan” pada pelatihan kali ini (kanan) .

Berubah karena Kata Perenungan
Kata perenungan memiliki kekuatan yang sangat besar. Seperti yang dirasakan Nie Mei Ying bahwa dirinya dulu merupakan pribadi yang gampang marah. Ia seorang guru yang tidak disukai oleh murid-muridnya karena sifat pemarah yang tumbuh subur di dalam dirinya. Suatu saat, ia mendengar dua murid di toilet ketika ia sakit perut menyebut dirinya "ratu kekerasan". Setelah mendengar kata-kata tersebut, Nie Mei Ying tidak henti-hentinya menangis. Hingga akhirnya ketika Nie Mei Ying  mengunjungi toko buku, melihat ada buku Kata Perenungan Master Cheng Yen. Ia buka bukunya, kemudian ia membaca dan merenungi kata perenungan dengan penuh mendalam. Belajar dari kata perenungan, Nie Mei Ying menyadari apa yang sudah dilakukan kurang tepat. Wajah yang terpancar penuh kegalakan pada sebelumnya kini setelah masuk Tzu Chi dan mendapat siraman ajaran Master Cheng Yen berubah menjadi wajah yang penuh dengan senyuman dan welas asih. Dengan tersenyum maka batin menjadi tenang.

Melalui Dharma itulah Nie Mei Ying yang dulu di benci oleh murid-muridnya kini disukai oleh anak didiknya. Baginya, Dharma Master sangat bagus. Dharma melalui kata perenungan juga bisa diterapkan di sekolah-sekolah dalam mengajari anak agar memiliki budi pekerti yang luhur. Bukan hanya Nie Mei Ying saja yang mengalami perubahan pada dirinya setelah mengenal dan memahami kata perenungan melainkan anak didiknya yang telah diberikan pelajaran kata perenungan tersebut juga mengalami perubahan positif pada diri mereka. Nie Mei Ying juga memberikan sharingnya bahwa terdapat murid yang minta dicatat kesalahannya untuk kemudian dihukum jika sudah banyak terkumpul kesalahannya, namun setelah banyak kesalahan yang sudah dilakukan oleh muridnya, hingga muridnya minta Nie Mei Ying untuk memberikan hukuman kepada murid tersebut, Nie Mei Ying tidak memukul tangan muridnya namun memukul tangan sendiri karena merasa gagal mendidik murid tersebut. Dari kejadian tersebut muridnya tidak pernah melakukan kesalahan lagi. Nie Mei Ying menjadi guru yang penuh cinta kasih karena adanya kata perenungan dari Master. Demikian karena ia mengajarkan kata perenungan kepada anak didiknya hingga muridnya memiliki jiwa welas asih pula.

Kata perenungan diciptakan oleh Master Cheng Yen sendiri dengan menggunakan sepenuh jiwanya. Jiwa welas asih Master memancarkan energi kebijaksanaan dalam kata perenungan tersebut. Sehingga kata perenungan Master memiliki makna yang sangat besar dan mendalam untuk dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
  
 

Artikel Terkait

Suara Kasih: Cinta Kasih Tanpa Pamrih Bodhisatwa Dunia

Suara Kasih: Cinta Kasih Tanpa Pamrih Bodhisatwa Dunia

21 Juni 2013 Bencana akibat ulah manusia sungguh menakutkan. Tentu, kondisi iklim ekstrem juga mengkhawatirkan. Intinya, manusia harus sadar. Jika tidak, dunia akan sulit tenteram.
Jalan Sehat Green Walk

Jalan Sehat Green Walk

14 Oktober 2014

Acara ini terwujud berkat kerjasama Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Summarecon Mal Serpong, dan Summarecon Serpong. Para peserta Green Walk harus membawa celengan bambu Tzu Chi yang didapat ketika mendaftar sebagai tanda registrasi.

Kaki Prostetik Membuat Hari-Hari Siti Jadi Lebih Baik

Kaki Prostetik Membuat Hari-Hari Siti Jadi Lebih Baik

05 Oktober 2023

Siti Komariah tak menyerah karena amputasi kaki. Ia membuktikan bahwa dengan semangat, hidup tetap akan bisa dijalaninya dengan baik walau dengan satu kaki. Kini, semangatnya itu bertambah besar karena Tzu Chi memberikan bantuan kaki palsu untuknya.

Kita harus bisa bersikap rendah hati, namun jangan sampai meremehkan diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -