Training Relawan: “Mengerti Apa Tujuan Kita”

Jurnalis : Juliana Santy, Fotografer : Anand Yahya, Dimin (He Qi Barat), Juliana Santy
 
 

foto
Banyak relawan mendapatkan manfaat setelah mengikuti pelatihan yang dibawakan oleh Shifu dan pelatih dari Taiwan di Aula Jing Si Indonesia.

“Terima kasih ada training ini, di  sini belajar untuk tepat waktu dan rapi. Saya pernah ikut organisasi lain tapi ga seindah Tzu Chi. Kali ini ada relawan Taiwan dan Shifu, jadi dapat belajar banyak Dharma dari mereka, yaitu terjun ke masyarakat menjadi bodhisatwa dunia. Dulu saya suka baca buku sutra, tapi saat bergabung di Tzu Chi saya baru merasakan praktiknya.  Jadi saya juga mau belajar jadi Bodhisatwa dunia. Saya juga belajar untuk tidak hanya mengikuti jalinan jodoh saja, tetapi juga membuat jalinan jodoh. Saya ga mau berpikir terlalu banyak, yang penting saya lakukan.

Dari tiga hari  dua malam ini saya harap ajaran ini dapat saya bawa pulang ke Palembang dan berbagi dengan Shixiong-Shijie di sana, supaya kita bisa bersama-sama lebih banyak mengemban tanggung jawab,” ucap Herman The, relawan asal Palembang pada saat sharing penutupan training relawan tanggal 22-24 Maret 2013.

Begitu juga dengan Dina, salah satu alumni muda-mudi Tzu Chi (Tzu Ching) yang berencana mengikuti training 4 in  1 di Taiwan pada tahun depan, tapi tiba-tiba jodoh itu langsung datang di tahun ini. “Selama tiga hari dua malam ini saya berasa seperti duduk di Jing Si Tang di Taiwan dengan pembicara yang berkualiatas. Terima kasih sudah mendonorkan sumsum Dharma secara gratis kepada saya, sehingga darah saya bertambah Dharma,” katanya.

foto   foto

Keterangan :

  • Pada sesi penutupan banyak relawan yang berbagi kisah kegembiraannya, keharuan, dan tekadnya setelah mengikuti pelatihan ini (kiri).
  •  Liu Su Mei, Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia berharap setiap relawan dapat berani dan berbahagia memikul tanggung jawab di Tzu Chi (kanan).

Sharing pada hari penutupan training itu diwarnai dengan kegembiraan para relawan.  Biasanya Training 4 in 1 ini dilaksanakan di Taiwan dan insan Tzu Chi dari berbagai negara berkumpul mengikuti pelatihan. Namun kali ini sebaliknya, para trainer dari Taiwan berkunjung ke satu negara untuk mengadakan pelatihan. Dengan begitu relawan setempat yang ikut bisa lebih banyak dan lebih menghemat biaya transportasi. “Sebenarnya pada saat ini kami harusnya ke Taiwan untuk ikut training 4 in 1, namun Master sangat pengertian terhadap murid-muridnya yang di luar negeri sehingga tahun ini pelatih Taiwan yang ke luar negeri untuk mengadakan training bagi murid-murid Master. Kami sangat berterimakasih kepada Master karena mengizikan 4 guru di Griya Jing Si datang ke Indonesia untuk mengadakan training 4 in 1.  Ini merupakan jalinan jodoh yang baik. Semua bisa berkumpul di Aula Jing Si yang besar ini dan membina diri bersama,” tutur Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Liu Su Mei.

Tzu Chi bukan hanya tempat melakukan kebajikan, tapi Tzu Chi juga adalah tempat perlatihan diri, namun jika setiap orang bergabung dengan Tzu Chi karena ingin melakukan kebajikan, maka akan mudah menimbulkan kerisauan dalam hati. Jika hati kita ada kerisauan, maka akan timbul mengundurkan diri dalam hati.  “Sebenarnya yang terpenting adalah seperti yang dibicarakan Stephen Huang kemarin malam, karena kita sendiri yang berikrar untuk menjalankan misi Tzu Chi, bukan Master yang meminta kita datang, melainkan kita sendiri yang ingin mengikuti Master. Maka kita harus mencari kembali hati kita yang jernih. Meski saat kita melakukan sesuatu akan menemui kesulitan, tapi kita harus berpikir, jika kita tidak mengatasi kesulitan itu, berarti kamu tidak mendapat kemajuan. Master berharap kita bisa menjadi relawan yang bahagia, bukan menjadi relawan yang harus menanggung beban. Karena kita semua menyayangi Master. Sekarang usia Master sudah lanjut. Jika kita hanya bisa bilang kita menyayangi Master dan tidak ada yang bersedia menanggung beban Master, bukankah ini akan membuat Master lebih khawatir lagi? Jadi kami berharap bertambah satu murid Master bisa bertambah satu orang menanggung beban Master, bukan bertambah satu Murid membuat Master bertambah kerisauan. Jadi  saya berharap dengan adanya Training ini, semuanya bisa mengenal Tzu Chi lebih dalam dan mengerti perkataan Master. Semua harus mengerti tujuan apa kita mengikuti jejak langkah Master.” Jelas Liu Su Mei.

  
 

Artikel Terkait

Pencapaian, Tantangan, dan Manfaat Dari 21 Hari Wholefood Vegan Diet

Pencapaian, Tantangan, dan Manfaat Dari 21 Hari Wholefood Vegan Diet

09 November 2021

Selain menyehatkan bagi para pesertanya, Program Tantangan 21 Hari Diet Nabati Utuh Tzu Chi Medan memberikan wawasan baru bagi orang-orang yang terlibat serta memberikan manfaat bagi para pengemudi Ojol.

Bantuan Bagi Korban Kebakaran di Muara Angke

Bantuan Bagi Korban Kebakaran di Muara Angke

27 April 2023

Selasa, 25 April 2023, Relawan Tzu Chi memberikan bantuan bagi korban kebakaran di Muara Angke, Jakarta Utara. Kebakaran menghanguskan 219 rumah.

 Berawal dari Rasa Haru

Berawal dari Rasa Haru

12 November 2009 Sekitar tahun 2002, Ahri mulai mengenal Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia melalui sebuah benjolan besar di punggungnya.
Setiap manusia pada dasarnya berhati Bodhisatwa, juga memiliki semangat dan kekuatan yang sama dengan Bodhisatwa.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -