Training Relawan: Tekad Bersumbangsih di Jalan Tzu Chi
Jurnalis : Yussie (He Qi Timur), Fotografer : Anand Yahya, Henry Tando (He Qi Utara), Hadi Pranoto
|
| ||
Santoso bergabung dengan Tzu Ching sejak 2 tahun lalu setelah melihat website Tzu Chi, tapi dia sudah sering mendengar mengenai Tzu Chi dari teman orang tuanya yang seorang relawan. Kemudian Santoso mendapat undangan untuk mengikuti acara perayaan Waisak. Kesan yang didapatnya waktu itu adalah perayaan Waisak Tzu Chi cukup berbeda dari perayaan Waisak lainnya, sederhana, dan sangat khidmat. Setelah itu, Santoso mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh Tzu Chi misalnya bakti sosial.Sebelumnya Santoso tinggal di Tanjung Balai Karimun bersama orang tuanya dan memutuskan pindah ke Batam untuk Kuliah. Selama kuliah, Santoso tidak memiliki kegiatan apa-apa dan waktu hanya dihabiskan begitu saja. Akhirnya Santoso bergabung di Tzu Ching dan mengikuti Tzu Ching Camp yang diadakan di Jakarta. Mahasiswa yang baru saja menyelesaikan skripsinya ini datang bersama 21 orang relawan lain dari Batam untuk mengikuti pelatihan relawan kali ini. Baginya, banyak manfaat yang didapat dari pelatihan kali ini. Salah satunya adalah Santoso menjadi lebih mengenal masa lalu Tzu Chilewat materi yang dibawakan oleh salah seorang biksuni. Betapa susahnya Master Cheng Yen bersama murid-muridnya membangun Tzu Chi sehingga harus bekerja membuat banyak hal. Dan yang paling berkesan bagi Santoso adalah dia jadi tahu betapa Master Cheng Yen menjaga prinsip bahwa apa yang sudah dilakukan oleh beliau adalah hal yang benar.
Keterangan :
Berkegiatan di Tzu Ching membawa perubahan dalam hidup Santoso. Sebelumnya ia hanya aktif di wihara dan membaca sutera. Hal ini membuat dirinya merasa tidak mendapat sesuatu dan menjadi fanatik terhadap orang lain. Namun setelah bergabung di Tzu Ching, Santoso merasa bahwa Dharma yang dibabarkan di Tzu Chi sangat cocok untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, dan sifat-sifatnya yang kurang baik menjadi sangat berkurang. Sebelumnya Santoso adalah seorang pemarah, namun setelah mendengar kata perenungan Master Cheng Yen, “Marah adalah menghukum diri sendiri atas kesalahan orang lain”, dirinya menjadi lebih jarang marah. Kata perenungan tersebut menjadi kata penerungan favoritnya saat ini. Santoso bertekad untuk terus tekun bersumbangsih di jalan Tzu Chi dengan terus menjadi relawan Tzu Chi. Santoso berharap setelah mengikuti pelatihan relawan ini, relawan Tzu Ching di Batam bisa semakin berkembang. Karena kesulitan yang dihadapi saat ini adalah banyak mahasiswa yang juga bekerja, sehingga kadang-kadang mereka lebih memilih waktu luang untuk bersenang-senang. |
| ||