Tubuh Sehat, Kerja pun Giat
Jurnalis : Erli (He Qi Utara), Fotografer : Kurniawan (He Qi Utara) Budaya kemanusiaan Tzu Chi juga diterapkan kepada para seniman bangunan Aula Jing Si. Mereka dengan tertib dan rapi menunggu giliran untuk diperiksa kesehatannya. |
| ||
Kemudian dengan penuh semangat, para relawan berinteraksi satu sama lain, bergotong-royong menempatkan barang-barang dan peralatan yang kemudian akan digunakan pada kegiatan baksos kesehatan yang akan dimulai pada pukul 08.00 WIB. Kegiatan baksos pengobatan untuk para seniman bangunan yang diadakan rutin setiap bulan ini menunjukkan besarnya kepedulian Tzu Chi terhadap kesehatan para seniman bangunan. Dengan tubuh yang sehat maka barulah dapat bekerja dengan baik. Seniman bangunan adalah sebutan bagi para pekerja yang bekerja membangun rumah insan Tzu Chi, yaitu Aula Jing Si. Tepat pukul 08.00 WIB, antrian para seniman bangunan yang akan menjadi pasien baksos hari itu sudah terlihat di luar ruangan kantin. Budaya Tzu Chi yang mengutamakan kerapian dan keindahan dapat terlihat dari antrian para seniman bangunan yang dengan sabar menunggu giliran masuk. Para pasien yang akan memasuki ruangan dibagi menjadi grup-grup kecil yang masing-masing terdiri dari 12 orang dan dipimpin oleh seorang relawan yang berperan sebagai duifu (ketua barisan). Setelah para pasien masuk ke dalam ruangan, tiap duifu memberi pengarahan sebelum memulai pengobatan, sehingga proses pengobatan dapat berjalan lancar dan tertib. Setelah pengarahan dari setiap duifu selesai, para pasien disambut oleh Ahad Shixiong yang bertugas memberi pengenalan Tzu Chi kepada para pasien.
Keterangan :
“Bapak-bapak, selamat pagi!” Setelah mengucapkan beberapa kata pembuka dan tanpa berpanjang lebar, Ahad Shixiong pun langsung memutar video mengenai kilas balik kegiatan Tzu Chi Indonesia pada tahun 2011. Para pasien pun menyimak video tersebut dengan penuh perhatian. Setelah video selesai diputar Ahad Shixiong mengimbau, “Bapak-bapak, kalau nantinya sudah selesai mengerjakan proyek Aula Jing Si ini dan ketika bapak-bapak sudah berada di proyek lain, mudah-mudahan bapak-bapak sekalian dapat senantiasa menerapkan kebiasaan-kebiasaan baik yang di dapat selama bekerja di sini, misalnya tidak merokok. Ayo, siapa yang sudah tidak merokok?” tanyanya dan terlihat ada belasan tangan mengacung tinggi. “Bagus, tapi ternyata masih banyak yang belum ya bapak-bapak!” ucap Ahad Shixiong. Dengan sikap zun zhong (hormat) dan kelembutan hati, Ahad Shixiong mencoba berbagi cerita mengenai manfaat berhenti merokok. “Bapak-bapak tiap hari merokok berapa bungkus?” Terdengar celetukan, “5 bungkus”, “4 bungkus”. “Oke, katakanlah bapak-bapak satu hari itu merokok 4 bungkus, coba dikurangi jadi 3 bungkus saja,” ujar Ahad Shixiong lagi. “Katakanlah satu bungkus rokok itu 10 ribu rupiah, berarti dalam satu hari bapak-bapak dapat menyisihkan uang sejumlah 10 ribu rupiah kan. Nah, kalau dikali 365 hari dalam setahun, sudah berapa? Benar, sudah 3 juta lebih lho bapak-bapak.” Para seniman bangunan yang mendengar merasa tertegun. “Jadi manfaat tidak merokok itu sangat banyak ya. Pertama, kita bisa tetap sehat. Kedua, kita bisa berhemat. Ketiga, bapak-bapak akan lebih disayang istri, karena tidak bau. Dan yang keempat, uang yang berhasil disisihkan itu bisa disumbangkan dan digunakan oleh orang yang lebih membutuhkan.”
Keterangan :
Setelah mendapat pengarahan yang cukup, para pasien yang berjumlah 170 orang itu berjalan dengan tertib menuju para staf medis dan relawan yang telah menunggu di belakang meja-meja yang berderet di sepanjang ruang kantin. Mulai dari menimbang berat badan, mengukur tekanan darah, semuanya dilakukan dengan sangat tertib. Dokter-dokter yang bertugas pada hari itu mencapai dua belas orang, empat di antaranya adalah dokter gigi. Dibantu oleh lima staf perawat, para dokter yang rata-rata terlihat masih belia itu kelihatan sangat antusias melayani para pasien. Dokter Benny salah satunya, dokter yang baru saja menyelesaikan kuliah kedokteran ini mengaku sudah mengikuti acara baksos kesehatan yang diadakan Tzu Chi sebanyak tiga kali. “Rasanya senang, selain bisa membantu orang, juga bisa menambah pengalaman saya di bidang kedokteran,” ujar dokter Benny sambil tersenyum ramah. Hal senada juga diungkapkan oleh dokter Christine. “Benar, dan bila Tzu Chi mengadakan baksos lagi, kita tetap mau ikut berpartisipasi,” kata dokter Christine dengan penuh keyakinan. Dibantu oleh 4 orang staf bagian apotek, beberapa relawan yang bertugas di bagian apotek terlihat sangat teliti dalam mengepak obat-obat yang akan diberikan kepada para pasien. Setiap jenis obat yang akan diserahkan kepada para pasien, terlebih dahulu ditulis nama pasien dan cara meminum obatnya. Satu per satu bungkusan obat ditulis dengan penuh kesungguhan hati para relawan. Bungkusan-bungkusan obat itu kemudian diserahkan kepada pasien dengan dimasukkan ke dalam kantong kertas, bukan kantong plastik seperti apotek pada umumnya. Kantong kertas itu terbuat dari kertas daur ulang dimana kertas itu sudah terpakai pada satu sisi, dan kemudian dibentuk menyerupai kantong. Hal ini merupakan cerminan dari penerapan misi pelestarian lingkungan yang selain dapat mengurangi sampah, juga dapat memperpanjang masa penggunaan sumber daya. sekitar pukul 11.00 WIB, suasana kantin terlihat mulai sepi. Berkat kerjasama 45 relawan Tzu Chi dengan para dokter dan staf medis, baksos pun berakhir dengan lancar dan penuh sukacita. | |||
Artikel Terkait
Merajut Tali Kasih dengan Masyarakat Bagansiapi-api
21 November 2013 Semangat inilah yang menjadi dorongan kuat insan Tzu Chi Pekanbaru untuk merajut tali kasih dan jalinan jodoh dengan masyarakat di Bagansiapi-api.Dulu Dibantu, Kini Saatnya Membantu
11 Juli 2019Pelatihan Relawan Tzu Chi di Palembang menghadirkan para relawan Tzu Chi dari Jakarta. Kegiatan ini diikuti oleh 60 orang relawan pada 8 Juli 2019 di Ruang Akasia Royal Asia.
Doa Bersama dalam Perayaan Hari Tri Suci Waisak
31 Mei 2024Tzu Chi Padang menggelar peringatan Tiga Hari Besar Tzu Chi yakni Hari Waisak, Hari Ibu Internasional dan Hari Tzu Chi Sedunia pada Minggu 26 Mei 2024.