Tugas Itu Berkah
Jurnalis : Yunita Margaret (He Qi Utara), Fotografer : Willy, Indra Gunawan (He Qi Utara)Oey Hoey Leng, salah satu relawan Tzu Chi pada hari kedua Kamp Pelatihan dan Pelantikan Relawan Biru Putih 2015, Sabtu, 10 Oktober 2015 membawakan materi “Tugas atau Berkah”.
“Apa yang dimaksud dengan relawan? Apa bedanya relawan Tzu Chi berseragam biru putih dengan abu putih?” tanya Oey Hoey Leng, relawan Tzu Chi kepada para peserta Kamp Pelatihan dan Pelantikan Relawan Biru Putih pada Sabtu, 10 Oktober 2015. Relawan yang akrab disapa Hoey Leng ini membawakan materi bertemakan “Tugas atau Berkah” kepada para peserta kamp. Dia kemudian mengajak beberapa peserta untuk menyampaikan pandangannya. Beberapa relawan sepakat bahwa dengan menjadi relawan biru putih berarti mengemban tanggung jawab yang lebih besar.
Hoey Leng tersenyum. Dia kemudian menuturkan bahwa Tzu Chi juga merupakan wadah untuk melatih diri untuk menjadi orang yang lebih baik. “Ketika kita melihat dokumentasi kegiatan bakti sosial Tzu Chi kita mungkin berkata “wah, bagus ya, rapi”. Ternyata setiap orang senang dengan kerapian, tapi apakah semua orang dapat tertib dan rapi? Kita perlu pelatihan diri,” ujar Hoey Leng dalam pemaparannya.
Tzu Chi tidak hanya menjadi tempat bersumbangsih namun saat yang bersama juga melatih kebijaksanaan relawan itu sendiri.
Lebih lanjut, hal ini juga berlaku ketika relawan bekerja dalam tugas kerelawanan. “Biasanya kita bilang, ‘Shixiong, shijie, (panggilan relawan di Tzu Chi –red) kita ada ladang berkah, nih’, bukan langsung mengatakan tugas saja. Ini tentu akan lebih baik karena selain relawan yang diajak merasa senang juga sesungguhnya memang benar tugas adalah berkah,” pungkas Hoey Leng.
Lebih lanjut, dia melanjutkan bahwa dengan menjadi relawan biru putih artinya memikul tanggung jawab. Namun, lebih dari itu, relawan juga mesti menyadari bahwa melalui tugas tersebut, maka relawan tersebut akan menciptakan berkah. “Jangan sampai sudah lama berkegiatan di Tzu Chi tapi kita sekedar menjalankan saja, tidak ada pembelajaran,” pesannya.
Proses Pembelajaran di Tzu Chi
Relawan Tzu Chi juga diajak menelisik prinsip saat bersumbangsih. “Jika dapat membantu orang lain kita baru berkontribusi 10%. Jika membuat orang yang dibantu membangkitkan rasa syukur dan cinta kasih dari penerima bantuan, nilai bertambah 30% menjadi 40%. Akan menjadi sempurna dengan bertambah 60%, jika dalam bersumbangsih relawan juga membangkitkan kebijaksanaan serta merubah tabiat buruk sehingga menjadi orang yang lebih baik lagi,” pungkas Hoey Leng.
Relawan yang akrab disapa Hoey Leng ini menuturkan bahwa melalui kegiatan Tzu Chi, para relawan dapat membangkitkan jiwa kebijaksanaan saat turun ke masyarakat.
Lalu bagaimana jika relawan lain memiliki kekurangan saat kegiatan? Relawan lain harus membantu agar kekurangan tersebut tidak mengganggu kegiatan. “Misalnya jika ada relawan yang datang terlambat. Maka, relawan lain menggantikan tugas relawan tersebut,” ceritanya. Hal ini menurut Hoey Leng merupakan upaya mengubah kebiasaan mengkritik menjadi saling melengkapi.
Menerima tugas merupakan cara relawan menciptakan berkah, jangan menciptakan pertikaian. Dengan demikian selain memupuk karma baik, juga dapat menjalin jodoh baik dengan semua orang. Dan dari tugas yang ada kita ciptakan berkah bersama.