Anak-anak Teratai bergembira di acara tukar kado Natal.
Setiap kali menghadiri Gathering Anak Teratai di komunitas relawan Tzu Chi di He Qi Tangerang, ada saja inspirasi yang bisa dibawa pulang. Anak Teratai adalah sebutan bagi anak-anak yang mendapat bantuan biaya pendidikan karena masalah ekonomi keluarga.
Para relawan yang mendampingi anak-anak ini selalu berupaya menghadirkan kebahagiaan dalam tiap pertemuan bulanan itu. Melalui materi dan sesi yang disiapkan, anak-anak belajar tentang sopan santun, mencintai lingkungan, hingga pembiasaan mengungkapkan pendapat di depan banyak orang. Cara para relawan memberitahu sangat lembut namun tegas.
“Anak-anak itu seperti kertas putih, kalau kita memberitahu dengan hati yang tulus, mereka langsung menyimak,” kata Manday, salah satu relawan yang bertanggung jawab mendampingi anak-anak Teratai ini.
Meski tak memiliki ikatan darah, para relawan memperlakukan anak-anak Teratai seperti keluarga sendiri. Makna lagu Tzu Chi berjudul Satu Keluarga, menjadi sangat relate.
Anak-anak di sini ada juga yang yatim piatu, ada beberapa anak. Jadi kalau mereka ke Kantor He Qi Tangerang itu seperti ke rumah nenek, atau kakek, atau ke rumah orang tua lah,” tambah Manday tersenyum.
Tim relawan di He Qi Tangerang yang mendidik anak-anak Teratai seperti keluarga sendiri.
Claire, salah satu anak Teratai memeluk bantal yang ia dapat dari sesi tukar kado.
Di Gathering Anak Teratai yang berlangsung Sabtu, 7 Desember 2024, ada sesi tukar kado Natal yang bikin suasana jadi meriah. Setiap anak membawa kado, tak perlu mahal, yang penting niat tulus untuk memberi kebahagiaan pada orang lain. Mereka senang dan penasaran dengan kado yang mereka terima, yang hanya boleh dibuka sesampainya di rumah.
Davia yang merupakan siswi SMP Strada Bhakti Utama mendapat bantuan biaya pendidikan dari Tzu Chi sejak Juli 2024. Ia merupakan siswi berprestasi. Davia yang sebentar lagi merayakan Natal merasa gembira dengan tema gathering kali ini. Apalagi ruangan didekorasi dengan ornamen khas Natal.
“Senang banget tukar kado sama yang lain dan Hari Ibu juga. Aku senang karena mereka bisa merasakan juga bagaimana kita berbagi, rasa saling kasih, ada rasa suka tersendiri di dalam hati,” kata Davia yang bercita-cita menjadi dokter bedah.
Kesibukan merayakan Natal di keluarga Davia sendiri sudah dimulai, seperti pergi ke Gelora Bung Karno (GBK) merayakan Perjamuan Kudus sepulang dari gathering Anak Teratai. Keluarganya juga sudah siap-siap pulang kampung merayakan Natal bersama keluarga besar.
Manday meminta Davia bercerita kesibukannya jelang perayaan Natal.
Louis maju ke depan mengungkapkan pendapat tentang cara berbakti kepada orang tua usai menonton tayangan Master Cheng Yen Bercerita.
Sementara itu Louis kelas 11 di SMKS Tigaraksa sudah setahun lebih mendapat bantuan biaya pendidikan dari Tzu Chi. Tak cuma biaya pendidikan, melalui Gathering Anak Teratai yang digelar setiap bulan, Louis mendapat banyak teman baru, dan mendapat banyak teladan dari para relawan. Melihat teman-temannya berbahagia saat tukar kado Natal, Louis sangat senang.
Saya bahagia banget karena bisa tukar kado sama teman-teman. Saya jadi ingat ajaran Jing Si bahwa tentang menyebarkan kasih, jadi melalui tukar kado ini kita sudah menyebarkan kasih pada semua orang. Dan bikin hati orang senang, saya juga ikut senang,” kata Louis yang bercita-cita menjadi seorang dosen. Melalui perayaan Natal tahun ini Louis bertekad menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Editor: Metta Wulandari