Tulisan Kecil pun Kini Terbaca

Jurnalis : Ronny Suyoto (Tzu Chi Surabaya), Fotografer : Ronny Suyoto (Tzu Chi Surabaya)
 
 

fotoRelawan Tzu Chi dan anggota TNI Kodam V Brawijaya menuntun pasien seusai menjalani operasi katarak dalam Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-78 di Surabaya..

Kesehatan merupakan harta yang sangat berharga bagi manusia. Tiada uang yang dapat menilai kesehatan manusia. Begitu juga kesehatan mata, begitu pentingnya mata bagi manusia sebagai jendela dunia. Tanpa kemampuan penglihatan yang baik, maka kualitas kehidupan manusia akan berkurang. Kesulitan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari hari akan dialami oleh penderita penyakit mata, sehingga ketergantungan terhadap bantuan orang lain akan semakin besar.

Permasalahan kesehatan mata terutama katarak inilah yang mendasari Tzu Chi mengadakan Baksos Operasi Katarak yang ke-78 di Surabaya. Bekerja sama dengan Kodam V Brawijaya dan Rumah Sakit TK III Brawijaya, baksos ini diselenggarakan selama 3 hari dimulai dari tanggal 15 Juli sampai 17 Juli 2011. Namun sebelum pelaksanaan operasi diadakan proses screening yang dilangsungkan di dua tempat: Pamekasan Madura dan RS TK III Brawijaya Surabaya.

Rangkulan Cinta Kasih Untuk Warga Madura
Proses screening pasien di Madura, Tzu Chi bekerja sama dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Pamekasan. Pasien berdatangan dari seluruh penjuru pulau Madura. Screening pasien katarak dipusatkan di gedung Departemen Agama Kabupaten Pamekasan pada hari Sabtu 9 Juli 2011. Meskipun cuaca panas dan jumlah pasien cukup banyak, relawan Tzu Chi melayani dengan semaksimal mungkin para pasien katarak yang datang untuk memeriksakan mata mereka. Relawan lokal pun tak kalah bersemangat dan melayani warga hingga selesai pada sore hari. ”Dari hasil screening didapatkan 135 orang pasien yang layak untuk menjalani operasi dan khusus pasien Madura,” kata Becky Ciang koordinator Baksos Kesehatan Tzu Chi kali ini. Seluruh pasien dari Madura akan dioperasi pada hari ke-2, yaitu tanggal 16 Juli 2011. Sedangkan pada screening hari ke-2 di RS TK III Brawijaya dari sekitar 300 pasien didapatkan 99 pasien yang dinyatakan layak untuk dioperasi.

foto  foto

Keterangan :

  • Pemeriksaan sebelum operasi menjadi sangat penting untuk menentukan kesuksesan jalannya operasi. (kiri)
  • Baksos Kesehatan Tzu Chi Ke-78 ini bekerja sama dengan Kodam V Brawijaya.(kanan)

Jalinan Jodoh yang Indah
Acara pembukaan baksos dilangsungkan pada hari Jumat usai salat Jumat pada tanggal 15 Juli 2011 yang dihadiri oleh Pangdam Brawijaya Mayjen TNI Gatot Nurmantio dan Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Sugianto Kusuma. Acara pembukaan berlangsung dengan meriah. Dalam sambutannya Mayjen TNI Gatot Nurmantiyo mengungkapkan kebahagiaannya bisa bekerja sama dengan Tzu Chi dalam kegiatan sosial operasi katarak ini. ”Ini merupakan anugerah yang sangat besar bagi masyarakat Jawa Timur karena sejalan dengan program pemerintah dalam pengentasan kemiskinan melalui perbaikan dalam kesehatan.” Mayjen Gatot sudah sangat familiar dengan Tzu Chi, karena sebelumnya ia juga sempat berpartisipasi dalam program pembangunan Rusun Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng. Ia sangat mengagumi prinsip Tzu Chi yang universal dan lintas agama serta membantu sampai tuntas. ”Saya mengucapkan terima kasih kepada Tzu Chi juga tim medis dari TIMA dan RS Brawijaya yang berpartisipasi pada kegiatan ini, semoga kegiatan seperti ini bisa terus berlanjut di masa yang akan datang,” ungkapnya menutup pidato.

Seusai acara pembukaan, Pangdam Brawijaya Mayjen TNI Gatot Nurmantio ditemani Awaluddin Tanamas, relawan Tzu Chi meninjau lokasi pelaksanaan Baksos Kesehatan di RS TK III Brawijaya dan sempat masuk ke dalam ruang operasi. Beliau juga sempat berinteraksi dengan para pasien seusai menjalani operasi di ruang pemulihan. Para pasien sempat mengungkapkan kegembiraannya bisa menjalani operasi katarak ini karena sudah lama sekali tidak bisa melihat jelas. Harapan yang begitu besar terpancar dari raut wajah para pasien.

Harapan untuk Memandang Dunia dengan Lebih Baik
Pasien operasi katarak datang dari berbagai daerah dan latar belakang, namun dengan satu harapan yang sama, yaitu memandang dunia dengan lebih baik. Tak terkecuali dengan Abdullah Kusnadi yang berumur 60 tahun. Bapak beranak 5 yang jauh-jauh datang dari kota Ngawi ini telah lama sekali menderita katarak di mata kanannya. Lima jam perjalanan pun rela ditempuh demi mendapatkan kesembuhan bagi matanya. ”Awalnya saya cuma merasa seperti mata saya ini terasa ngilu dan kotor, namun lama kelamaan pandangan saya terasa berkabut dan akhirnya tidak bisa melihat,” katanya di sela sela pelaksanaan screening.

foto  foto

Keterangan :

  • Tim Medis Tzu Chi dengan seksama memeriksa pasien katarak sebelum menjalani operasi. (kiri)
  • Pasien operasi katarak datang dari berbagai daerah dan latar belakang, namun dengan satu harapan yang sama, yaitu memandang dunia dengan lebih baik.(kanan)

Kusnadi pun menjalani operasi pada hari Jumat 15 Juli 2011 dengan lancar, dan keesokan harinya menjalani pemeriksaan post operasi. Saat pertama kali perban dibuka dan menjalani pemeriksaan visus, ia pun dengan lantang menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh perawat mata. Bahkan tulisan kecil dari jarak jauh pun dengan mudah ia baca. Kemampuan penglihatannya meningkat dengan jauh lebih baik. Sang istri Suwarti pun dengan berkaca-kaca mengungkapkan terima kasihnya ”Saya senang sekali bapak sudah sembuh, saya mengucapkan terima kasih kepada Tzu Chi dan Kodam Brawijaya yang sudah membantu kami, hanya Tuhan yang bisa membalas,” ungkapnya dengan tulus.

Hal sama pun dialami oleh pasien lain yang berasal dari Pamekasan, yaitu Bapak Buniran. Pria yang sehari-harinya bekerja sebagai petani ini awal mulanya juga jarak pandangnya hanya sejauh setengah meter saja sehingga sangat menyulitkan saat bekerja. Datang bersama lebih dari 150 orang pasien dari Pulau Madura, ia antusias sekali dengan operasi ini dan sangat mengharapkan kesembuhan. Berangkat dari penginapan para pasien di Asrama Haji Sukolilo pagi hari Sabtu 16 Juli 2011, seluruh pasien dari Madura akan menjalani operasi pada hari itu. Setelah proses pemeriksaan post operasi, Buniran pun gembira sekali saat dibuka ternyata ia sudah bisa melihat dengan sangat jelas. Bahkan tulisan kecil dari jarak jauh pun bisa ia lihat. ”Terima kasih kepada Tzu Chi dan Kodam yang sudah membantu operasi saya, sekarang saya bisa melihat lebih jelas dan bisa bekerja lebih baik dan tidak tergantung dengan orang,” katanya dengan gembira dan penuh senyum.

Senyum bahagia para pasien yang mendapatkan kembali penglihatannya merupakan obat bagi para relawan yang terlibat dalam kegiatan ini. Semua jerih payah seakan terbayar dengan melihat keceriaan pasien karena bisa melihat kembali dunia ini dengan lebih baik.

  
 

Artikel Terkait

Bahagianya Herman dan Keluarga Tinggal di Rumah Baru

Bahagianya Herman dan Keluarga Tinggal di Rumah Baru

21 Desember 2021

Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 2 menyerahkan kunci dan melalkukan syukuran pemotongan tumpeng untuk rumah baru Herman setelah selesai direnovasi Tzu Chi.

Pekan Amal Tzu Chi 2018: Bahagia dalam Bersumbangsih

Pekan Amal Tzu Chi 2018: Bahagia dalam Bersumbangsih

23 April 2018
Salah satu stan dari komunitas He Qi Utara 1 yang cukup menarik perhatian adalah stan “Ke Ai Phusa Handmade”. Produk di stan ini adalah kerajinan tangan dan yang membuatnya adalah relawan-relawan senior yang sudah berumur 70-80 tahun. 
Dukungan Literasi bagi Siswa SD Bermai 012

Dukungan Literasi bagi Siswa SD Bermai 012

07 Februari 2024

Dalam upaya meningkatkan minat baca siswa-siswi SD Bermai 012,  relawan Tzu Chi di Xie Li Kutai Barat menyerahkan 219 buku bacaan.

Kekuatan akan menjadi besar bila kebajikan dilakukan bersama-sama; berkah yang diperoleh akan menjadi besar pula.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -