Tumbuh dan Berbagi Bersama RS Cinta Kasih Tzu Chi
Jurnalis : Arimami Suryo A, Fotografer : Arimami Suryo ADirektur RS Cinta Kasih Tzu Chi, dr. Tonny Christianto bersama relawan komite Pembina RS Cinta Kasih Tzu Chi, Oey Hoey Leng bersama-sama meniup lilin dalam perayaan HUT RS Cinta Kasih Tzu Chi ke-9.
Menginjak usia 9 tahun, rekam jejak perjalanan RS Cinta Kasih Tzu Chi menjadi sebuah momentum untuk terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Di usia ini pula rumah sakit yang sebelumnya bernama RSKB (Rumah Sakit Khusus Bedah) ini mendapatkan kado istimewa dengan naiknya akreditasi menjadi rumah sakit umum kelas C oleh Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dan berubah nama menjadi Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi.
Sebagai bentuk syukur dan apresiasi kepada seluruh jajaran RS Cinta Kasih Tzu Chi, pada Minggu, 5 Februari 2017 diadakan perayaan hari ulang tahun Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi yang bertempat di aula TK Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng. Dalam kegiatan ini, panitia HUT RS Cinta Kasih Tzu Chi ke-9 turut mengundang Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Kepala Dinas Kesehatan Jakarta Barat, dan seluruh karyawan RS Cinta Kasih Tzu Chi beserta keluarga.
Kegiatan diawali dengan sambuatan dari ketua panitia HUT RS Cinta Kasih Tzu Chi ke-9, dr. Andri Hondir, Sp.OG. Kemudian dilanjutkan dengan pemutaran video kilas balik RS Cinta Kasih Tzu Chi. Direktur RS Cinta Kasih Tzu Chi, dr. Tonny Christianto dalam sambutannya mengemukakan bahwa banyak hal yang telah dialami oleh RS Cinta Kasih Tzu Chi terutama memberikan sumbangsih kepada masyarakat dalam kesehatan. “Ada yang perlu kita syukuri selama ini, karena kita bersama-sama telah berjuang untuk RS Cinta Kasih ini. Ke depannya harus ditingkatkan terus pelayanan kepada masyarakat karena akreditasi kita sudah menjadi rumah sakit umum kelas C saat ini,” ungkapnya. Ia juga menambahkan bahwa apa yang telah dicapai oleh RS Cinta Kasih Tzu Chi juga tidak lepas dari bimbingan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat, serta dukungan dari BPJS Jakarta Barat.
Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Liu Sumei memberikan sambutan dalam rangka perayaan HUT RS Cinta Kasih Tzu Chi ke-9.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, dr. R. Koesmedi Priharto, Sp.OT, MM turut memberikan sambutan dalam perayaan HUT RS Cinta Kasih Tzu Chi.
Perayaan ulang tahun RS Cinta Kasih Tzu Chi ke-9 ini juga dihadiri Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, dr. R. Koesmedi Priharto, Sp.OT, MM. Dalam sambutannya, beliau memberikan apresiasi tentang apa yang telah dicapai oleh RS Cinta Kasih Tzu Chi. “Rumah sakit ini memiliki prinsip yang sangat baik sekali, artinya melayani pasien-pasiennya sampai tuntas. Dalam penanganannya, ada beberapa tim termasuk relawan pendamping yang ikut membantu dalam penyelesaian masalah pasien,” ungkapnya. Dalam kesempatan yang sama, ia merasa terinspirasi setelah mendengarkan sharing dari Teguh Taslim, salah satu relawan pendamping yang memaparkan tentang kegiatan pendampingan relawan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia kepada pasien di RS Cinta Kasih Tzu Chi. “Saya juga ingin belajar bagaimana caranya mengaktifkan kader-kader sehingga sedemikian ikhlas dalam memberi pertolongan,” tambah dr. R. Koesmedi Priharto, Sp.OT, MM.
Sebagai Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, dr. R. Koesmedi Priharto, Sp.OT, MM juga memaparkan tentang hal-hal yang mendukung perubahan akreditasi RS Cinta Kasih Tzu Chi menjadi rumah sakit umum. “Pertama daerah Jakarta Barat sedikit memiliki rumah sakit yang orientasinya bukan kelas A. Dengan fasilitas, jumlah dokter, dan pelayananyang ada di RS Cinta Kasih Tzu Chi ini, maka itu menjadi salah satu pertimbangan menaikkan akreditasinya,”ungkap dr. R. Koesmedi Priharto, Sp.OT, MM. Ia juga berharap, ke depannya RS Cinta Kasih Tzu Chi semakin maju dalam melayani masyarakat dan mendukung program-program pemerintah tentang kesehatan.
Teguh Taslim (kiri), salah satu relawan pendamping pasien di RS Cinta Kasih Tzu Chi memaparkan peranan para relawan pendamping bagi pasien.
Menurut dr. Tonny Christianto, menginjak usia yang baru dan berganti nama, RS Cinta Kasih Tzu Chi juga memperbanyak pelayanan medis kepada masyarakat, seperti spesialis syaraf, spesialis jantung, pelayanan tumbuh kembang anak untuk para anak-anak yang berkebutuhan khusus dan yang akan datang akan membuka pelayanan Hemodialisa. Ia pun berharap, ke depannya RS Cinta Kasih Tzu Chi akan terus berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan. “Saya berharap RS ini ke depannya bisa semakin banyak menampung pasien yang membutuhkan dan terutama arahnya kepada masyarakat yang tidak mampu,” ungkap direktur RS Cinta Kasih Tzu Chi tersebut.
Para tamu dan undangan pun dihibur dengan penampilan yel-yel RS Cinta Kasih Tzu Chi 2017, Hand Wash dancing, persembahan lagu dari managerial RS Cinta Kasih Tzu Chi, dan acara pemotongan kue ulang tahun RS Cinta Kasih Tzu Chi yang ke-9. Menjelang akhir acara, para tamu beserta undangan diajak untuk ramah tamah dengan menikmati hidangan yang telah disediakan oleh panitia.
Persembahan lagu Indonesia Pusaka dan Rayuan Pulau Kelapa dari managerial RS Cinta Kasih Tzu Chi.
Penampilan Hand Wash Dancing dari tim pelayanan dan penunjang medis dan non medis RS Cinta Kasih Tzu Chi.
Wujud Cinta Kasih Dalam Pengabdian
Beberapa dokter dan karyawan dari RS Cinta Kasih Tzu Chi juga ikut berperan dalam membangun rumah sakit tersebut hingga menjadi seperti sekarang ini. Mereka mengabdikan dirinya dan berdedikasi lebih dari 10 tahun dalam melayani masyarakat. RS Cinta Kasih Tzu Chi pun mengapresiasi apa yang didedikasikan para karyawan dan dokter dengan memberikan penghargaan kepada 5 orang karyawan dan 7 orang dokter mitra sebagai bentuk terima kasih karena telah mewujudkan cinta kasih dalam pengabdian.
Salah satunya adalah dr. Ida Bagus Darmasusila, Sp.B. Ia merupakan salah satu dokter mitra yang telah mengabdikan dirinya sebagai dokter spesialis bedah umum di RS Cinta Kasih Tzu Chi. Awal jalinan jodoh dengan Tzu Chi saat ia bergabung dengan TIMA (Tzu Chi International Medical Association) kemudian ikut bergabung di Poliklinik Cinta Kasih. Saat mendapatkan penghargaan dari RS Cinta Kasih Tzu Chi, dr. Ida Bagus Darmasusila, Sp.B. memberikan sharing mewakili 7 orang dokter mitra yang mendapatkan penghargaan yang sama. “Saya bergabung di RS ini karena banyak hal yang sama dengan prinsip hidup saya, khususnya berbuat kebajikan dan berbakti kepada orang tua. Dan penghargaan ini begitu luar biasa, bisa menjadi penyemangat saya dan rekan-rekan yang lainnya,” ungkapnya.
Dalam kesempatan ini dr. Ida Bagus Darmasusila, Sp.B. juga berharap RS Cinta Kasih Tzu Chi bisa ada selamanya, berkembang, dan bisa melaksanakan visi dan misinya. Ia pun merasa bersinergi dengan Tzu Chi, khususnya di RS Cinta Kasih Tzu Chi. “Yang pertama jodoh, dan yang kedua cocok, jadi tidak tahu kapan akan berhenti dari sini. Maunya pensiun ya di sini dan tetap menjadi bagian dari Tzu Chi,” tandas dokter asal Bali ini.
dr. Ida Bagus Darmasusila, Sp.B, berjabat tangan dengan relawan komite Pembina RS Cinta Kasih Tzu Chi, Oey Hoey Leng saat menerima penghargaan.
Kegembiraan Tri Handayani (tiga dari kiri), perawat OK (Operation Komer-red) saat menunjukkan penghargaan yang diberikan kepada dirinya dan empat karyawan RS Cinta Kasih Tzu Chi.
Lain halnya dengan 5 karyawan yang mendapatkan penghargaan dari RS Cinta Kasih Tzu Chi. Penghargaan ini salah satunya diterima oleh Tri Handayani. Ia merupakan perawat OK (Operation Komer-red) yang telah mengabdikan dirinya dalam mendukung berjalannya sistematika pembedahan di ruang operasi. Selama bekerja lebih dari 10 tahun, Tri Handayani memiliki segudang pengalaman dalam profesinya, baik suka ataupun duka.
Awal jalinan jodohnya dengan RS Cinta Kasih Tzu Chi pada saat rumah sakit ini saat masih menjadi poliklinik dan belum sebesar sekarang. Ia pun menceritakan awal bergabung dengan RS Cinta Kasih Tzu Chi. “Tahun 2007, pertama melamar pekerjaan di sini hanya melihat tulisan poliklinik kecil. Awalnya shock karena berbeda dengan tempat bekerja sebelumnya,” ungkap Tri saat menceritakan kisahnya. Ia juga teringat ucapan wakil direktur RS Cinta Kasih Tzu Chi saat ia interview bekerja. “Apa yang mau kamu lakukan di sini, sedangkan keadaannya jauh dari tempat bekerja yang dulu?” kemudian Tri menjawab, “Saya akan beradaptasi dengan poliklinik ini dan saya yakin suatu saat tempat ini akan memberikan fasilitas yang terbaik buat saya,” kenang Tri saat memberikan jawaban.
Apa yang diharapkan Tri Handayani ternyata berbuah manis, ia pun sangat bersyukur bisa berjodoh dan ikut langsung dalam proses perubahan dari poliklinik menjadi RS Cinta Kasih Tzu Chi seperti sekarang ini. “Dulu dalam satu bulan biasanya hanya 9 pasien operasi, tapi sekarang setiap bulan bisa 243 pasien operasi,” ungkap Tri Handayani. Perubahan inilah yang menghantarkannya mendapatkan apresiasi dari RS Cinta Kasih Tzu Chi terhadap sumbangsih dan pengabdiannya selama ini.
“Saya sangat kaget mendapatkan penghargaan dan ternyata apresiasi dari RS Cinta Kasih sangat luar biasa,” ungkapnya bahagia. Tri Hadayani juga senang bekerja di RS Cinta Kasih Tzu Chi karena banyak nilai positif yang ia rasakan selama bekerja di RS Cinta Kasih Tzu Chi. Ia juga merasakan ikatan kekeluargaan lebih erat, tidak ada senioritas, dan itu yang menjadi itu salah satu alasan bertahan di RS Cinta Kasih Tzu Chi. “Harapan saya bisa lanjut kuliah, mengabdi dan pensiun dari dunia keperawatan di RS Cinta Kasih Tzu Chi,” tutup perempuan kelahiran Temanggung ini.
Artikel Terkait
Tumbuh dan Berbagi Bersama RS Cinta Kasih Tzu Chi
07 Februari 2017Minggu, 5 Februari 2017, RS Cinta kasih Tzu Chi merayakan ulang tahunnya yang ke-9. Perayaan yang dihadiri oleh Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, serta para karyawan dan staf rumah sakit ini dalam rangka menyambut pergantian nama dan kenaikan akreditasi menjadi rumah sakit umum kelas C.