Relawan menghibur oma opa dengan menyanyi dan berjoget bersama.
"Adanya cinta kasih di dalam hati membangkitkan kekuatan yang tidak terhingga, jika ada ikrar untuk bersumbangsih, tidak ada hal yang tidak bisa dilakukan.”
-Kata Perenungan Master Cheng Yen-
Waktu menunjukkan pukul 10.30 WIB ketika para relawan Tzu Chi dari PT Inti Bangun SejahteraTbk (IBS) dan relawan dari Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) St. Helena Lippo Karawaci tiba di Panti Werdha Graha Lansia Marfati di Jalan Sitanala, Neglasari, Tangerang. Cuaca cukup terik, tetapi tidak menyurutkan semangat para relawan untuk menebarkan cinta kasih kepada opa oma penghuni panti. Suasana panti tampak tenang dan teduh. Panti ini berdiri sejak tahun 1984, tetapi baru diresmikan pada 2004. Saat ini panti yang berkapasitas 70 orang ini telah penuh dihuni oma opa yang berusia antara 70 sampai 90 tahun.
Kunjungan pada Kamis, 21 Maret 2024 ini, relawan memberikan bantuan pampers, susu lansia, detergen, sabun cuci piring, makanan ringan, 72 paket bingkisan hampers, dan 150 paket makan siang untuk penghuni dan pengurus panti. Bantuan secara simbolis diterima oleh suster yang merupakan pembimbing di panti ini.
Para lansia bergembira menerima paket cinta kasih dari relawan.
Hendry Tjoa, Ketua Relawan Tzu Chi IBS mengucapkan terima kasih kepada para lansia karena telah menerima kehadiran para relawan.
Acara dilanjutkan dengan bercengkerama dengan para oma opa yang telah menunggu di ruang aula. Mereka memakai baju bernuansa merah meriah dan sebagian besar memakai kursi roda. Para relawan berbaur dengan oma opa untuk menghibur mereka, bersuka ria dengan menyanyi, berdansa, dan memberikan perhatian. Dengan menyanyi lagu-lagu klasik dan religi membuat suasana menjadi gembira dan beberapa oma opa ikut bernyanyi dan berjoget. Penghiburan dan kunjungan ini menjadi energi positif untuk oma opa, karena tidak semua oma opa di sini dikunjungi keluarganya, bahkan banyak yang tidak pernah dikunjungi bahkan tidak memiliki keluarga sama sekali.
Meskipun sedang berpuasa, Zakaria Puntodewo, relawan Tzu Chi IBS tetap bersemangat sampai lupa dengan rasa dahaga. ”Alhamdulilah tadi melihat para opa oma semuanya, jadi hilang tuh, kita tidak terpikir rasa hausnya, yang ada penuh dengan rasa syukurs aja, rasa senang bisa berbagi dengan mereka, bertemu dan silaturahmi dengan mereka. Jadinya kita seperti bersedekah juga sih, terutama bagi saya yang sedang berpuasa di bulan Ramadan, bulan penuh berkah,” ujarnya.
Semangat yang kuat juga ditunjukkan Hendry Tjoa, Ketua relawan Tzu Chi IBS, ketika menemani opa dan oma berjoget. “Kami mau menumbuhkan semangat cinta kasih di semua karyawan di IBS supaya bisa berbagi dengan kaum lansia yang jarang mendapat perhatian. Kami lihat keceriaan opa oma sangat luar biasa, mereka tidak capek-capek untuk menari bersama. Opa oma merasakan senang karena kehadiran kami di sini,” ucapnya.
Scholasstika, pengurus panti mengapresiasi kunjungan kasih ini.
Kunjungan kasih ini diapresiasi pengurus panti, Scholasstika. ”Ini sangat luar biasa, karena di tengah kesibukan dari bapak ibu sekalian, sudah menyempatkan diri hadir ditambah memberikan bantuan yang sangat membantu kami di sini, ditambah lagi memberikan penghiburan untuk om opa. Semoga tidak berhenti hari ini, tapi berkelanjutan, bukan soal pemberian tapi perhatian dalam bentuk penghiburan buat oma opa, itu yang paling penting. Terima kasih yang melimpah untuk 3 komunitas, dari Buddha Tzu Chi, dari WKRI Paroki St Helena, terus dari PT IBS (Inti Bangun Sejahtera), terima kasih sekali untuk cinta dan perhatiannya untuk oma opa, ini sangat luar biasa,” ujarnya penuh haru.
Relawan mengajak para pasien di Yayasan Terbit Kasih Bangsa menyanyikan lagu Satu Keluarga.
Semangat relawan untuk membagikan cinta kasih tidak berhenti di panti saja. Relawan melanjutkan kunjungan kasih dengan mendatangi Yayasan Terbit Kasih Bangsa di Desa Ciakar, Kecamatan Panongan, Tangerang. Yayasan ini ditempuh sekitar 90 menit dari Panti Werdha Graha Lansia Marfati dengan menggunakan kendaraan roda empat. Yayasan Terbit Kasih Bangsa merupakan yayasan sosial yang bergerak dalam bidang rehabilitasi cacat mental dan spiritual, menampung orang terlantar, mengasihi orang-orang yang terbuang, lansia, autis, dan ada juga ODGJ (orang dengan gangguan jiwa). Sebanyak 23 pasien ditangani di yayasan ini.
Relawan memberikan bantuan berupa beras, detergen, minyak goreng, pasta gigi, cairan pembersih, dan gula. Selain itu relawan juga memberikan penghiburan dengan bercengkrama, bersuka ria, bernyanyi dan berjoget bersama. Kehadiran relawan membawa keceriaan dan suka cita para pasien. Bahkan ketika relawan menyanyikan lagu Satu Keluarga, ada salah satu pasien yang mengenali dan antusias menyanyikan lagu khas Tzu Chi ini dengan gerakan
shou yu.
Novita Allu Jattu, perawat pasien bersyukur atas kehadiran relawan.
Rasa syukur diungkapkan Novita Allu Jattu, (menantu Bapak Mikael, pemilik Yayasan) sebagai perawat pasien atas kehadiran relawan untuk berbagi kasih dengan penghuni yayasan. “Kami bersyukur, kami berterima kasih, karena sudah memberkati tempat ini, baik makanan dan minuman, baik bahan-bahan sembako, kami bersyukur karena itu semua yang kami butuhkan di tempat ini,” ujarnya.
Editor: Khusnul Khotimah