Bantuan bedah rumah Tzu Chi tahap ke-3 di Kamal Muara sudah dalam tahap pengecatan. Diharapkan sebelum bulan puasa, sudah bisa ditempati oleh para pemilik rumah.
Kehadiran rombongan relawan Tzu Chi di Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara Sabtu (18/2/2023) pagi itu diwarnai gerimis tipis. Dengan mengenakan jas hujan, beberapa tampak menenteng peralatan yang bakal digunakan untuk mengecat rumah. Sebagian lagi bergegas menggelar bazar super murah, yang menjual pakaian baru dengan harga mulai dari 5 ribu rupiah saja.
Bantuan bedah rumah Tzu Chi tahap ke-3 di Kamal Muara kini dalam proses pengecatan. Artinya tak terlalu lama lagi, lima keluarga di sana yang selama ini hidup di rumah tak layak huni, bakal menempati hunian impian mereka yang bersih, kokoh, dan tentunya nyaman.
Seperti biasa, sang komando lapangan, Teksan, menyampaikan briefing singkat kepada 60 relawanTzu Chi dari Komunitas He Qi Utara 2 itu. Lima puluh relawan akan membantu pengecatan rumah, 10 lainnya akan membuka bazar.
Setibanya di mulut gang, warga sekitar langsung mengenali para relawan dari seragam khasnya tersebut, Abu Putih, juga Biru Putih.
“Ke rumah Bu Eneng ya Bu, Pak? Sebelah sini jalannya..”
“Rumah Pak Agus ya Pak, Bu? Sebelah sini, mari..,” sapa warga lainnya.
Para relawan Tzu Chi dari Komunitas He Qi Utara 2 ini gembira dapat bersumbangsih tenaga dan waktu, membantu mengecat rumah warga penerima bantuan bedah rumah Tzu Chi.
Keramahan warga membuat para relawan makin semangat. Ketika tiba di tiap rumah yang dibantu Tzu Chi, para relawan ini sudah tahu apa yang harus mereka lakukan. Tak perlu banyak instruksi, semuanya saling bekerja sama.
Para pekerja bangunan yang pagi itu sedang membetulkan atap bagian depan rumah Bu Eneng sampai senyum-senyum, karena pekerjaan mereka hari itu jadi lebih ringan. Apalagi para relawan tak segan mengajak berbincang dan mengapresiasi pekerjaan mereka.
“Wow sudah jadi.. Memang kentara sekali perubahan di rumah Bu Eneng ini,” seru Emi Nora, relawan Tzu Chi.
Emi yang sedari awal menyaksikan bagimana rupa rumah Bu Eneng sebelumnya merasa sangat senang dengan perubahan rumah Bu Eneng. Emi ingat betul, waktu pertama kali menyurvei rumah Bu Eneng, lewat gang saja mesti membungkuk. Masuk ke rumah pun kepala mesti menunduk. Di dalam rumah, lantai kotor dan becek.
Bu Eneng sangat senang menyaksikan rumahnya berubah yang dulu tak layak huni kini dapat menjadi penyejuk hatinya.
“Saya merasa sukacita, penuh bahagia. Apalagi tadi Bu Eneng datang, dia senyumnya bahagia banget. Saya lihat saja ikut bahagia, apalagi nanti kalau rumahnya sudah jadi. Mereka bisa tinggal di sini, wah pasti semuanya ikut bahagia,” kata Emi.
Penerima bedah rumah lainnya, Siti Sarah, juga tak bisa menutupi rasa bahagianya. Ia terharu karena para relawan Tzu Chi, di tengah gerimis pun rela menyempatkan datang membantu pengecatan rumahnya.
Bagi Sarah, menjadi penerima bantuan bedah rumah dari Tzu Chi merupakan mimpi yang jadi nyata. Sebelumnya, pada bantuan bedah rumah tahap 2, Siti Sarah membantu sang mertua, yakni Muhimah, memasak untuk para tukang yang mengerjakan rumah sang mertua. Muhimah adalah penerima bantuan bedah rumah Tzu Chi tahap 2 di Kamal Muara.
“Kata saya dalam hati ‘seandainya saya juga dapat’. Mudah-mudahan dapat. Alhamdulillah, sekarang jadi nyata. Makanya saya berterima kasih kepada pihak Yayasan Buddha Tzu Chi dan para relawannya,” tuturnya.
Siti Sarah tak tinggal diam, dibantu para relawan Tzu Chi, ia juga turut mengecat rumahnya.
Siti Sarah pun sudah membayangkan betapa khusuknya ibadah puasa Ramadan yang sebentar lagi tiba, dan berada di rumah barunya. Sebelum-sebelumnya ia dan keluarganya kerap sahur dengan keadaan rumah yang banjir.
“Sahur kebanjiran kalau hujan, tapi mau tak mau tetap masak untuk sahur,” sambungnya.
Warga Kamal Muara lainnya bergembira dapat berbelanja pakaian baru dengan harga rata-rata 5.000-10.000 rupiah.
Masih di Kamal Muara, namun lokasinya di samping jalan raya, bazar yang digelar relawan Tzu Chi diserbu antusiasme warga. Ketua RW 01, Firdaus yang berada di sana memastikan kegiatan bazar berjalan tertib. Warga memang sangat antusias karena harga pakaian yang dijual mulai dari 5 ribu rupiah.
“Saya sebagai Ketua RW 01 sangat berterima kasih kepada kawan-kawan dari Yayasan Buddha Tzu Chi, masyarakat sangat antusias dengan kegiatan ini. Tidak bisa diungkapkanlah rasa terima kasih saya, saya sangat tersentuh melihat masyarakat yang secara tidak langsung ia menyisihkan rejekinya buat orang lain,” kata Firdaus.
Keuntungan bazar ini memang akan disalurkan untuk membantu masyarakat yang lebih susah.
Senyum semringah dari Firdaus, Ketua RW O1, bersama Teksan, relawan Tzu Chi.
Di Komunitas He Qi Utara 2 sendiri memang ada beberapa relawan yang memiliki usaha konveksi. Mereka menyumbangkan produksi konveksi mereka kepada Tzu Chi untuk dijual di bazar ini. Kebetulan lagi, usaha konveksi para relawan ini berupa busana Muslim, jadi sangat cocok dijual di sini.
“Ini untuk dijual murah 5 ribu, 10 ribu. Kan ini juga jelang Lebaran, jadi mereka bisa beli baju baru untuk keluarga mereka. Uang yang dihasilkan dari sini akan dijadikan amal lagi,” terang Teksan, relawan Tzu Chi.
Pakaian ini diangkut dalam dua boks mobil, kuantitas yang lumayan banyak.
Senyum Teksan semakin semringah mendapati jumlah relawan yang ikut menggarap ladang berkah dalam program bantuan bedah rumah Tzu Chi tahap ke-3 di Kamal Muara ini semakin banyak.
“Di tahap ke-3 ini kebanyakan relawan itu relawan senior dan relawan Abu Putih, juga banyak diikuti oleh relawan baru. Semoga pengecetan rumah ini juga bisa menjaring relawan baru, memperpanjang barisan relawan Tzu Chi,” tambahnya.
Editor: Arimami Suryo A.