Tzu Chi Bali Kembali Distribusikan Bantuan Bagi Pengungsi Gunung Agung

Jurnalis : Daniel Angkasa(Tzu Chi Bali), Fotografer : Dewangga Putra anjalian(Tzu Chi Bali)

doc tzu chi

Pembagian paket bantuan kepada pengungsi di titik pengungsian Desa Pesaban pada 22 Oktober 2017.

Yayasan Buddha Tzu Chi Kantor Penghubung Bali kembali memberikan bantuan kepada 552 keluarga pengungsi Gunung Agung, Minggu, 22 Oktober dan Sabtu 28 Oktober 2017. Paket bantuan ini dibagikan di dua titik lokasi pengungsian, yaitu Desa Pesaban, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem dan Desa Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Bali.

Bantuan tersebut berupa selimut, sarung, sabun, sampo, sikat, pasta gigi, ember, obat nyamuk, dan masker.  Relawan juga ikut mendengar keluh kesah para pengungsi. Seperti yang dialami salah satu pengungsi, Wayan Berata.

“Sejak dinaikannya status Gunung Agung dari Siaga menjadi Awas, saya dan warga Pemapatan harus dievakuasi dikarenakan wilayah kami masuk dalam kawasan rawan bencana. Tentunya ini sangat berdampak aktifitas sehari-hari kami, di mana setiap pagi kami harus kembali untuk mengurus kebun dan hewan ternak, dan sorenya kembali kepengungsian,” kata Wayan Berata.

doc tzu chi

Relawan membagikan kupon paket bantuan kepada tiap keluarga pengungsi bedasarkan hasil dari data survei lokasi dan data pengungsi.

doc tzu chi

Pada Sabtu tanggal 28 Oktober 2017, relawan melanjutkan pembagian paket bantuan di titik pengungsi di Desa Kubu, Kecamatan Bangli,  Kabupaten Bangli, Bali.

Kekhawatiran juga dirasakan para pengungsi menjelang Hari Raya Galungan yang akan jatuh pada tanggal 1 November 2017. Meskipun kegempaan Gunung Agung sudah sangat menurun, namun beberapa pengungsi masih merasa was-was akan tragedi yang terjadi pada tahun 1963, di mana gunung Agung meletus saat Perayaan Galungan.

Sementara itu, Joe Heran selaku koordinator kegiatan ini menjelaskan, paket bantuan yang diberikan ini berdasarkan hasil suvei yang dilakukan sebelumnya. Relawan juga lebih dulu membagikan kupon paket bantuan ke kepada setiap keluarga pengungsi.

doc tzu chi

Salah satu pengungsi di posko Desa Kubu, Wayan Berata (berbaju biru) menjelaskan kondisi dirinya dan pengungsi.

doc tzu chi

Berinteraksi langsung kepada pengungsi dilakukan relawan guna menghibur para pengungsi.

“Paket bantuan ini merupakan bantuan jangka panjang sambil menunggu kepastian perkembangan terbaru dari status Gunung Agung,” jelasnya.

Joe juga menambahkan, bahwa meskipun status Awas diturunkan menjadi Siaga, bukan berarti semua pengungsi dapat langsung kembali pulang. Ini karena pada level Siaga, hanya desa dan dusun yang ada luar garis 6km (KRB I 9 km dan KRB I 9+3 km) yang dapat kembali, untuk KRB III 3km dari kawah dan KRB II 6m masih harus tetap dikosongkan.

Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Tzu Chi Bali Kembali Distribusikan Bantuan Bagi Pengungsi Gunung Agung

Tzu Chi Bali Kembali Distribusikan Bantuan Bagi Pengungsi Gunung Agung

31 Oktober 2017

Tzu Chi Bali kembali memberikan paket bantuan kepada 552 Kepala Keluarga pengungsi Gunung Agung, Minggu, 22 Oktober dan Sabtu 28 Oktober 2017. Bantuan tersebut berupa selimut, sarung, sabun, sampo, sikat, pasta gigi, ember, obat nyamuk, dan masker.

Jejak Langkah Pertama Tzu Chi di Singaraja

Jejak Langkah Pertama Tzu Chi di Singaraja

02 Oktober 2017

Minggu, 1 Oktober 2017, sebanyak 40 orang relawan Tzu Chi Bali melakukan survei dan memberikan bantuan kepada para pengungsi di 4 (empat) desa: Les, Penuktukan, Sambirenteng, dan Tembok yang berada di Kecamatan Tedjakula, Kab. Buleleng, Bali. Bantuan yang diberikan berupa 50 buah kipas angin, 150 dus air mineral, 100 boks snack, 10 boks masker, baju layak pakai, dan juga sayur-mayur.

Jika selalu mempunyai keinginan untuk belajar, maka setiap waktu dan tempat adalah kesempatan untuk mendapatkan pendidikan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -