Tzu Chi Biak Membangun Rumah Pak Bunci

Jurnalis : Marcopolo (Tzu Chi Biak), Fotografer : Marcopolo (Tzu Chi Biak)

doc tzu chi

Susanto Pirono, Ketua Tzu Chi Biak memberikan surat perjanjian penggunaan rumah kepada Delila Ronsumbre, istri dari Daniel Rumadas atau yang biasa dipanggil Bunci. Hari itu, 1 April 2017, untuk pertama kalinya Tzu Chi Biak meresmikan Rumah Cinta Kasih.

Pagi masih menunjukkan pukul 07.00 WIT, relawan Tzu Chi Biak telah berkumpul untuk mendengarkan Xun Fa Xiang (menghirup keharuman Dharma di pagi hari). Tak lama setelah itu, 40 pasang kaki relawan bergegas menuju Desa Swapodibo untuk bersama menyaksikan sebuah sejarah baru.

Hari itu, 1 April 2017, untuk pertama kalinya Tzu Chi Biak meresmikan Rumah Cinta Kasih. Rumah tersebut adalah sebuah rumah milik Daniel Rumadas (65) yang dibangun kembali karena kondisi yang sudah tidak layak huni.

Daniel Rumadas yang biasa dipanggil Bunci ini juga merupakan seorang penerima bantuan Tzu Chi sejak tahun 2015. Ia sudah lama menderita penyakit parkinson. Sedangkan anaknya, Tilung, pun menerima bantuan pengobatan mata. Bunci tidak bekerja lagi karena penyakitnya. Ia pensiun dan kini mengandalkan anaknya untuk menopang kebutuhan keluarga, namun kedua anaknya masih tidak mempunyai pekerjaan yang tetap.

Delila Ronsumbre (tengah), istri dari Daniel Rumadas menandatangani surat perjanjian penggunaan rumah dalam acara peresmian rumahnya.

Relawan Tzu Chi membantu Daniel Rumadas (tengah) datang ke lokasi peresmian rumahnya. Ia merupakan seorang penerima bantuan Tzu Chi sejak tahun 2015. Ia sudah lama menderita penyakit Parkinson.

Dalam memberikan bantuan, relawan Tzu Chi secara rutin mengunjungi Bunci dan keluarganya untuk memberikan sembako tiap bulannya. Dari sana mereka melihat kondisi rumah Bunci yang kian waktu kian kumuh, kotor, atapnya yang terbuat dari seng pun sudah banyak berlubang. Ditambah lagi kondisi curah hujan yang tinggi di akhir tahun membuat mereka tidak nyaman tinggal di rumahnya sendiri.

Atas kepedulian dan inisiatif relawan Tzu Chi, mereka berkomunikasi dengan Bunci dan keluarga untuk membedah rumah. Tanpa menunggu lama, Bunci langsung menerima tawaran tersebut. Mereka senang dengan niat baik dari relawan.

Senin, 6 Februari 2017 adalah hari pertama bedah rumah Bunci. Tidak banyak sisa rumah yang dapat dipergunakan kembali, hanya fondasi atau lantai rumah lama yang dipertahankan. Selebihnya diganti dengan bahan baru.

Selama proses pembangunan rumah Daniel Rumadas, relawan Tzu Chi secara rutin datang bersama-sama untuk membantu mengerjakan pembangunan rumah.

Sejak proses awal hingga akhir, relawan selalu hadir bersama-sama membangun rumah Daniel Rumadas hingga pembangunan rumah dapat diselesaikan selama kurang lebih 2 bulan.

Selama rumahnya dibangun kembali, Bunci membuat dua petak ruangan kayu berukuran 3x4 meter di belakang rumahnya sebagai tempat tinggal sementara. Selama proses pembangunan pula, relawan Tzu Chi secara rutin datang bersama-sama untuk membantu mengerjakan pembangunan rumah. Seperti sebuah kata perenungan Master Chen Yen, “Melakukan perbuatan nyata jauh lebih bernilai daripada hanya membaca setumpuk buku.”

Setelah dikerjakan selama kurang lebih 2 bulan, pembangunan rumah Bunci akhirnya selesai. Rasa syukur dipanjatkan oleh semua relawan Tzu Chi dan seluruh anggota keluarga Bunci.

Foto rumah sebelum dibedah.

Foto rumah setelah dibedah.

Susanto Pirono, Ketua Tzu Chi Biak pun menyampaikan terima kasih kepada relawan, donatur, dan semua pihak yang telah membantu terlaksananya pembangunan rumah. “Bedah rumah ini akan berkelanjutan dan tidak berhenti di rumah Pak Bunci saja. Oleh sebab itu kami memerlukan dukungan dan kerja sama dari semua pihak,” ucapnya dalam peresmian rumah Bunci.

Pada kesempatan tersebut pula, relawan Tzu Chi Biak melengkapi rumah bunci dengan tempat tidur, kasur, lemari, meja makan, dan kursi sofa yang baru. Relawan Tzu Chi berharap Bunci dan keluarga dapat menempati rumah yang layak dan nyaman.

Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Sukacita di Usia Senja

Sukacita di Usia Senja

22 Februari 2017

Kebahagiaan nenek usia 80 tahun di Tegal Alur, Jakarta Barat ini bukan tanpa alasan. Pasalnya di usia senjanya ini, ia seperti mengalami titik balik kehidupan. Siti Waspiah yang akrab disapa Bu Dul hidup seorang diri sejak anaknya, Siti Rahayu meninggal pada tahun 2005 silam. Beruntung ada Ferdinand Timotius Hariyadi (57 tahun) dan istri yang membantu merawat Bu Dul sepeninggal Siti Rahayu.

Tzu Chi Biak Membangun Rumah Pak Bunci

Tzu Chi Biak Membangun Rumah Pak Bunci

04 April 2017 Sabtu, 1 April 2017, untuk pertama kalinya Tzu Chi Biak meresmikan Rumah Cinta Kasih. Rumah tersebut adalah sebuah rumah milik Daniel Rumadas (65) yang dibangun kembali karena kondisi yang sudah tidak layak huni.
Dengan keyakinan yang benar, perjalanan hidup seseorang tidak akan menyimpang.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -