Andy, relawan Tzu Chi Bekasi yang memberikan paket bantuan darurat kepada salah satu warga yang mengungsi di Ball Room gedung sekolah Global Persada Mandiri. Andy berharap para pengungsi yang tinggal di ballroom GPM dapat beristirahat dengan nyaman dan tetap sehat.
Tim Tanggap Darurat Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bersama Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Cikarang memberikan bantuan darurat kepada warga Kelurahan Bekasi Jaya, Bekasi Timur, yang terdampak banjir sejak 3 Maret 2025.
Para korban banjir saat ini mengungsi di Ballroom Sekolah Global Persada Mandiri (GPM), yang memiliki kapasitas hingga 1.000 orang. Relawan Tzu Chi dari Cikarang dan Bekasi Bersatu hati menyiapkan dapur umum, membuka layanan pengobatan, serta membagikan paket bantuan darurat. Bantuan dari Yayasan Buddha Tzu Chi ini sangat disyukuri oleh para pengungsi, salah satunya adalah Riswanto (50), yang mengungsi bersama istri dan tiga anaknya di Ballroom GPM.
Dokter Andree Arthur, MARS sedang memeriksa salah satu pasien Lansia yang juga korban banjir di posko pengungsian di Ball Room gedung sekolah Global Persada Mandiri.
Para relawan Tzu Chi dari Cikarang dan Bekasi bersatu hati menyiapkan barang bantuan yang terdiri dari paket bantuan darurat, membuka posko pengobatan, dan posko pengungsian di Ball Room gedung sekolah Global Persada Mandiri.
Riswanto, yang tinggal di Kompleks Perumahan Irigasi Bekasi Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, mengungkapkan rasa terima kasihnya. "Alhamdulillah, Yayasan Buddha Tzu Chi membantu kami dengan sangat lengkap dan sesuai kebutuhan. Terima kasih banyak untuk Yayasan Buddha Tzu Chi," ujarnya haru.
Ia bercerita tentang banjir yang datang tiba-tiba pada malam 3 Maret 2025. Air dengan ketinggian mulai dari pinggang hingga dada orang dewasa menggenangi Perumahan Irigasi, Kelurahan Bekasi Jaya, yang bersebelahan dengan saluran kali. "Sekitar pukul 03.30 WIB, saya dan keluarga sedang bersiap sahur. Hati saya sudah was-was karena air mulai naik ke teras rumah, padahal hujan hanya gerimis. Pukul 07.00 WIB, saya memutuskan izin tidak masuk kerja karena air sudah mulai masuk ke dalam rumah," tutur Riswanto, yang bekerja di sebuah pabrik di kawasan Cikarang.
Di rumah, ia segera menyelamatkan barang-barang elektronik ke atas lemari. Sementara itu, grup WhatsApp RT sudah mengimbau warga untuk segera mengungsi ke taman di depan kompleks perumahan. "Saya dan keluarga langsung ke taman. Saat itu, sudah banyak warga berkumpul. Tidak sampai satu jam, rumah saya terendam hingga batas pintu. Semua barang tidak sempat dibawa, saya pasrah. Dua motor, alat elektronik, kulkas, tempat tidur, bahkan baju di lemari tidak ada yang bisa diselamatkan. Padahal sebentar lagi Lebaran," ucap Riswanto lirih.
Para relawan Tzu Chi dari Cikarang dan Bekasi bersatu hati menyiapkan barang bantuan dari Tzu Chi. Paket bantuan makanan dan minuman diperuntukkan ke posko dapur umum, sementara paket bantuan darurat terdiri dari selimut, sarung, alat mandi, handuk, dan ember diberikan langsung kepada para pengungsi yang sudah menerima kupon.
Riswanto bersama keluarga terpaksa harus mengungsi di ballroom GPM karena rumahnya di Kompleks Perumahan Irigasi Bekasi Jaya sudah terendam banjir setinggi pintu rumahnya.
Karena air terus naik, lokasi pengungsian sementara di taman pun ikut terendam. Ketua RT setempat kemudian menginformasikan bahwa Sekolah Global Persada Mandiri (GPM), yang berjarak sekitar 100 meter, membuka ballroom-nya sebagai posko pengungsian bagi warga Perumahan Irigasi dan sekitarnya. "Banjir kali ini datang sangat besar dan cepat, lebih parah dari tahun 2020. Pas Imlek kemarin (2025), hujan seharian, tapi tidak ada banjir," ujar Ano, salah satu pengungsi di GPM.
Gedung sekolah GPM ini milik Andy, seorang relawan Tzu Chi, yang mengizinkan ballroom sekolahnya digunakan sebagai posko pengungsian, posko pengobatan, dan pusat logistik untuk korban banjir. Andy mengatakan bahwa para pengungsi mulai berdatangan sejak malam 3 Maret 2025, setelah mendapat informasi dari grup WhatsApp lingkungan masing-masing. "Jumlah pengungsi sekitar 100 orang, terdiri dari Lansia, anak-anak, balita, dan ibu-ibu. Pagi harinya, mereka yang muda-muda kembali ke rumah untuk melihat kondisi, lalu kembali lagi ke sini pada malam hari," jelasnya.
Andy berharap banjir segera surut agar warga bisa kembali ke rumah masing-masing. "Semoga air cepat surut. Kasihan mereka harus tidur beralaskan tikar. Saya khawatir penyakit mudah menyebar, meskipun tim dokter dari Cikarang sudah kami siapkan, belum lagi membersihkan lumpur di dalam rumah, wahh itu sangat menguras tenaga," kata Andy sambil membagikan kupon bantuan Tzu Chi kepada para pengungsi.
Kondisi komplek Perumahan Irigasi Bekasi Jaya masih terendam banjir. Makin kedalam perumahan air semakin tinggi.
Sejak pagi, para relawan dari Cikarang dan Kota Bekasi bersatu hati membantu korban banjir. Di Ballroom GPM, relawan Tzu Chi membuka dapur umum dan posko pengobatan. Hingga pukul 12.00 WIB, sudah ada 70 pasien yang mendapatkan layanan medis.
Sementara itu, tim masak relawan Tzu Chi Cikarang dan Bekasi menyiapkan 460 paket nasi hangat, yang terdiri dari 200 paket untuk makan siang, 200 paket untuk makan malam, dan 60 paket untuk sahur. Selain itu, sebanyak 200 paket bantuan darurat dibagikan kepada para pengungsi. Paket tersebut berisi selimut, sarung, alat mandi, handuk, dan ember, untuk membantu mereka bertahan selama di pengungsian.
Editor: Hadi Pranoto