Tzu Chi Hospital: High Technology, High Touch, and Humanity
Jurnalis : Suyanti Samad (He Qi Timur), Fotografer : Suyanti Samad (He Qi Timur)Dalam Tzu Chi Talks edisi kedelapan, DR. Haryo Suparmun S.E., CPA., menjelaskan tentang alasan orang Indonesia memilih berobat di luar negeri.
Tzu Chi Talks edisi kedelapan berlangsung pada Sabtu, 22 Agustus 2020. Diikuti oleh 300 partisipan melalui aplikasi Zoom, YouTube, Instagram, dan Facebook, Tzu Chi Talks mengusung tema Tzu Chi Hospital, Technology and Humanity yang merupakan Misi Kesehatan Tzu Chi. Webinar ini membahas tentang berbagai permasalahan dan solusi dalam menangani kendala pengobatan sekaligus memperkenalkan rumah sakit bertaraf International yang akan hadir (beroperasi) di Indonesia pada awal tahun 2021.
Bukanlah suatu berita baru bagi kita, mendengar bahwa banyak orang Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri daripada berobat di negeri sendiri. “Adapun alasan utamanya kurangnya mutu pelayanan dan pengawasan kesehatan di Indonesia, kecanggihan teknologi, dan obat-obatan. Problem komunikasi dokter dan tenaga medis pembantu, ketepatan dianogsis, akomodasi rumah sakit luar negeri lebih menyenangkan, reputasi rumah sakit yang telah mendunia, dan harga lebih murah,” kata DR. Haryo Suparmun S.E., CPA., dalam opening remarks Tzu Chi Talks.
Indonesia telah menjadi satu kontributor terbesar dalam pengobatan di Malaysia, sebesar US Dolar 11.5 miliar per tahun atau 80%. Berbagai jenis pengobatan yang dipilih orang Indonesia di luar negeri, “Bedah kosmetik dan rekonstruksi, pengobatan kanker, pengobatan tulang, perawatan gigi, bedah tulang belakang, pengobatan mata, operasi penurunan berat badan, dan pengobatan jantung,” tambah Haryo Suparmun.
Menyelamatkan Kehidupan, Menjaga Kesehatan, Menjunjung Tinggi Semangat Cinta Kasih
Tzu Chi Talks edisi kedelapan yang berlangsung pada hari Sabtu, 22 Agustus 2020, diikuti oleh 300 partisipan melalui aplikasi Zoom, YouTube, Instagram, dan Facebook.
Keinginan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia untuk mendirikan rumah sakit bertaraf International sudah tersirat sejak lama. Hal itu juga berdasarkan visi dan misi Tzu Chi bahwa mewariskan kebijakan dan cinta kasih merupakan pusaka yang tak ternilai harganya.
“Pada 10 Februari 2013, Tzu Chi Indonesia mendapat restu (dukungan) dari Master Cheng Yen untuk mendirikan Tzu Chi Hospital Indonesia,” papar Prof. DR. Dr. Satyanegara, Sp.BS(K)., Direktur Senior Tzu Chi Hospital. Menindaklanjuti hal tersebut, 31 Mei 2015, menjadi momen peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan Tzu Chi Hospital Indonesia, di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.
Pembangunan Tzu Chi Hospital hingga saat ini telah mencapai tahap penyelesaian. Nantinya Tzu Chi Hospital akan memberikan fasilitas kesehatan, kenyamanan, serta dilengkapi dengan sumber daya manusia (para medis) yang high quality, peralatan medis yang canggih, dan cinta kasih dalam melayani pasien.
Tak lupa Prof. DR. Dr. Satyanegara, Sp.BS(K)., menjelaskan motto Tzu Chi Hospital adalah High Technology and High Touch, sesuai dengan tema Tzu Chi Talks edisi kedelapan.
Tak lupa Prof. Satyanegara menjelaskan motto Tzu Chi Hospital adalah High Technology and High Touch, sesuai dengan tema Tzu Chi Talks edisi kedelapan ini. “High Technology, dapat diartikan sebagai menikmati buah kemajuan teknologi dan menyesuaikan dengan keyakinan spiritual kita. Tidak hanya alat yang canggih, tetapi para medis juga harus menguasai peralatan medis yang canggih di Tzu Chi Hospital nantinya,” ungkap Prof. Satyanegara lebih lanjut.
Untuk pencapaian high technology, Tzu Chi Hospital tidak hanya menggunakan peralatan medis yang canggih, tetapi juga menerapkan penggunaan Information Technology (IT) yang canggih, adalah tidak menggunakan kertas sebagai fasilitas komunikasi antarsatu dengan yang lainnya. Semuanya catatan medis pasien akan terekam dengan baik dalam peralatan medis tersebut.
Latar Belakang Tzu Chi Hospital
Dr. Gunawan Susanto, Sp.BS., memaparkan, Tzu Chi Hospital Indonesia dibangun berlatar belakang pada banyaknya pasien Indonesia berobat keluar negeri, serta banyaknya pasien yang kurang mampu (termasuk pasien BPJS) yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal.
Walaupun Tzu Chi Indonesia telah mempunyai rumah sakit, Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi, namun karena fasilitas kurang lengkap maka pelayanan kesehatan kurang optimal. Faktor utama inilah yang mendasari akhirnya Tzu Chi Hospital Indonesia dibangun. Tzu Chi Hospital Indonesia memiliki visi menjadi rumah sakit yang bisa menjadi perwujudan ideal yang dapat menjadi contoh baik dalam dunia kedokteran.
Dr. Gunawan Susanto, Sp.BS., Direktur Utama Tzu Chi Hospital memaparkan, Tzu Chi Hospital juga dibangun berlatar belakang pada banyaknya pasien Indonesia yang berobat ke luar negeri, seperti Singapura, Malaysia, dan Tailand. Juga banyaknya pasien yang kurang mampu (termasuk pasien BPJS) tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal.
“Setelah dipelajari, diperoleh fakta bahwa fasilitas rumah sakit di Indonesia kurang lengkap, disebabkan kurang menguntungkan bagi rumah sakit bila mengadakan fasilitas tersebut. Juga harganya tinggi tetapi pemakainya tidak banyak. Oleh karena itu, insan Tzu Chi berpikir, Tzu Chi tidak memikirkan profit (untung atau rugi), biarlah Tzu Chi Indonesia memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik di Indonesia,” jelas Dokter Gunawan yang mulai bergabung dengan Tzu Chi sejak Februari tahun 2013.
Sesuai dengan tema Tzu Chi Talks edisi kedelapan ini, Tzu Chi Hospital juga mengedepankan tim medis yang humanis yang nantinya mengikuti pelatihan di Tzu Chi Hospital Taiwan.
Kecintaan dan kontribusi Dr. Gunawan terhadap Tzu Chi Hospital dilatarbelakangi oleh pengalaman sebagai dokter bedah syaraf. “Saya sering menghadapi pasien-pasien yang sebenarnya bisa ditangani dengan baik. Namun sebaliknya, sering terlambat atau terhambat oleh tidak adanya biaya, menyebabkan pasien meninggal di usia masih muda. Juga management yang terlambat, birokrasi yang rumit, membuat orang merasa kecewa, serta hinga membuat pasien tidak dapat mendapat pengobatan pertama pada penyakitnya,” kenang Dr. Gunawan, akan mengedepankan tekad, visi, dan misi Tzu Chi, dalam memberikan kehidupan lebih bernilai.
“Sejak awal 2013, dimulainya perencanaan untuk pembangunan Tzu Chi Hospital di Jakarta, yang rencananya mengacu pada empat hal, yatu ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan,” pungkas Dokter Gunawan. “Tzu Chi Hospital Indonesia, akan menggunakan system cross subsidi, artinya pasien yang mampu dapat mensubsidi pasien yang tidak mampu. Kedua, Tzu Chi adalah amal sosial untuk membantu orang yang tidak mampu. Ketiga, menerima, merawat, dan melayani pasien BPJS, sesuai dengan prinsip cinta kasih universal yang telah dijalankan Tzu Chi,” tambah Prof. Satyanegara.
Editor: Metta Wulandari
Artikel Terkait
Pola Hidup Baru di Kenormalan Baru
20 Juli 2020Tzu Chi Talks ke-3 bertopik “New Normal New Lifestyle” dengan narasumber Shelly Widjaja, seorang relawan Komite Tzu Chi, berlangsung pada Sabtu 18 Juli 2020, diikuti oleh 323 partisipan LIVE melalui ZOOM, Youtube, Instagram, dan Facebook Tzu Chi Indonesia.
Berbagi Kiat Sukses Belajar-Mengajar dari Rumah
28 Juli 2020Freddy Ong, Direktur Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi berbagi kiat sukses kegiatan belajar-mengajar di rumah melalui Tzu Chi Talks yang bisa disaksikan melalui aplikasi Zoom, YouTube Live, Instagram Live, dan Facebook Live di akun Tzu Chi Indonesia.
Tzu Chi Hospital: High Technology, High Touch, and Humanity
24 Agustus 2020Tzu Chi Talks edisi kedelapan berlangsung pada Sabtu, 22 Agustus 2020. Diikuti oleh 300 partisipan melalui aplikasi Zoom, YouTube, Instagram, dan Facebook, Tzu Chi Talks mengusung tema Tzu Chi Hospital, Technology and Humanity yang merupakan Misi Kesehatan Tzu Chi. Webinar ini membahas tentang berbagai permasalahan dan solusi dalam menangani kendala pengobatan sekaligus memperkenalkan rumah sakit bertaraf International yang akan hadir (beroperasi) di Indonesia pada awal tahun 2021.