Tzu Chi Ikut Sosialisasikan Pembuatan Eco Enzyme di Kemenko PMK

Jurnalis : Anand Yahya, Fotografer : Anand Yahya

Siswa Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng dan relawan Tzu Chi Indonesia mendemonstarasikan pembuatan eco enzyme berbahan sampah organik di depan para peserta Sosialisasi Gerakan Pembuatan dan Pemanfaatan Eco Enzyme di Aula Heritage Kemenko PMK.

Sampah organik berasal dari berbagai sumber, salah satunya berasal dari sampah rumah tangga yang menghasilkan 68 persen sampah organik. Pengelolaan sampah organik pun belum dilakukan secara maksimal dan masih didominasi dengan membuangnya ke lahan kosong, saluran air, atau dibakar. Padahal, sampah organik sangat bermanfaat jika diolah menjadi Eco enzyme dan turunannya.

Untuk lebih mensosialisasikan pengelolaan sampah organik, Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) mengadakan kegiatan bertemakan “Gerakan Permabudhi Menyelamatkan Bumi" di Aula Heritage Kemenko PMK, pada Sabtu 2 September 2023. Kegiatan ini juga menggandeng Tzu Chi Indonesia untuk mensosialisasikan dan mendemonstrasikan pembuatan eco enzyme yang berbahan dasar sampah organik.

Kegiatan ini dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.AP., Ketua Umum Permabudhi Prof. Dr. Philip K. Widjaja, Direktur Jenderal Bimas Buddha Kementerian Agama Supriyadi, Ketua Komunitas Eco Enzyme Indonesia Bersatu Letjen (Purn.) Sumarsono, dan relawan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, komunitas-komunitas pegiat eco enzyme yang sudah menjalankan pembuatan Eco Enzyme dan turunannya di seluruh Indonesia.

Maria Fintje, relawan Tzu Chi komuitas He Qi Pusat sedang mendampingi para peserta saat praktik membuat eco enzyme yang berbahan dasar buah-buahan.

Tzu Chi Indonesia yang di wakili oleh relawan Juny Leong, Maria Fintje, dan empat siswa-siswi dari Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng juga mempraktekkan langsung cara pembuatan eco enzyme menggunakan bahan dasar kulit buah dan sayur bekas yang menjadi limbah dapur rumah tangga. Mereka juga menjelaskan tips pemilihan bahan yang akan digunakan sehingga nantinya produk eco enzyme yang dihasilkan kaya akan nutrisi yang diinginkan.

Peserta yang turut hadir dalam acara tampak antusias dengan kegiatan yang berlangsung. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan yang dilontarkan oleh peserta yang hadir. Menko PMK Muhadjir Effendy mengatakan, ancaman kelestarian bumi telah sampai pada titik yang sangat kritis karena diakibatkan oleh persoalan limbah sampah pastik. Hal ini disampaikan MenKo PMK saat memberikan sambutan dalam acara tersebut.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.AP dalam sambutannya mengatakan pengelolaan sampah harus menggunakan paradigma baru.

Lebih lanjut, Muhadjir Effendy juga menegaskan, paradigma pengelolaan sampah yang bertumpu pada TPA (tempat pembuangan akhir) harus diganti dengan paradigma sampah bisa dimanfaatkan dengan berbasis nilai ekonomi serta baik untuk energi, kompos, pupuk, maupun bahan baku industri.

Upaya yang dilakukan oleh anggota-anggta Permabudhi yang salah satunya Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia turut diapresiasi oleh Muhadjir Effendy karena mampu menciptakan alternatif pengelolaan sampah yang memiliki manfaat berlipat ganda. Eco Enzyme sendiri merupakan pemanfaatan sampah organik sebagai bahan baku yang dicampur dengan gula merah dan air. Proses fermentasinya akan menghasilkan gas O3 (ozon) dan cairan pembersih serta pupuk yang ramah lingkungan. “Apapun usaha kita untuk menyelamatkan bumi itu sangat terpuji,” tegas Muhadjir Effendy.

Para siswa Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng berkeliling memberikan contoh produk turunan dari eco enzyme yang beraroma daun sereh, buah pala, dan lainnya kepada para peserta.

Kegiatan ini juga merupakan implementasi dari amanat Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2016 mengenai Gerakan Indonesia Bersih yang menjadi bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental. Gerakan tersebut dilakukan untuk mendorong terciptanya etos kerja yang baik, gotong-royong antar berbagai pihak tanpa melihat latar belakang, dan memiliki integritas untuk mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat, baik jasmani maupun rohani.

Ketua Umum Permabudhi, Prof. Dr. Philip K. Widjaja dalam sambutannya mengutarakan gerakan pemanfaatan sampah organik ini akan dibawa dan disosialisasikan oleh anggota Permabudhi ke seluruh pelosok Indonesia. Selain sosialisasi, kegiatan ini juga diisi dengan demo pembuatan eco enzyme bersama para peserta yang hadir.

Adapun bahan dasar yang digunakan para peserta yakni buah-buahan, sayuran yang sudah ditimbang sesuai dengan takaran. Bahan-bahan yang disediakan juga merupakan limbah dapur yang sudah tidak terpakai. Semua bahan yang tersedia dipotong kecil-kecil kemudian dimasukkan dalam wadah jerigen berisi air dan juga molase (tetes tebu) dengan rasio 1 bagian molase, 3 bagian sampah organik, dan 10 bagian air.

Para peserta yang hadir dengan semangat memasukkan buah-buahan dan molase serta air pada saat praktik pembuatan eco enzyme. Jerigen-jerigen ini nantinya boleh dibawa pulang peserta yang sudah membuat sendiri dan hasilnya dapat dinikmati setelah tiga bulan terfermentasi.  

Ketua Komunitas Eco Enzyme Indonesia Bersatu, Letjen (Purn.) Sumarsono sangat mengapresiasi gerakan revolusi mental yang digagas oleh Permabudhi dan anggotanya yang bisa menjalin kerja sama dengan pemerintah khususnya Kementerian Koordiniator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

“Ini merupakan terobosan baru walaupun sebenarnya para kelompok-kelompok pegiat eco enzyme ini sudah jalan beberapa tahun yang lalu di komunitasnya masing-masing,” ucap Letjen (Purn.) Sumarsono. Ia juga berharap pembuatan eco enzyme ini bisa memasyarakat sehingga bisa di mulai dari rumah sendiri hingga ke lingkungan sekitar.

Editor: Arimami Suryo A.

Artikel Terkait

Segudang Manfaat Eco Enzyme

Segudang Manfaat Eco Enzyme

31 Oktober 2020

Belum tergerak untuk bikin Eco Enzyme di rumah padahal sebenarnya sayang banget sama lingkungan? Elly Widjaja, relawan Tzu Chi dari Komunitas He Qi Barat 2 sudah memanfaatkan Eco Enzyme untuk banyak keperluan sehari-hari. Jadi dengan Eco Enzyme, ia pun bisa mengurangi penggunaan produk pembersih berbahan kimia yang merusak lingkungan. 

Edukasi Eco Enzyme dan Makanan Vegetarian di Pluit Timur Residence

Edukasi Eco Enzyme dan Makanan Vegetarian di Pluit Timur Residence

02 November 2022

Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 2 melakukan sosialisasi Eco Enzyme dan makanan vegetarian kepada warga Pluit Timur Residence pada Minggu, 16 Oktober 2022.

Penuangan dan Penyemprotan Eco Enzyme di Kawasan PIK

Penuangan dan Penyemprotan Eco Enzyme di Kawasan PIK

10 Oktober 2023

Relawan Tzu Chi Indonesia bersama komunitas Eco Enzyme melaksanakan kegiatan penyemprotan Eco Enzyme ke udara dan penuangan Eco Enzyme ke beberapa danau di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) Jakarta Utara.

Kerisauan dalam kehidupan manusia disebabkan dan bersumber pada tiga racun dunia, yaitu: keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -