Tzu Chi Menjajaki Mitra Strategis Dalam SDGs
Jurnalis : Anand Yahya, Fotografer : Anand YahyaSuriadi, Kepala Sekretariat Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia menjelaskan kegiatan program bebenah kampung yang sudah dijalankan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, salah satunya program bebenah kampung di Pademangan Barat dan yang baru selesai di Desa Jagabita Parung Panjang, Bogor.
Kemitraan Habitat dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melakukan kunjungan ke kantor pusat Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia pada Selasa (27/02/2018), pukul 10.00 WIB. Rombongan ini dipimpin oleh Dr. Ir. Wicaksono Sarosa, Ketua Dewan Eksekutif Kemitraan Habitat.
Dalam kunjungan tersebut Dr. Ir. Wicaksono Sarosa menyampaikan bahwa Kemitraan Habitat mengajak untuk membuka peluang kepada khususnya Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang peduli dalam pengembangan permukiman dan perkotaan untuk bergabung sebagai mitra strategis dalam Sustainable Development Goals - SDGs (pembangunan berkelanjutan).
Hong Tjhin CEO DAAI TV dan Suriadi Kepala Sekretariat Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mendampingi kedatangan mereka. Dalam pertemuan tersebut Suriadi mengatakan bahwa kita dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mempunyai empat misi yang harus dijalankan dalam misi kemanusiaan Tzu Chi. Misi Amal, Misi Pendidikan, Misi Kesehatan, dan Misi Budaya Humanis.
Misi amal dalam pembangunan perumahan salah satunya di Pademangan, Jakarta Utara. Total pembangunan rumah mencapai 337 unit rumah dari berbagai ukuran. Selain rumah, kita selalu menjalin hubungan dengan warga dengan berbagai kegiatan, seperti baksos kesehatan, gotong royong bersih lingkungan, dan pemberian paket sembako di setiap perayaan keagamaan.
Wicaksono Sarosa, Ketua Dewan Eksekutif Kemitraan Habitat (tengah) mengajak Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang peduli dalam pengembangan permukiman dan perkotaan untuk bergabung sebagai mitra strategis dalam Sustainable Development Goals - SDGs (pembangunan berkelanjutan).
Hong Tjhin, CEO DAAI TV menjelaskan bahwa mempersiapkan warga untuk dapat mandiri dan berpikir ke depan itu membutuhkan waktu 10-15 tahun pendampingan.
Kita tanamkan bahwa memberi bantuan bukan hanya hak orang kaya saja, namun yang miskin pun dapat bersumbangsih melalui tenaga, pikiran, dan waktu. Kini warga Pademangan lebih kurang sudah 300 orang menjadi relawan Tzu Chi. Mereka dapat mengurus sendiri warga dan lingkungan sekitar mereka.
Contoh lainnya yang sudah Tzu Chi kerjakan adalah relokasi warga bantaran Kali Angke yang berbudaya humanis. Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia membangun 1.100 unit rumah susun terdiri dari 55 tower dilengkapi dengan fasilitas umum seperti rumah sakit, sekolah, rumah ibadah, balai warga, depo pendidikan daur ulang, dan pujasera yang disiapkan untuk warga rusun.
Hong Tjhin mengatakan bahwa membangun bangunan yang layak huni sangatlah mudah, namun mempersiapkan warga untuk dapat mandiri dan berpikir ke depan itu yang sangat sulit. “Kita membangun perumahan cinta kasih menjelaskan bahwa untuk mewujudkan kasih di Cengkareng itu hingga saat ini terus mendampingi warganya, karena tidak mudah untuk mengubah pola pikir warga untuk maju ke depan,” jelas Hong Tjhin.
Lebih lanjut Hong Tjhin menceritakan salah satu kasus di perumahan Tzu Chi. “Untuk melatih ibu-ibu di sebuah garmen dari 20 orang setelah satu minggu tersisa 5 orang saja, setelah 2 minggu tersisa 3 orang yang dipekerjakan di garmen tersebut dengan gaji di atas UMR. Namun, setelah beberapa bulan saya lihat ibu tersebut sudah luntang-lantung lagi di perumahan. Saya tanya kenapa tidak bekerja lagi, ‘katanya saya sering telat datang dan di keluarkan,” kata Hong Tjhin.
“Jadi menurut saya untuk membangun sebuah hunian yang layak dan berhasil itu sangat berat dan ada faktor keberuntungannya,” ungkapnya berseloroh.
Kemitraan Habitat dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat berfoto bersama setelah melakukan kunjungan dan temu wicara dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.
Dr. Ir. Wicaksono Sarosa juga menjelaskan bahwa Kemitraan Habitat bersama dengan KOTAKU sudah menjajaki potensi 6 kota di Indonesia, di antaranya Banjarmasin, Malang, Bogor, Aceh, Mataram, dan Palu untuk dijadikan perkotaan yang layak huni dan berkelanjutan. “Semua design dan tata kotanya pemerintah daerah sendiri yang mendesain, dibantu para mahasiswa dan tenaga profesional, kita hanya memfasilitasi,” ungkap Wicaksono.
Kemitraan Habitat bekerjasama dengan pemerintah untuk mewujudkan gerakan 100-0-100. Yaitu 100% akses aman air minum untuk masyarakat, 0% proporsi rumah tangga yang menempati hunian dan permukiman kumuh di kawasan perkotaan, dan 100% sarana sanitasi yang layak.
Bapak Arif dari KOTAKU mengatakan target tersebut cukup berat untuk dicapai karena bila mengandalkan dana Pemerintah serta program dan strategi yang ada saat ini tanpa memberdayakan potensi pendanaan lain, Indonesia diperkirakan hanya mampu mencapai 85% air minum, 5% permukiman kumuh dan 75% sanitasi layak (85-5-75) hingga tahun 2019. “Untuk itu kita (pemerintah) hanya memfasilitasi antar pemangku kepentingan (stakeholder),” ungkapnya.
Untuk memenuhi gap tersebut (15-5-25) dan mewujudkan permukiman dan perkotaan yang layak huni dan berkelanjutan diperlukan upaya percepatan pembangunan yang melibatkan semua pemangku kepentingan, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, perguruan tinggi, swasta, maupun masyarakat. Membutuhkan upaya yang sinergis dari berbagai pihak.
“Untuk itu kami dari Kemitraan Habitat akan mendorong kolaborasi antar pemangku kepentingan dan mendampingi pemerintah daerah untuk memanfaatkan potensi dalam upaya perwujudan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan,” ungkap Wicaksono. “Saya rasa visi dan misi Yayasan Buddha Tzu Chi dan kita Kemitraan Habitat hampir sama yaitu menciptakan lingkungan kehidupan yang layak dan sejahtera,” tambahnya mengakhiri pembicaraan.
Editor: Yuliati
Artikel Terkait
Tzu Chi Menjajaki Mitra Strategis Dalam SDGs
28 Februari 2018Kemitraan Habitat dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melakukan kunjungan ke kantor pusat Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia pada Selasa (27/02/2018).