Tzu Chi on The Radio
Jurnalis : Budi Wongso (He Qi Utara), Fotografer : Sjukur Zhuang (He Qi Utara) Para relawan berbincang dengan Adrian yang menjadi moderator talkshow, sembari menunggu jadwal untuk siaran. |
| |
Diawali dengan sebuah tembang dari Reon Leon siaran langsung talkshow dibuka oleh Mas Yudhi Ismail sebagai penyiar RRI. "Kapan berdirinya posko daur ulang Tzu Chi, awalnya seperti apa?" demikian pertanyaan pembukanya. Dari sana perbincangan mengenai misi pelestarian lingkungan pun mengalir. Adenan dan Posan Shixiong menjelaskan berbagai detil daur ulang Tzu Chi, seperti bentuk depo daur ulang yang seperti bedeng, hanya ada atap dan dindingnya, dan ada bagian-bagian penampungan sesuai bahan yang dipilah -plastik, kaleng, kardus, dan lain-lain. Lalu juga perlu ada area bagi para relawan untuk belajar memilah dan memanfaatkan bahan-bahan tersebut. Sebagian orang menyebut barang-barang di posko itu sebagai "sampah", tapi di Tzu Chi sampah bisa menjadi emas, dan emas menjadi cinta kasih. Karena dana yang didapat dari daur ulang dipakai untuk mendukung biaya kegiatan sosial. Yang mengumpulkan bahan daur ulang adalah masyarakat, ada yang membawanya sendiri ada juga mobil depo yang mengambil sampah kering dari rumah ke rumah. Yang memilah adalah para relawan atau masyarakat yang ikut bergabung. Sekarang sudah ada 4 posko daur ulang Tzu Chi di sekitar Jakarta, yaitu di Perumahan Cinta Kasih Cengkareng, Muara Karang, Kelapa Gading, dan Serpong. Kepedulian akan daur ulang masih dapat terus berkembang dan dijadikan sebagai proyek percontohan bagi yang lain, baik di daerah maupun di mana saja untuk ikut peduli. Sejak tahun 2004 Tzu Chi terus melakukan sosialisasi pelestarian lingkungan ke perumahan. Para ibu rumah tangga sudah mulai memisahkan sampah kering dan basah. Sampah yang basah diberikan kepada angkutan sampah pemda, sampah yang kering diberikan kepada depo daur ulang Tzu Chi. Bentuk sosialisasinya beragam, ada relawan yang memberikan sosialisasi dari rumah ke rumah, ada juga yang dilakukan dengan mengumpulkan warga satu RT atau RW dalam satu pertemuan, lalu disosialisasikan tentang daur ulang dan pemanasan global. "Kita memberi gambaran keadaan bumi seperti apa, lalu dampaknya kepada anak cucu kita. Karena percuma kita kumpulkan uang sebanyak apapun sewaktu bencana datang semuanya bisa hilang dalam sekejap, misalnya tsunami atau letusan gunung berapi," ujar Adenan.
Keterangan :
"Kami mengharapkan ada masyarakat yang peduli untuk membuat depo mini tempat pengumpulan sendiri. Di setiap lingkungan ada masyarakat yang peduli, misalnya dia punya lahan kosong untuk dijadikan tempat penampungan. Membina masyarakat untuk peduli dan memilah dan membersihkan sampah mulai dari rumah, kepedulian masyarakat secara komunitas," jelas Adenan. Sudah banyak relawan yang membuat depo mini di rumah-rumah. Salah satunya Posan yang membuat depo mini di tokonya. Banyak masyarakat sekitar tokonya yang kini membawa sampah-sampah kering ke sana. Seminggu sekali mobil depo datang dan mengambil sampah kering di tokonya. Para pendengar acara talkshow ini pun dapat turut serta melakukan pelestarian lingkungan secara nyata. Kalau jaraknya jauh dan sulit dikirim ke depo Tzu Chi, masyarakat dapat membuat unit-unit penampungan di lingkungan masing-masing. Bahan-bahan tersebut bisa dimanfaatkan oleh daerah itu sendiri dengan diberikan kepada pemulung atau dijual kembali ke pabrik. Inti dari gerakani ini adalah adanya kepedulian masyarakat pada lingkungan. Bukan menjadi target Tzu Chi untuk mengumpulkan sampah daur ulang sebanyak-banyaknya di kota Jakarta.
Keterangan :
Posan Shixiong juga sering mensosialisasikan tentang kepedulian daur ulang ini pada masyarakat di luar kota supaya mereka juga bisa memanfaatkan untuk kebutuhan sesama. Tzu Chi menganggap sampah itu adalah emas, yang dapat digunakan untuk menolong yang sakit, juga membiayai sekolah di daerah masing-masing. Jadi tidak dikumpulkan hanya untuk Tzu Chi saja, tapi juga untuk keuntungan masyarakat sekitar mereka. Tak disangka, dengan cepat satu jam telah berlalu. Terima kasih atas program RRI Pro2FM ini yang sangat mendukung kegiatan Tzu Chi. Diharapkan setiap orang yang sudah mendapat penjelasan mau melakukan pelestarian lingkungan. Merendahkan hati mengolah sampah adalah nilai plus yang berarti harkatnya sudah dimuliakan. Sejalan dengan Kata Perenungan Master Cheng Yen "Memberi dan melayani (dengan merendahkan hati mengolah sampah) jauh lebih berharga dan membahagiakan daripada diberi dan dilayani". Kepedulian lingkungan bukan hanya urusan komunitas atau pemerintah tapi juga lebih kepada urusan individu. Bumi bagaikan orang tua kita yang telah memberi kehidupan, apa yang harus kita lakukan untuk membalas budinya? Salah satu caranya dengan kepedulian terhadap lingkungan. | ||
Artikel Terkait
Menggenggam Jodoh yang Ada di Depan Mata
18 November 2014 Bertempat di Rumah Sakit Martha Friska Multatuli Medan, Tzu Chi Medan bekerja sama dengan Unit Transfusi Darah Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan mengadakan kegiatan rutinnya yakni donor darah.Kolaborasi Menyambut Natal Bersama Panti Asuhan Asih Lestari
09 Desember 2019Momen Natal sebentar lagi tiba. Dalam rangka menyambut Natal, relawan Tzu Chi dan karyawan PT. Supermal Karawaci mengundang anak-anak Panti Asih Lestari untuk bergembira bersama. Ada pemberian santunan, pembagian doorprize, nonton bersama show unicorn, dan bermain berbagai permainan.
Peserta Program Diet Wholefood Vegan Putaran ke Empat Telah Selesai
04 Februari 2022Peserta Program Tantangan 21 Hari Wholefood Vegan Diet Tzu Chi Medan putaran keempat telah menyelesaikan programnya. Program ini diikuti 75 orang.