Tzu Chi Sebagai Sarana Pelatihan Diri

Jurnalis : Chensuning (Tzu Chi Batam), Fotografer : Chensuning (Tzu Chi Batam)

Pelatihan Abu Putih

Para peserta Pelatihan Relawan Abu Putih diajak mempratikkan pradaksina yang merupakan sarana melatih konsentrasi dan untuk mendapatkan ketenangan.

Menapaki jalan Bodhisatwa dunia memerlukan kebijaksanaan. Hal serupa juga terjadi saat menekuni jalan sebagai relawan Tzu Chi. Setiap relawan hendaknya memiliki bekal kebijaksanaan dan pengetahuan agar dapat mengemban misi Tzu Chi dengan sepenuh hati. Maka, pada Minggu, 26 April 2015, Tzu Chi Batam kembali mengadakan Pelatihan Relawan Abu Putih dengan bertempat di Kantor Tzu Chi Batam.

Pelatihan yang dimulai pukul 09.00 sampai 15.00 ini diawali dengan menyanyikan lagu Mars Tzu Chi dan mengucapkan 10 sila Tzu Chi. Budi, salah satu relawan Tzu Chi juga memperkenalkan kepada para relawan abu putih mengenai pradaksina. Pradaksina merupakan sarana melatih konsentrasi dan untuk menenangkan pikiran. Setelah itu, para peserta diajak melakukan meditasi bersama-sama untuk menjernihkan pikiran.

Pelatihan Abu Putih

Jessica menekankan pentingnya menjaga keindahan budaya humanis Tzu Chi dalam setiap tindakan termasuk saat makan. Jessica mengajak para peserta mempratikkan langsung hal tersebut.

Kegiatan dilanjutkan dengan pengenalan mengenai Tzu Chi yang dibawakan oleh salah satu relawan Tzu Chi, Dewi. Tak hanya itu, relawan Tzu Chi lain, Jessica juga menjelaskan mengenai keindahan budaya humanis Tzu Chi. Menurutnya, keindahan tindakan relawan Tzu Chi tidak terlepas dari tata krama yang diterapkan oleh setiap insan Tzu Chi. Hal ini seperti yang pernah disampaikan Master Cheng Yen, yaitu: “Indahnya satu kesatuan terletak pada kepribadian yang ditampilkan oleh setiap individunya.”

Menurut Jessica, alasan perlunya pelatihan bagi setiap relawan adalah perlunya membangun kesatuan hati setiap insan Tzu Chi. “Tujuannya adalah untuk menyamakan persepsi dan langkah sehingga timbul kekompakan dan keindahan budaya humanis tetap terjaga. Selain itu, perubahan dari relawan rompi ke relawan abu dan relawan abu ke relawan biru bukanlah suatu kenaikan pangkat, melainkan suatu jenjang pengembanan tanggung jawab ke tingkat yang lebih tinggi,” pungkas Jessica.

Pelatihan Abu Putih

Para peserta diberikan cinderamata di akhir acara sebagai tanda jalinan jodoh baik yang telah terjalin.

Selain Empat Misi Utama, insan Tzu Chi juga gencar menekankan pentingnya misi pelestarian lingkungan dengan melakukan daur ulang.  Relawan Tzu Chi, William mengatakan, “Apabila shixiong shijie bisa menyebutkan seratus alasan kenapa kita tidak perlu melakukan daur ulang, saya yakin saya bisa menyebutkan seratus satu alasan kenapa kita wajib melakukan daur ulang.” William menjelaskan bahwa tujuan utama misi pelestarian lingkungan bukan demi pendapatan yang didapatkan melalui hasil penjualan barang daur ulang tetapi, yang terpenting adalah menjernihkan hati manusia. Caranya adalah dengan memberitahukan kepada masyarakat luas bahwa banyak barang bekas yang sebenarnya masih bisa didaur ulang dan dimanfaatkan kembali. “Dulunya saya merasa aduh, kok, shixiong saya (suami saya-red) sering ke posko daur ulang, saya merasa di situ kotor. Tapi setelah saya memperhatikan shixiong saya, dia rela melepaskan status sosialnya dan melakukan daur ulang, maka saya pun support dia, gan en,” pungkas Nani yang juga memberikan sharing.

Para peserta juga di berikan materi mengenai struktur 4 in 1 yang dibawakan oleh Wendy. Wendy menjelaskan pentingnya kerja sama dalam Tzu Chi dan  untuk menghargai ajaran Master Cheng Yen. Hal ini diresapi oleh salah satu peserta, Evonne yang mengungkapkan tekadnya untuk mengikuti jejak langkah Master Cheng Yen. “Saya sudah lama menjadi abu putih dan setelah mengikuti pelatihan hari ini, saya telah belajar banyak dan tekad bulat mengikuti jejak Master Cheng Yen. Gan en,” pungkasnya.


Artikel Terkait

Cara kita berterima kasih dan membalas budi baik bumi adalah dengan tetap bertekad melestarikan lingkungan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -