Para relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun berfoto bersama setelah menyerahkan bingkisan lebaran kepada 21 orang penerima bantuan khusus Tzu Chi (Gan en hu). Para Gan en hu sangat bersyukur atas perhatian dan kepedulian yang diberikan relawan Tzu Chi kebersamaan dan kepedulian yang terjalin dalam suasana penuh cinta kasih.
Menjelang bulan puasa yang penuh berkah dan menyambut hari kemenangan Idul Fitri, Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun hadir untuk meringankan beban para penerima bantuan khusus Tzu Chi. Relawan Tzu Chi memberikan paket Lebaran yang berisi uang santunan, rendang vegetarian satu kotak, kue kering, kacang atom, stik balado, tango waffle, jelly, kerupuk singkong, permen blaster, dan satu dus air mineral sebagai wujud kepedulian dan kasih sayang.
Melalui bingkisan ini, relawan berharap dapat sedikit meringankan beban para penerima bantuan dalam merayakan Idul Fitri dengan penuh makna, suka cita, serta mempererat tali persaudaraan antar sesama.
Pada 25 Maret 2025, relawan Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan pembagian bingkisan Lebaran untuk para penerima bantuan khusus Tzu Chi. Acara ini dihadiri oleh 21 orang penerima bantuan khusus yang menerima bingkisan tersebut dengan penuh rasa syukur, sebagai wujud kasih sayang dan kepedulian Yayasan Tzu Chi.
Pada Selasa, 25 Maret 2025, relawan Tzu Chi membagikan bingkisan lebaran kepada 21 orang penerima bantuan khusus Tzu Chi. Kegiatan ini menjadi wujud nyata kepedulian dan cinta kasih yang dihadirkan menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Di awal pertemuan, para Gan En Hu disuguhkan tayangan ceramah Master Cheng Yen tentang cinta kasih universal yang dijalankan oleh Yayasan Tzu Chi. Dalam ceramahnya, Master Cheng Yen menyampaikan bahwa dunia hanya akan dipenuhi cinta kasih jika setiap individu mampu menyadari dan mengamalkan nilai-nilai kebajikan yang murni.
Dengan saling menghargai perbedaan, bekerja sama, dan berbagi, kita bisa membangun dunia yang lebih baik. Dalam suasana penuh cinta kasih ini, semua orang diajak untuk mewujudkan harapan yang lebih besar bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk sesama. Inilah prinsip utama yang mendorong Yayasan Tzu Chi untuk terus bergerak, berbagi cinta kasih, dan menciptakan kedamaian melalui kerja sama antarumat beragama.

Paulina sebagai pemandu acara mendampingi Bapak Zulfan dan Bapak Muhammad dua orang penerima bantuan khusus Tzu Chi yang membagikan pengalaman hidup yang menyentuh hati. Kisah mereka menjadi pengingat bagi yang hadir untuk senantiasa bersyukur atas setiap berkah yang dimiliki.
Salah satu penerima bantuan adalah Zulfan (67), yang menerima bantuan untuk biaya pengobatan batu ginjal dan patah tulang kaki akibat kecelakaan. Yayasan Tzu Chi tidak hanya membantu biaya transportasi dan uang makan, tetapi juga memberikan santunan bulanan untuk mendukung kehidupannya selama masa pemulihan. Mengingat kondisinya yang tidak memungkinkan lagi bekerja sebagai tukang parkir, bantuan ini sangat berarti baginya.
Abdul Rahim (31), Wakil Ketua Misi Amal, tak mampu menahan air mata saat menceritakan kisah Pak Zulfan. Dengan suara tersedu, ia mengungkapkan kekagumannya terhadap kegigihan serta kebaikan hati pria yang tengah berjuang melawan sakit.
“Untuk Pak Zulfan sendiri, beliau itu sakit dan harus berobat sendiri. Perjalanan berobatnya tidak sebentar, cukup lama. Dia berobat ke Batam walau menggunakan tongkat, dan tetap pergi sendiri. Kami sudah sarankan membawa pendamping, tetapi beliau bilang, ‘Saya bisa sendiri, kalau bawa pendamping harus bayar lagi.’ Jadi, sebisa mungkin ia meminimalisir pengeluaran agar Tzu Chi bisa menghemat biaya,” ungkap Abdul Rahim dengan mata berkaca-kaca.
Abdul Rahim, Wakil Ketua Misi Amal Tzu Chi Tanjung Balai Karimun sangat terharu mendengarkan kisah perjuangan hidup Pak Zulfan dan Pak Muhammad. Keduanya hidup sebatang kara namun tetap menunjukkan hati yang tulus dan semangat hidup yang luar biasa.
Penerima bingkisan lebaran lainnya adalah Muhammad (65), yang hidup sebatang kara dan memiliki keterbatasan penglihatan akibat kebutaan. Penyakit ini merupakan penyakit keturunan yang mulai ia sadari sejak tahun 2005, saat penglihatannya mulai kabur. Kondisi ini memaksanya mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai pegawai swasta. Muhammad sempat memeriksakan diri ke rumah sakit, dan hasilnya menunjukkan bahwa matanya tidak bisa disembuhkan karena faktor genetika.
Abdul Rahim menceritakan bagaimana Muhammad tetap menjalani hidup dengan penuh semangat meskipun mengalami keterbatasan penglihatan. Baginya, Muhammad adalah contoh ketabahan yang luar biasa.
“Untuk Pak Muhammad, matanya tidak bisa melihat. Kita bantu beliau sejak tahun 2019. Matanya tidak bisa dioperasi atau diobati karena ini penyakit keturunan. Walaupun begitu, beliau tetap semangat menjalani hari-harinya. Rumahnya juga bersih sekali,” ungkap Abdul Rahim dengan penuh kekaguman.
Para relawan Tzu Chi dengan penuh suka cita membagikan bingkisan paket lebaran kepada 21 orang penerima bantuan khusus Tzu Chi yang berlangsung di Kantor Tzu Chi Telaga Mas Tanjung Balai Karimun.
Paulina, pemandu acara, menyampaikan bahwa perhatian kepada para penerima bantuan bukan hanya sekadar tugas, tetapi juga bentuk kasih sayang seperti yang diajarkan oleh Master Cheng Yen. Bantuan paket Lebaran ini adalah ungkapan ikatan kebersamaan antara relawan dan penerima bantuan.
“Kami dari relawan tentu tidak bisa selalu memberikan perhatian, tetapi Master Cheng Yen mengajarkan kami untuk selalu memperhatikan penerima bantuan karena kita semua adalah satu keluarga. Walaupun dari latar belakang berbeda, kami akan tetap memberikan perhatian kepada Bapak Ibu sekalian,” ungkap Paulina.
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa di tengah perbedaan, kasih sayang tetap bisa menyatukan. Relawan dan penerima bantuan merasakan hangatnya kebersamaan dalam semangat berbagi. Semoga kepedulian yang ditunjukkan dalam acara ini dapat terus menginspirasi dan membawa kebahagiaan bagi banyak orang di masa mendatang.
Editor: Anand Yahya