Tzu Ching Camp 2015: Sekaranglah Saatnya

Jurnalis : Widya (Tzu Ching), Fotografer : Tzu Ching

Pertama kali mengikuti Tzu Ching Camp, Fatah dipenuhi dengan semangat. Setelah camp ini, ia ingin menerapkan apa yang sudah ia pelajari selama camp dan bergabung dalam barisan relawan Tzu Ching.

 “Semuanya bermula ketika saya masih SMP, ketika itu saya harus merasakan hidup tanpa seorang ayah. Ayah telah meninggalkan saya dan ibu. Keadaan itu menyebabkan ibu mengirimkan saya ke Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman untuk membekali saya dengan pengetahuan agama dan ilmu pengetahuan untuk menjawab kebutuhan dan tuntutan di masa depan,”  ungkap Fatah Kurniawan ketika  memulai sesi wawancara di penghujung kegiatan Tzu Ching Camp 2015.

Fatah Kurniawan merupakan salah satu dari peserta Tzu Ching Camp 2015. Pada saat camp ia dengan semangatnya menunjukkan diri untuk memulai sharing berbagi pengalaman kepada para peserta Tzu Ching Camp. Sosok Fatah yang sederhana, ramah tamah dan selalu bersemangat menjadikan dirinya dikenal oleh setiap peserta dan panitia Tzu Ching Camp 2015.

“Saya mengenal lebih dalam tentang Tzu Chi ketika saya menjadi murid pesantren Nurul Iman, saat itu saya mengambil program Bahasa Mandarin dan ketika itu saya juga diajarkan Shou Yu (Isyarat tangan). Sejak hari itu saya menjadi suka mempraktikkannya dan mengikuti tim isyarat tangan hingga hari ini,” tuturnya.

Fatah Kurniawan merupakan penerima beasiswa karier Yayasan Buddha Tzu Chi dan berkuliah di Universitas MH Thamrin, Jakarta Timur. Ia mengambil jurusan Manajemen Pelayanan Rumah Sakit karena cita-citanya ingin membantu orang banyak. Saat libur kuliah, ia magang di RSKB Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng. Di sana, ia melihat banyak sosok relawan yang membantu dan menjaga pasien, sehingga terbesit dalam niat dan pikirannya untuk menjadi relawan.

Sebagai umat Muslim yang bersahaja dan alumni Pesantren Nurul Iman, ia selalu mengingat akan wejangan guru besarnya yang selalu menjadi penyemangatnya, “Agama Islam memiliki toleransi yang besar terhadap agama-agama lainnya, bertemanlah dengan mereka dan janganlah kamu membeda-bedakan orang dari suku, agama, dan rasnya, karena mereka pada dasarnya adalah ciptaan Tuhan yang mulia dan berakhlak.” Bekal ajaran ini telah menjadikan pribadinya untuk dapat bertoleransi terhadap orang yang berbeda suku, agama dan ras. “Tzu Chi merupakan yayasan Buddha yang lintas agama, suku, dan ras. Banyak anak asuh Tzu Chi merupakan umat Muslim dan saya sangat merespon positif terhadap berbagai kegiatan di Yayasan Buddha Tzu Chi,” Tambahnya.

Mengikuti Tzu Ching Camp selama tiga hari dua malam menjadikan dirinya belajar banyak hal, “Saya belajar banyak hal, terutama ketika saya mendengar sesi sharing Yosephine, saya merasa banyak hal itu bisa dimulai bukan karena kita bisa atau tidak bisa tetapi karena kita mau menjalaninya. Untuk melakukan perbuatan baik just do it. Lalu pada sesi berbakti pada orang tua, saya menjadi sedih karena saya tidak mempunyai keluarga yang sempurna seperti teman-teman lainnya. Tapi di sini saya senang karena ada Shibo (Panggilan untuk mentor laki-laki), yang membuat saya merasakan kehangatan seorang ayah. Saya bahagia dapat memeluk shibo yang sudah saya anggap seperti papa saya sendiri,” ceritanya lagi.

“Tekad saya ke depannya, saya mau menjadi Tzu Ching dan terus bertekad untuk membantu orang lain,  just do it,” ucap Fatah. Tekadnya mengingatkan kita semua akan kata perenungan Master Cheng Yen, yaitu “Memiliki kemampuan dan menggunakannya untuk membantu orang lain adalah wujud dari rasa syukur. Dengan saling bersyukur dan membantu, setiap orang bisa hidup sejahtera dan penuh sukacita.” Mulailah membantu orang dari sekarang, just do it!


Artikel Terkait

Tzu Ching Camp 2015 : TIME

Tzu Ching Camp 2015 : TIME

25 Agustus 2015 Para muda mudi mahasiswa Tzu Chi (Tzu Ching) mengadakan Tzu Ching Camp 2015 yang diadakan di Tzu Chi Center Pantai Indah Kapuk, Jakarta tanggal 15-17 Agustus 2015. Tzu Ching Camp yang diadakan selama tiga hari dua malam ini, diikuti oleh 190 peserta yang berasal dari universitas se-Jabodetabek serta Bandung, di antaranya, Universitas Bunda Mulia, Binus, Untar, Trisakti, Universitas Parahyangan dan lainnya.
Benih Awal yang Mulai Tumbuh

Benih Awal yang Mulai Tumbuh

30 April 2015 Pada tanggal 24-26 April 2015, diadakannya Kamp Tzu Ching Palembang yang diikuti sebanyak 22 orang. Mengambil tema “Menyadari Berkah, Menghargai Berkah, dan Menciptakan Berkah Kembali”.
Tzu Ching Camp 2015: Sekaranglah Saatnya

Tzu Ching Camp 2015: Sekaranglah Saatnya

25 Agustus 2015

Pertama kali mengikuti Tzu Ching Camp, Fatah dipenuhi dengan semangat. Setelah camp ini, ia ingin menerapkan apa yang sudah ia pelajari selama camp dan bergabung dalam barisan relawan Tzu Ching.

Semua manusia berkeinginan untuk "memiliki", padahal "memiliki" adalah sumber dari kerisauan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -