Tzu Ching Camp 2022 yang Seru dan Berkesan

Jurnalis : Rizki Hermadinata (Tzu Chi Bandung) , Fotografer : Muhammad Dayar (Tzu Chi Bandung)

Sebanyak 30 mahasiswa dari berbagai kampus di Bandung mengikuti Tzu Ching Camp 2022.

Tzu Ching Bandung kembali menggelar Tzu Ching Camp pada 10 hingga 11 Desember 2022 di Aula Jing Si, Tzu Chi Bandung. Ini merupakan kemah Tzu Chi Indoor yang bertamakan “Bring Happiness Everyday”. Tzu Ching Camp ini mengundang mahasiswa yang ingin mengetahui Tzu Chi lebih dalam. Ada sebanyak 30 peserta yang adalah mahasiswa dari dari berbagai kampus di Kota Bandung.

Pukul sembilan pagi, Tzu Ching Camp 2022 pun dimulai, dibuka dengan penampilan Shou Yu "Wo de Mingzi Jiao Yonggan" sebagai Theme Song Tzu Ching Camp kali ini. Acara dilanjutkan dengan penyampaian pesan cinta kasih oleh ketua kelas dengan pemaparan aturan dan acara Tzu Ching Camp 2022. Selain itu relawan juga mensosialisalikan Budaya Bumanis Tzu Chi.

Di sela-sela acara peserta diajak bermain berbagai permainan untuk melepas kejenuhan, juga untuk saling mengenal satu sama lain.

Kebahagiaan Cermin Kehidupan
Kebahagiaan berkaintan dengan sejauh mana kualitas hidup seseorang. Makna kebahagiaan bukan terletak pada harta dan benda, melainkan keberadaan cinta kasih dalam hati. Banyak orang yang memiliki harta yang melimpah dan tidak pernah puas dengan apa yang dia punya. Tapi ada yang memiliki harta yang sederhana akan tetapi kepuasan batin terpenuhi.

Master Ceng Yen selalu berkata, dalam hidup penuh dengan jalinan jodoh. Saya dan kamu bertemu hari ini merupakan suatu jalinan ikatan karma yang baik sehingga kita dapat lebih banyak berbagi pengalaman dan saling memotivasi untuk berbuat kebajikan.

Zhuo Phei Se, berbagi pengalaman selama masih menjadi anggota Tzu Ching Indonesia. Hingga kini meski sudah berkeluarga, dia masih aktif menjadi relawan Tzu Chi.

Zhuo Phei Se salah satu relawan Tzu Chi berbagi pengalaman selama masih menjadi relawan Tzu Ching Indonesia pada tahun 2004 dan hingga kini meski sudah berkeluarga dia masih aktif menjadi relawan Tzu Chi. Bahkan ketika ia harus ikut dengan suaminya pindah ke Amerika tidak menurunkan semangatnya untuk tetap menebar cinta kasihnya dengan Tzu Chi di Amerika.

“Banyak pengalaman yang berkesan selama jadi anggota Tzu Ching karena bisa dibilang saya itu angkatan pertama Tzu Ching Indonesia yang hanya beranggotakan tidak lebih dari 13 orang dan kita disebut 13 bersaudara. Pengalaman setiap kegiatan itu sangat menarik karena setiap pulang kegiatan selalu happy,” ungkap Zhuo ketika berbagi pengalaman melalui Zoom.

Intan Vandhery, relawan Tzu Chi Bandung berbagi pengalamannya. Ia bertekad untuk tetap selalu menebarkan kebajikan.

Selain Zhuo Phei Se, Intan Vandhery, relawan Tzu Chi juga sama-sama mengawali kerelawannya sebagai anggota Tzu Ching. Ia dilantik menjadi anggota Tzu Ching Bandung pada tahun 2011. Ia mengaku sangat bahagia menjadi anggota Tzu Ching dan sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari keluarga Tzu Chi.

Di Tzu Chi, saya bisa memberi tidak hanya materi, tapi juga tenaga, pikiran, dan perhatian. Dan saya juga bisa lebih bersyukur dengan apa yang sudah dimiliki saat ini. Jadi Tzu Ching sudah menjadi rumah sendiri buat saya, dan saat di sini happy rasanya,” cerita Intan.

Cinta kasih sejatinya sudah ada dalam diri setiap orang, namun bagaimana orang itu apakah akan membagikannya kepada orang lain sebagai wujud welas asih untuk saling menyanyangi satu sama lain. Adanya cinta kasih menjadi landasan untuk mendapatkan kebahagian.

“Jadi pengen tunjukkan ke temen-temen generasi muda bahwa perasaan bisa menular, sama dengan cinta kasih dan kita juga bisa bagikan ke orang lain dengan tulus. Karena kebahagiaan itu hal positif yang paling mudah dibagikan dan bisa dilakukan di mana saja. Hanya dengan tersenyum saja, kita juga bisa membuat orang lain tersenyum,” tambah Intan Vandhery.

Relawan dan Tim Medis Tzu Chi berfoto bersama seusai Tea Party.

Selain berbagi pengalaman untuk memotivasi para peserta dan sosialisasi mengenai Tzu Chi, ada Tea Party juga di malam harinya. Di sini mereka diajak menikmati sajian makanan di bawah langit malam yang bertabur bintang. Para peserta dan relawan bersatu padu saling mengenal agar barisan insan Tzu Chi tetap teguh untuk menebar kabajikan.

Pada kesempatan ini bukan hanya para peserta, namun relawan Tzu Chi lainnya turut diundang untuk meramaikan Tea Party ini. Selain relawan senior Tzu Chi, Tim Kesehatan Tzu Chi atau TIMA juga diundang. Ada 25 anggota TIMA yang hadir dalam Acara Tea Party.

Dokter Subekti, Ketua TIMA Bandung mensosialisasikan Misi Kesehatan dan memperkenalkan Tim Medis Kesehatan Tzu Chi kepada para peserta.

“Seru ya acara ini kita semua berkumpul menjadi satu dari berbagai relawan yang hadir dari muda-mudi nya, senior dan TIMA. Berkumpul berbaur menjadi satu bisa saling mengenal satu sama lain. Bahagia ya di  Tzu Chi, kita tidak hanya berkegiatan saja kalau kumpul namun acara seperti ini saya kira hal baik.” Ucap dokter Subekti Ketua TIMA Bandung.

Petra Saprialdi Hulu (kanan) mahasiswa Universitas Padjadjaran, berbagi kesan selama mengikuti acara.

Petra Saprialdi Hulu, mahasiswa Universitas Padjadjaran jurusan  Administrasi Publik, salah satu peserta yang mengikuti Tzu Ching Camp 2022 ini. Ia mengenal Tzu Chi dari DAAI TV yang kerap kali ia tonton bersama ibunya. Ketika ada kabar mengenai Tzu Ching Camp 2022 ia langsung ingin ikut untuk mengenal lebih jauh tentang Tzu Chi. setelah mengikuti berbagai acara dalam Tzu Ching Camp ini ia sangat terkesan.

Kesan selama kegiatan ini tentu banyak banget. Yang paling berkesan itu tentang eco enzyme itu benar-benar seasik  itu peduli lingkungan. Jadi ada info dan manfaat langsung dari ahlinya yang dan sudah dibuktikan. Bahkan seperti sabun mandi untuk lebih menjaga lingkungan ternyata ada alternatif lain dengan eco enzyme untuk lebih menjaga lingkungan kita,” ungkap Petra.

Para peserta Tzu Ching Camp 2022 mengikuti sosialisasi Pelestarian Lingkungan sekaligus mempraktikkan cara membuat Eco Enzyme.

Tzu Ching camp 2022 ini diharapkan dapat menciptakan jalinan jodoh dan juga memperkenalkan Tzu Ching Bandung khususnya kepada mahasiswa yang ada di Bandung.

"Semoga kegiatan Tzu Ching Bandung mini camp ini dapat memberikan kesan yang baik kepada mahasiswa-mahasiswa yang akan menjadi calon anggota Tzu Ching dan juga menyentuh hati mereka untuk menjadi barisan insan Tzu Chi ke depannya,” pungkas Restu Al Farisy, Penanggung Jawab Tzu Ching Camp 2022.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Tzu Ching Camp 2015: Sekaranglah Saatnya

Tzu Ching Camp 2015: Sekaranglah Saatnya

25 Agustus 2015

Pertama kali mengikuti Tzu Ching Camp, Fatah dipenuhi dengan semangat. Setelah camp ini, ia ingin menerapkan apa yang sudah ia pelajari selama camp dan bergabung dalam barisan relawan Tzu Ching.

Kebahagiaan Meri dan Ika di Tzu Ching Camp

Kebahagiaan Meri dan Ika di Tzu Ching Camp

19 Agustus 2009 Faktor kesehatan yang membuatnya tidak bisa melanjutkan kuliah di akademi keperawatan, kini Ika berkeinginan untuk melanjutkan pendidikannya di akademi keguruan. “Sekarang harapan aku cuma ingin sembuh, terus aku bisa kerja dan tahun depan aku bisa lanjut kuliah ambil keguruan, berprestasi dengan baik dan mengabdikan diri,” harapnya.
Tzu Ching Camp VIII: Pintu Masuk Benih Bodhisatwa

Tzu Ching Camp VIII: Pintu Masuk Benih Bodhisatwa

12 Juni 2013 “Ada dua hal yang tidak dapat ditunda: Berbakti kepada orangtua dan berbuat kebajikan,” inilah tema yang diusung keluarga besar Tzu Ching dari tahun ke tahun untuk menggalang benih-benih Bodhisatwa baru yang biasa disebut dengan Tzu Ching Camp.
Kita sendiri harus bersumbangsih terlebih dahulu, baru dapat menggerakkan orang lain untuk berperan serta.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -