Tzu Ching Camp Batam: Compassion In Action

Jurnalis : Supardi (Tzu Chi Batam), Fotografer : Supardi, Andy Tan, Vemmy Ho (Tzu Chi Batam)
Para peserta diajak dalam satu permainan edukasi dengan menutup kedua mata. Permainan ini mengumpulkan barang daur ulang dengan mata tertutup dan tim perlu teliti merasakan tepukan dan arah pijitan anggota dibelakang yang dapat melihat.

“Anak-anak zaman sekarang kalau tidak ada kegiatan paling main hp (smartphone), terus scroll-scroll sosmed (sosial media). Adanya kegiatan ini bisa membawa pengaruh terhadap anak-anak muda ke arah yang lebih positif. Lebih bisa mempergunakan waktu mereka dengan hal-hal berguna dan bermanfaat bagi banyak orang juga,” jawab Rita, mahasiswi peserta Tzu Ching Camp.

Rita merupakan satu dari 35 orang peserta yang mengikuti kegiatan Tzu Ching Camp yang berlangsung dua hari (30 April – 1 Mei ) di Aula Jing Si Batam. Selain untuk sosialisasi dengan teman sebaya, Tzu Ching Camp ini juga membuka ladang berkah bagi setiap mereka yang ingin memanfaatkan waktu mereka dengan aktivitas-aktivitas yang bermakna.

Pada Tzu Ching camp ini bertemakan “Compassion In Action” atau “Welas Asih dalam Tindakan” Para peserta dapat mengenal Tzu Chi secara benar, tidak ada cara lain yang lebih efektif daripada mengajak para peserta untuk mengunjungi rumah-rumah para penerima bantuan Tzu Chi atau Gan En Hu.

Rita, salahseorang peserta menyampaikan dalam sharingnya mengatakan semua kegiatan-kegiatan Tzu Chi sangat bermanfaat bagi anak-anak muda dalam menjalankan hidup besosial di masyarakat.  

“Tzu Chi artinya welas asih dan mencabut penderitaan. Begitu yang kita jalankan juga. Dengan cinta kasih kita berusaha melepas penderitaan para Gan En Hu dengan cara memberi pendampingan, memberikan materi dan lain-lain,”ujar Nelly. “Jadi kita ingin pengajak adik-adik supaya mereka juga tahu bahwa kita punya kesempatan atau kemampuan untuk bisa membantu orang lain. Dengan terjun langsung kita melihat apa sich yang dirasakan, apa sich yang ada dialami Gan En Hu kita, mereka juga menyadari mereka itu punya berkah,” lanjut Nelly Yeo, Wakil Ketua Tzu Chi Kepri.

Para peserta membentuk 10 kelompok yang kemudian akan didampingi oleh 10 PIC Amal Tzu Chi Batam, peserta camp terlebih dahulu mendengarkan pengarahan singkat dari Nelly Yeo untuk menghormati para penerima bantuan layak guru serta tidak melanggar privasi mereka dengan mengunggah foto selama kunjungan kasih ke sosial media.

PIC Camp Budiman (kanan) dan Wakil PIC Camp Mely Siska (kiri) menyampaikan terima kasih kepada para peserta yang hadir mengikuti Tzu Ching camp. Mely mengatakan dalam kunjungan kasih itu peserta bisa melihat langsung orang yang hidup susah. Ini bisa mengajarkan mereka.

Setelah dua jam mengunjungi rumah penerima bantuan, para peserta berbagi kesan mereka selama kunjungan. Melihat penerima bantuan Tzu Chi yang tegar menghadapi cobaan hidup. Salah satu peserta sangat mengapresiasi melihat menyaksikan ketegaran seorang ibu yang merawat anak-anaknya dan tidak meninggalkan suaminya yang menderita kanker.

“Mereka bisa melihat langsung banyak orang yang hidup susah. Ini bisa mengajarkan mereka untuk lebih bersyukur. Mereka sekarang ini sudah perlu bersyukur.” ucap Mely Siska Wakil PIC Tzu Ching.

Sesi kunjungan kasih ke rumah Gan En Hu dalam acara Camp untuk muda-mudi tentunya sangat menantang. Pada camp ini panitia menampilkan bahasa isyarat tangan Wo Hen Xing Fu (Saya Sangat Bahagia) dan permainan kekompakan tim. Permainan ini tidak lain agar para peserta untuk lebih menghargai kesehatan (masih dapat melihat) dan pentingnya dukungan teman dan keluarga bagi seorang yang menderita.

Susi, mentor Camp dari relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun yang hadir bersama dua orang anaknya turut berbagi kesan-kesannya selama mengikuti camp Tzu Ching. Susi mengatakan pentingnya menggenggam kesempatan untuk berbuat kebajikan di tengah masyarakat.

Di penghujung acara, Susi,  mentor Camp dari relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun yang hadir bersama dua orang anaknya turut berbagi kesan-kesannya selama mengikuti camp Tzu Ching. “Anak muda di mana bisa lakukan, langsung praktik. Kita tidak sekadar niam keng (melafal sutra), kita bisa langsung praktekan,” ujar susi. Saya sering sharing ke anak saya, kita hari ini mau berbuat baik, belum tentu bisa, jadi harus menggenggam jodoh saat ini.”, ucap Susi, yang sudah menjadi relawan Komite dari Tanjung. Balai Karimun.

Panitia Tzu Ching Camp yang sudah mengenalkan Misi Amal Tzu Chi berharap para peserta Tzu Ching dapat mengenal sisi Tzu Chi yang sulit ditemui di sosial media. Tzu Chi bukan hanya yayasan yang hanya kegiatan baksos dan bagi sembako, melainkan kegiatan Tzu Chi untuk melatih diri serta membangkitkan cinta kasih guna membantu sesama.

Tzu Chi tidak membedakan suku, agama, ras saat menyalurkan bantuan dan setiap orang baik kaya atau miskin, semua orang bisa bersumbangsih. Inilah arti dan tujuan Tzu Chi yang panitia harap diterima oleh setiap peserta Tzu Ching Camp melalui materi Compassion In Action.

Editor: Anand Yahya

Artikel Terkait

Menyadari Berkah, Menghargai Berkah, dan Menciptakan Berkah Kembali

Menyadari Berkah, Menghargai Berkah, dan Menciptakan Berkah Kembali

15 September 2014 Tema pada kamp ini adalah menyadari berkah, menghargai berkah dan menciptakan berkah kembali, dimana kita selalu belajar bersyukur atas berkah yang telah kita miliki serta menciptakan berkah kembali untuk semua mahkluk.
Aku, Kamu, dan Kita Adalah Berkah

Aku, Kamu, dan Kita Adalah Berkah

11 September 2014 Saya bertekad untuk terus menghargai orang tua saya, papa, mama, meskipun saya masih sering berbuat salah kepada mereka, meskipun saya sering dimarahi oleh mereka, tapi tiada sedetikpun saya akan lupa untuk menyayangi mereka, saya sayang papa, mama sampai angka 13 di temukan di jarum jam.
Belajar dari Pengalaman Ketua Tzu Chi Indonesia

Belajar dari Pengalaman Ketua Tzu Chi Indonesia

10 September 2014 Su Mei Shigu pun berpesan kepada  84 Tzu Ching yang mengikuti kamp selama 3 hari 2 malam ini. Pada saat kita di Tzu Chi melakukan banyak hal, kita menanggung banyak tanggung jawab, pada saat kita ada sebersit niat untuk mundur, pada saat itu kita ingat Master.
Cara untuk mengarahkan orang lain bukanlah dengan memberi perintah, namun bimbinglah dengan memberi teladan melalui perbuatan nyata.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -