Tzu Ching Camp: Melihat Dunia dengan Hati
Jurnalis : Deliana Sanjaya (Tzu Ching), Fotografer : Edy Kurniawan, Yanuar Budiman (Tzu Ching) Sebanyak 62 peserta mengikuti Tzu Ching camp yang dilaksanakan pada tanggal 25 hingga 27 November 2011. |
| |
Kebetulan saya seorang Buddhis, dalam ajaran Buddha dikatakan bahwa “segala hal yang terjadi dalam kehidupan kita merupakan buah dari perbuatan kita sendiri yang disebut karma.” Pada tahun 2011 ini, saya berkesempatan menjadi Ketua Koordinator untuk Tzu Ching Camp VI. Pertama kali ditanyakan apakah bersedia untuk menjadi koordinator tahun ini, saya sangat kaget sekali dan berbisik dalam hati “karma saya sedang berbuah”entah karma baik atau buruk yang berbuah, pokoknya saat itu yang saya tahu karma saya sedang berbuah dan karma itu harus dijalankan. Ketika saya dapat ambil bagian dalam Tzu Ching Camp merupakan suatu peluang yang sangat berharga sebagai tempat saya belajar dan saya yakin akan ada banyak pihak yang membimbing dan membantu saat saya menemukan kesulitan. Melakukan dengan Hati Persiapan demi persiapan dilakukan, berbagai hambatan datang bergantian, itulah yang membuat kita banyak belajar. Percaya, tanggung jawab, kesabaran, pengertian, peduli, dan semua perasaan kita diuji saat mempersiapkan Camp ini. Rasanya seperti tertimpa durian jatuh secara tiba – tiba dan bertubi – tubi. Menghadapi karakter panitia yang berbeda–beda, hingga memikirkan Camp ini ingin dikemas seperti apa agar dapat mempertahankan para peserta untuk terus ikut kegiatan Tzu Chi. Dalam 4 bulan mempersiapkan Camp ini tentu saja banyak perasaan bergejolak yang terasa, mulai dari perasaan yang baik hingga yang buruk.
Keterangan :
Hal yang tersulit dalam mempersiapkan Camp ini adalah menghadapi berbagai karakter dan sifat dari seluruh panitia Camp ini yang berjumlah 60 orang. Saya tidak takut camp ini batal dan tidak sukses karena saya percaya, masalah atau hambatan merupakan aset berharga yang mengajarkan kita banyak hal dan pasti ada jalan keluarnya, kuncinya ada di semua orang yang menjadi bagian dari Camp ini, terutama panitia itu sendiri. Hal pertama yang saya pikirkan setelah memiliki tim panitia adalah, bagaimana agar seluruh panitia dapat bekerja sama dengan baik dan saling percaya, karena untuk membuat seluruh tim dapat saling percaya adalah saya yang harus percaya dahulu dengan mereka semua. Belajar dari berbagai hambatan Akhirnya, terkumpul 81 peserta. Walaupun pada hari H yang benar – benar datang berjumlah 62 peserta, kami tetap mempersiapkan dan melayani mereka dengan baik, “prepare and serve professionally”. Banyak peserta yang akhirnya belum berjodoh untuk ikut Tzu Ching Camp tahun ini karena ada kuliah atau ujian pada tanggal tersebut. Namun sekali lagi saya percaya, kita dapat bertemu dan berkumpul itu karena jalinan jodoh yang ada dan datang pada waktu yang tepat, 62 peserta itulah yang benar – benar memiliki jalinan jodoh yang memang sudah waktunya.
Keterangan :
Hambatan – hambatan itu, terselesaikan satu per satu dan menjadikan panitia banyak belajar. Saya sangat terharu dan bahagia sekali saat melihat semua tim bekerja dengan sangat baik dan solid sekali. Dahulu saya sempat merasa bahwa ada panitia yang tidak percaya kepada saya, dan saya sangat down sekali. Salah satu senior Tzu Ching berkata“mungkin kamu kurang menjaga hati dia, kita harus bisa menjaga hati tiap orang”, kedengarannya mungkin mudah, “menjaga hati”, perlahan–lahan memberikan pengertian, perhatian kepada tiap tim untuk menjaga hati mereka, namun sangat sulit mempraktikkannya. “Saya di minta untuk menjaga hati setiap orang, lalu siapa yang menjaga hati saya?”kalimat pertanyaan itu terlontar begitu saja, rasanya lelah sekali menghadapi dan berusaha mengerti 60 sifat yang berbeda dari setiap panitia. Namun seperti kata Master, “marah adalah gila sesaat”,dan saya pun dapat menerima itu semua. Setelah merenung beberapa saat, saya bertambah yakin mengapa Tzu Ching Camp VI ini bertemakan Melihat Dunia dengan Hati. Menjadi Koordinator dalam Tzu Ching Camp VI ini sangat bermanfaat dan berkesan bagi saya. Di samping saya dapat belajar banyak hal, saya juga bisa mendekatkan hubungan saya dengan teman–teman Tzu Ching yang dulunya kurang dekat. Dengan bertambahnya 62 orang dalam barisan Tzu Chi, saya yakin bahwa masih sangat banyak generasi muda yang peduli akan keadaan sekitar, bukan hanya peduli tetapi juga berani mengambil tindakan untuk membantu mereka yang membutuhkan dan menyembuhkan batin mereka. Gan En (bersyukur) sekali kepada semua pihak yang telah membimbing dan membantu kami dalam melaksanakan Tzu Ching Camp VI ini, tanpa mereka semua, Camp ini tidak akan berjalan dengan lancar dan sukses. Hal terakhir yang saya yakin adalah, bahwa terpilih sebagai koordinator Tzu Ching Camp merupakan karma baik saya yang sedang berbuah. Mereka adalah panitia yang terbaik pernah saya temui, mereka bekerja dengan sangat baik, bersungguh hati dan saling percaya satu sama lainnya. Mereka melakukan apa yang Master ajarkan, yaitu ingin murid-muridnya tetap bekerja bersama-sama untuk melakukan kebajikan bersama-sama. Mereka adalah pemberani. |
Artikel Terkait
Menjadi Duta Sehat: Tubuh Sehat, Batin Bahagia, Bumi Terjaga
02 September 2024Serangkaian perayaan Bulan Tujuh Penuh Berkah dengan tajuk utama "Bersama Kita, Menjadi Duta Sehat" digelar oleh relawan Tzu Chi dari wilayah He Qi Pluit, menyebarkan pesan kasih dan pengertian kepada 50 relawan yang hadir.