Tzu Ching Camp VII: Bersatu untuk Perubahan
Jurnalis : Henry Jusrin (Tzu Ching Jakarta), Fotografer : Apriyanto dan (Relawan 3in1 Tzu Ching) Para peserta Tzu Ching Camp diajak bermain sebuah games yang memerlukan kerjasama dari setiap orang di dalam tim. |
| ||
Semangat perubahan itu terlihat jelas pada Tzu Ching Camp VII, yang berlangsung dari tanggal 26 hingga 28 Oktober, di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk. Sebanyak 186 Mahasiswa dan Mahasiswi dari berbagai provinsi di Nusantara, berkumpul menjadi satu. Menyatu untuk menjadi insan perubahan. Perubahan akan diri sendiri, perubahan akan lingkungan sekitar, dan perubahan akan dunia yang semakin hilang jiwanya. Kesatuan menjadi tema pokok pada Tzu Ching Camp kali ini. Satu Hati (Tong Xin), Satu Akar (Tong Gen), Satu Jalan (Tong Dao), dan Satu Ikrar (Tong Yuan) menjadi sebuah kesatuan yang dimiliki oleh tiap peserta. Sesi demi sesi, mereka mengenal empat kesatuan itu dalam bentuk yang bermacam-macam. Dimulai pada hari pertama, mereka mengenal Sepuluh Sila Tzu Chi, Tiga Prinsip Tzu Chi, Delapan Sup “Dewa” Tzu Chi, Pelatihan Tata Krama, hingga Vegetarian. Hari kedua, mereka mengenal Master Cheng Yen secara lebih mendalam. Mengenal Master dari hati ke hati. Tak lupa, mereka juga mengenal misi-misi Tzu Chi yang menjadi penggerak Tzu Chi. Dan, ditutup dengan perenungan akan hidup mereka. Merenungi akan pentingnya orang tua, dan rasa bersyukur di dalam hidup kita. Hari terakhir, sebagai hari puncak, mereka menyatukan diri mereka dalam sebuah ikrar mulia. Bertemakan WAVES (We Are Vegetarians and Earth Saviors), mereka menyatu dalam ikrar mereka. Bersatu padu untuk merubah keadaan bumi ini menjadi lebih baik. Bervegetarian,dan menjadi pahlawan bagi bumi kita. Menjadi pahlawan yang siap merubah apapun. Merubah setiap kondisi yang negatif menjadi kondisi yang positif. Merubah hal yang buruk menjadi hal yang baik. Perubahan adalah sebuah niat. Niat yang terkadang dinilai mudah, namun sulit dilaksanakan. Banyak orang yang justru tertelan oleh niat mereka yang hanya diucapkan, tapi tidak pernah mereka laksanakan. Fatalnya, mereka menjadi pesimistis bahwa mereka bisa menjalankan niat mereka itu.
Keterangan :
Untuk itulah, dibutuhkan sebuah tekad. Ibarat sebuah bangunan, jika hanya didirikan oleh batu bata saja, pasti bangunan itu tidak lah kuat. Dibutuhkan tiang-tiang pancang yang kokoh, untuk menegakkan bangunan itu. Begitu juga tekad, yang menjadi penegak niat-niat baik yang telah kita kumpulkan, agar berdiri tegak. Para peserta Camp pun sudah mempersiapkan niat-niat mereka. Niat untuk menjadi lebih baik. Niat untuk bervegetarian. Niat untuk menaati setiap aturan baik yang ada. Hanya dibutuhkan tekad untuk membuat niat-niat itu, tidak berakhir dengan sapuan angin pesimisme. Tzu Ching Camp inilah, momen perubahan mereka. Tekad mereka sudah tegak berdiri bagaikan baja. Tzu Ching Camp adalah titik baliknya, dimana mereka bertekad untuk menjadi pribadi yang lebih baik setelah Camp. Menjadi para Bodhisatwa dunia, penyelamat yang menolong setiap individu secara lahir dan batin. Senada dengan pesan Master Cheng Yen, yang diutarakan oleh Chandra Xuezhang, bahwa Tzu Chi hendaknya bertindak dengan welas asih, dan bersama-sama mengembangkan kebijaksanaan. Tzu Ching adalah Boshisatwa dunia. Generasi yang bersatu lewat welas asih dan kebijaksanaan, untuk membawa dunia ini menjadi lebih baik lagi. Bergandengan tangan, merangkul dunia dengan welas asih, adalah langkah kecil kita bersama. “Dimulai dari satu langkah pertama dan dimulai dari langkah sederhana”, begitulah kata Phei Se Xuejie untuk memberikan Tzu Ching sebuah arahan. Arahan untuk bersatu. Melangkah. Berubah. Menjadi yang lebih baik. Baik bagi diri sendiri, maupun dunia ini. | |||
Artikel Terkait
Berbagi Kasih Sayang Kepada Lansia
15 Februari 2023Relawan Tzu Chi Medan komunitas Xie Li Pematang Siantar mengadakan kegiatan kunjungan kasih Imlek dan berbagi sukacita Cap Go Meh dengan membagikan makanan dan angpau kepada 36 Lansia di Panti Jompo Anugrah.