Acara dibuka dengan penampilan gubahan tarian lagu daerah Indonesia, “Yamko Rambe Yamko” oleh Tzu Ching.
Terik matahari pagi menyinari Gedung Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Namun itu tak menyurutkan semangat relawan muda-mudi Tzu Chi (Tzu Ching dalam rangkaian acara Tzu Ching Fun Day 2025. Acara pada Minggu 2 Maret 2025 ini digelar untuk mempererat hubungan antarrelawan dan calon relawan Tzu Ching melalui kegiatan yang menyenangkan dan interaktif. Tak sekedar hiburan, tapi juga memperkenalkan misi Tzu Ching dan Budaya Humanis di Tzu Chi.
Dengan mengusung tema “Wonderful Indonesia”, panitia Fun Day menghadirkan berbagai games menarik khas Indonesia yang semakin jarang dimainkan karena perkembangan zaman teknologi modern. Selain itu, nilai dari “Wonderful Indonesia” juga tampak dalam pembukaan yang menampilkan tarian yang digubah dari lagu daerah Indonesia berjudul Yamko Rambe Yamko oleh Tzu Ching.
Koordinator Fun Day 2025, Amanda Hanady menyampaikan kata sambutannya.
Amanda Hanady, coordinator, mengungkapkan, melalui Fun Day ini Tzu Ching ingin menanamkan kembali nilai keberagaman budaya di Indonesia serta nilai-nilai luhur yang selaras dengan prinsip Tzu Chi seperti rasa solidaritas, gotong royong, dan kepedulian terhadap sesama. Acara yang disiapkan selama hampir satu bulan ini pun dapat terselenggara dengan baik berkat kekompakan para panitia yang terdiri dari 60 orang dan sebanyak 75 peserta yang hadir.
“Gan en kepada seluruh panitia atas dedikasi dan kerja keras kalian, kalian luar biasa! Untuk para peserta, semoga acara Fun Day ini dapat menjadi pengalaman seru untuk bertemu teman baru dan mengenal nilai-nilai semangat Tzu Chi!” ujar Amanda dalam kata sambutannya.
Keseruan peserta dan relawan Tzu Ching dalam memainkan permainan tradisional ‘ular naga panjang’ dengan misi melindungi balon di ujung barisan agar tidak tersentuh tim lawan.
Salah satu praktik Budaya Humanis Tzu Chi yang diterapkan saat acara Fun Day adalah berbaris rapi sesuai arahan tim alur untuk menuju kantin Tzu Chi Center.
Berpindah dari Aula Jing Si menuju lapangan Tzu Chi School, permainan pun dimulai. Ada 6 jenis games yang dimainkan, yaitu ‘Red Light, Green Light’, balap karung, ular naga panjang, bekel, tarik tambang, dan tebak kata. Setiap tim yang terdiri dari 2 grup kecil bertugas mengumpulkan poin yang akan diberikan di akhir setiap games. Poin yang diberikan pun tidak hanya diberikan pada tim yang menang, tapi juga diberikan pada tim yang belum berhasil, sebagai bentuk penghargaan atas kerja keras dalam mengikuti games tersebut.
Adapun setiap games yang telah disiapkan mengandung nilai positif yang harus dimiliki relawan Tzu Ching. Misalnya pada games ‘Red Light, Green Light’, para panitia menanamkan nilai disiplin, komitmen terhadap peraturan, dan kesabaran agar peserta bisa mencapai tujuan (garis finish). Sedangkan pada permainan balap karung, ular naga panjang, tarik tambang, dan tebak kata yang dimainkan secara tim, para panitia Tzu Ching mengedepankan kerja sama tim yang mencerminkan ajaran Tzu Chi yakni untuk saling membantu, mendukung, dan pantang menyerah saat menghadapi tantangan.
Gavrila Darmawan, salah satu peserta Fun Day 2025, mengungkapkan bahwa banyak nilai positif yang dia peroleh selama bermain games ular naga panjang. “Acara ini seru, selain itu aku menjadi dekat dengan teman-teman satu tim untuk mempertahankan balonnya agar tidak tersentuh oleh tim lawan,” ungkap Gavrilla.
Sesi talkshow yang mengundang Philip Tanjaya (kiri) dan Daniel Tanuwijaya (kedua dari kiri) dalam pembahasan mengenai Tzu Chi dan Tzu Ching, dipandu oleh Bryan & Jelove sebagai MC (kanan).
Tidak hanya bermain games, Fun Day 2025 juga menyisipkan talkshow dengan dua narasumber yaitu Philip Tanjaya, alumni Tzu Ching, dan Daniel Tanuwijaya, Ketua Tzu Ching Indonesia saat ini. Talkshow ini membahas mengenai misi-misi Tzu Chi dan Tzu Ching, Budaya Humanis Tzu Chi, serta pengalaman Philip dan Daniel selama menjadi relawan Tzu Ching.
Mengenai nilai Budaya Humanis Tzu Chi dalam menjalankan kegiatan, Philip menjelaskan, “Dengan menerapkan Budaya Humanis Tzu Chi ketika menolong sesama, seperti memberi dengan hormat, ramah, dan rapi, pihak yang dibantu tentu akan ‘welcome’ terhadap relawan Tzu Chi. Berbeda jika relawan bersikap galak dan kasar, maka orang lain tentu akan merasa takut dan sifat tersebut tidak mencerminkan nilai Tzu Chi. Dengan menerapkan Budaya Humanis, akan membuat individu dan kelompok menjadi indah”.
Kevin Arya Lim (kanan) berfoto bersama grupnya sebelum bertanding permainan tarik tambang. Dalam acara Fun Day, Kevin bisa mengenal banyak teman baru dan merasakan langsung budaya humanis Tzu Chi.
Filosofi dari nilai Budaya Humanis Tzu Chi turut dikagumi oleh Kevin Arya Lim, salah satu peserta Fun Day 2025. Kevin yang sudah mengikuti tiga kali kegiatan Tzu Ching menyampaikan bahwa ia baru pertama kali merasakan langsung Budaya Humanis Tzu Chi. “Fun Day sangat asik, permainan banyak, dan saya mendapatkan banyak teman baru. Tetapi menurut saya yang sangat menarik perhatian adalah Budaya Humanis Tzu Chi, seperti cara berbaris, berjalan, memutari meja makan, dan berdoa sebelum makan,” ungkap Kevin saat sharing pesan kesan dari peserta. “Saya adalah anak rantau dari Magelang. Dulu saya sangat aktif mengikuti kegiatan sosial di vihara, tetapi sejak di Jakarta, saya bingung harus berkegiatan apa. Sampai akhirnya saya menemukan Tzu Chi, saya melihat Tzu Chi bagaikan rumah sendiri di kampung halaman saya. Ayo kita sama-sama masuk Tzu Ching!”, imbuhnya.
Foto bersama dengan panitia dan seluruh peserta acara Fun Day 2025 yang bertema “Wonderful Indonesia”.
Ketua Tzu Ching Indonesia, Daniel Tanuwijaya, dalam sesi talkshow juga sempat menyerukan ajakan pada peserta Fun Day untuk bergabung dengan barisan keluarga Tzu Ching. Daniel mengatakan, Tzu Chi adalah tempat yang tepat untuk melatih diri menjadi pribadi yang lebih baik. “Saya tunggu kehadiran teman-teman di pelantikan Tzu Ching!”, tutup Daniel. Mari bersama berkegiatan positif dan membantu Master Cheng Yen dalam menolong sesama yang membutuhkan bersama Tzu Ching!
Editor: Khusnul Khotimah