Tzu Ching Menebar Kasih: 4.104 Paket Takjil di 9 Kota

Jurnalis : Vincent Salimputra (He Qi Pluit) , Fotografer : Dokumentasi ZSM Tzu Ching

Dengan hormat dan ramah, relawan Tzu Ching (Muda-mudi Tzu Chi Barat membagikan takjil berisi tempe mendoan, lontong isi, dan sirup melon kepada pengemudi ojek online yang bersiap menyambut waktu berbuka.

Bagi sebagian orang, takjil mungkin hanya sekotak makanan. Namun, bagi yang menerimanya, ia lebih dari sekadar sepotong roti yang mengganjal perut, lebih dari manisnya kue yang meleleh di lidah, lebih dari seteguk air yang menghapus dahaga setelah seharian berpuasa. Ada kasih yang terbungkus rapi dalam setiap kemasan, ada keikhlasan yang terjalin di setiap sentuhan.

Sebelum senja merunduk dan azan berkumandang, kasih sudah lebih dulu bersemi di pelataran Vihara Hemadhiro Mettavati, Cengkareng, Jakarta Barat. Pada 16 Maret 2025, sejak pukul 11.00 WIB, 22 relawan—baik Tzu Ching wilayah Utara maupun tunas relawan dari berbagai penjuru—berkumpul dengan semangat yang sama: menyalurkan kebaikan melalui 300 paket takjil.

Dipandu oleh Regina dan didampingi Leony serta Lanni, para relawan bekerja selaras dalam harmoni. Tak ada yang menunggu perintah, semuanya bergerak dalam irama kebersamaan. Ada yang melipat kotak dengan saksama, memastikan setiap sudutnya terlipat rapi seolah membungkus ketulusan. Ada yang memasukkan roti dan kue satu per satu, membayangkan bahwa kehangatan hadir bukan hanya dari makanan, tetapi juga dari kepedulian yang menyertainya. Ada pula yang menyusun botol air, seakan merangkai kesejukan yang akan membasuh dahaga usai berpuasa. Dan di antara mereka, ada yang menghitung dan memastikan semua paket tersusun rapi, siap dibagikan tepat waktu.

Takjil hari itu memang hanya sepotong roti, dua kue, dan sebotol air. Namun dalam setiap bungkusan tersimpan kepedulian yang terlipat rapi, niat baik yang mengalir tanpa sekat. Tak ada kendala, tak ada hambatan—semuanya berjalan lancar dalam semangat kebersamaan yang menguatkan hati. “Semua berjalan dengan lancar,” ujar Regina penuh semangat.

Di pelataran Vihara Hemadhiro Mettavati, Tzu Ching membagikan takjil dengan penuh semangat, sementara Lanni tersenyum hangat saat menyerahkan paket kepada seorang anak kecil yang berlari mendekat.

Di tengah suara kotak yang terlipat, terdengar tawa kecil yang menciptakan kehangatan dalam obrolan ringan. Ini bukan sekadar bekerja, melainkan berbagi rasa dan menyalakan api kebaikan yang menyala di dada. Di balik semua itu, terselip momen-momen kecil yang penuh makna. Jonathan Saputra Lim dan Yessi Melinda, yang sejak awal sibuk melipat kotak, berbagi renungan singkat.

“Dulu aku nggak pernah terpikir proses di balik sebuah takjil,” ucap Jonathan sambil merapikan lipatan. “Tapi hari ini, aku ikut menyiapkannya. Aku jadi paham bahwa di balik sekotak kecil ini, ada kerja keras, ada kebersamaan, ada kepedulian.”

Yessi yang duduk di sebelahnya mengangguk setuju. “Kalau tangan kita sendiri yang menyiapkan, rasanya beda. Aku bisa merasakan bahwa setiap takjil ini bukan cuma makanan, tapi juga ungkapan kasih sayang, sekecil apa pun bentuknya,” tambahnya.

Menjelang pembagian, para relawan diajak berhenti sejenak untuk merenung dalam aktivitas koin. Gelas-gelas kecil berisi koin digenggam hati-hati, lalu satu per satu dijatuhkan ke dalam mangkuk di depan rupang Buddha. Suara dentingnya lembut, seolah mengiringi doa-doa sunyi yang tersembunyi dalam hati. Setelah itu, setiap relawan membuka secarik kertas kecil—nasihat bijak yang mungkin akan menemani langkah mereka di jalan kebaikan.

Takjil yang Membawa Kebahagiaan
Saat matahari mulai turun perlahan, relawan mulai bergerak membagikan takjil. Semua telah terbagi dalam tugas masing-masing. Ada yang memindahkan takjil ke titik pembagian, ada yang langsung menyerahkan kepada penerima, ada yang mendokumentasikan momen penuh makna ini, dan ada pula yang mengatur alur agar semua berjalan tertib.

Dengan penuh semangat, relawan Tzu Ching di Medang Lestari, Tangerang, menebarkan kehangatan dan kebersamaan melalui pembagian takjil di senja Ramadan.

Di tepi jalan, seorang pengemudi ojek online menepi sejenak setelah menerima takjil. Baginya, ini kejutan kecil di tengah sibuk mencari nafkah. “Saya belum sempat beli makanan buat buka. Alhamdulillah, dapat takjil ini jadi bisa langsung berbuka sebelum lanjut narik lagi,” ujarnya dengan senyum lega. Dalam momen sederhana itu, terselip makna besar tentang kasih yang tak mengenal batas. Bahwa kebaikan, sekecil apa pun, bisa meninggalkan jejak di hati seseorang.

Di tengah keramaian, seorang anak kecil menggenggam erat takjil yang baru diterimanya. Matanya berbinar melihat kue dalam kantong. “Wah, ada kuenya! Aku suka ini. Makasih, Kak!” serunya riang sambil berlari ke arah ibunya.

Di seberang jalan, seorang pria paruh baya yang baru pulang kerja membuka bungkus takjilnya perlahan. Ia menarik napas panjang, seakan meredakan lelah seharian di lapangan. “Hari ini berat sekali, badan capek. Tapi dapat takjil ini rasanya kayak diingatkan kalau masih banyak orang baik di dunia,” ucapnya, suaranya bergetar penuh rasa syukur.

Paket demi paket berpindah tangan, disertai ucapan terima kasih yang lirih, tapi sarat makna.

Menjangkau Hati di Sembilan Kota
Tak hanya di pelataran Vihara Hemadhiro Mettavati, semangat berbagi ini menggema ke berbagai penjuru. Gelombang cinta kasih terus meluas, menjangkau delapan kota lainnya dengan kehangatan yang sama. Dari Jakarta, Tangerang, Bandung, Surabaya, Medan hingga Pekanbaru, tangan-tangan penuh keikhlasan melipat kotak, menyusun makanan, dan membagikannya dengan senyum. Setiap takjil bukan sekadar makanan berbuka, tetapi wujud cinta kasih yang mengalir dari hati ke hati.

Di SPBU Panghegar Bandung, para relawan Tzu Ching berkumpul dalam kehangatan, mengabadikan momen sebelum berbagi kasih lewat paket takjil.

Di Jakarta Timur, 41 relawan menebar kasih di sekitar kantor sekretariat He Qi Timur, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Mereka membagikan 300 paket takjil berisi bakwan jagung, es jelly sirup yang menyegarkan, pisang, lemper, dan kurma. Dalam kemasan sederhana itu, terselip pesan hangat: di bulan penuh berkah ini, tak ada yang dibiarkan berbuka sendirian.

Di Jakarta Barat, kepedulian menyusuri sepanjang Jalan Gunung Merapi. Sejak pagi hingga malam, 50 relawan di bawah koordinasi Darren Richie Natael membagikan 500 paket takjil. Tempe mendoan hangat, lontong isi, dan sirup melon dingin menjadi penyemangat bagi yang berpuasa.

Di Jakarta Pusat, 73 relawan bergotong royong menyiapkan 400 porsi makanan untuk masyarakat sekitar Depo Pendidikan Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Pangeran Jayakarta. Sop buah segar, es krim lembut, bihun, dan mi goreng menjadi wujud kasih yang bisa dirasakan dalam setiap suapan. Di balik senyum dan tawa kecil saat membagikan, tersimpan kebahagiaan sederhana, baik bagi penerima maupun pemberi.

Kehangatan serupa juga terasa di Tangerang. Sebanyak 52 relawan menyusuri kawasan Medang Lestari, membagikan 250 paket takjil berisi es jeli lumut, gorengan, dan kolak. Dalam setiap langkah, setiap tangan yang menerima, tumbuh kebersamaan yang mengajarkan bahwa berbagi bukan soal banyaknya, tapi ketulusan niat di baliknya.

Di depan Kantor Perwakilan Tzu Chi Pekanbaru, relawan Tzu Ching menebarkan kepedulian dan kehangatan lewat pembagian takjil di bulan suci Ramadan.

Dari Tangerang, semangat yang sama mengalir hingga ke Medan. Di bawah koordinasi Filbert, 500 paket takjil—berisi gorengan bakwan, kue hijau, bolu, puding, tiga kurma, dan minuman markisa jelly—berpindah tangan. Bagi pengemudi ojek online, sopir angkutan umum, dan warga sekitar, takjil ini menjadi pesan bahwa di tengah dunia yang luas, selalu ada tangan yang terulur dengan tulus.

Pekanbaru pun tak ketinggalan. Sebanyak 66 relawan membagikan 604 paket takjil di Jalan Rajawali. Dalam setiap tatapan penuh syukur dan senyum yang mengembang, kehangatan itu terasa nyata, meski tak selalu terucapkan.

Di Surabaya, 250 paket takjil dibagikan di tiga titik. Di tengah hiruk-pikuk kota, relawan menyapa dan menyerahkan bungkusan kecil yang penuh makna. Bukti bahwa kepedulian selalu menemukan jalannya, sekecil apa pun bentuknya. Sementara itu di Bandung, gelombang cinta kasih mengalir deras. Sebanyak 80 relawan turun ke jalan, menyebarkan 1.000 porsi nasi kotak di SPBU Panghegar dan SPBU Cibereum. Setiap porsi bukan hanya makanan, tapi juga harapan—bahwa tak ada yang harus berbuka dalam kesulitan, bahwa dalam kebersamaan, selalu ada ketulusan yang mengalir tanpa batas.

Dengan semangat berbagi, para relawan Tzu Ching Pekanbaru berfoto bersama di depan Kantor Perwakilan Tzu Chi sebelum membagikan takjil.

“Kami ingin berbagi dengan penuh kepedulian,” ujar Regina. “Lewat kegiatan ini, kami belajar menghormati dan mendukung teman-teman yang berpuasa, sekaligus menumbuhkan rasa toleransi dalam kebersamaan.”

Total 4.104 paket takjil dan porsi makanan telah dibagikan oleh relawan Tzu Ching di sembilan kota. Setiap bungkusan yang berpindah tangan bukan sekadar hidangan berbuka, tetapi wujud kepedulian, kehangatan, dan cinta kasih yang menyatukan hati dalam semangat berbagi.

Takjil yang diberikan mungkin habis dalam hitungan menit, tetapi maknanya akan bertahan jauh lebih lama. Dalam setiap bungkusan, dalam setiap genggaman yang memberi dan menerima, ada benih cinta kasih yang tumbuh, mengakar dalam kehidupan, dan kelak akan berbuah menjadi lebih banyak kebaikan.

Di dunia yang sering kali terpisah oleh batas-batas tak kasat mata, cinta kasih membuktikan bahwa ia selalu mampu menyatukan. Hari itu, takjil bukan sekadar makanan. Ia adalah pesan kepedulian yang nyata—hadir dalam bentuk sederhana, namun membawa makna yang mendalam.

Editor: Hadi Pranoto

Artikel Terkait

Pembagian Nasi Paket untuk Berbuka Puasa

Pembagian Nasi Paket untuk Berbuka Puasa

05 Mei 2021

Relawan Muda-Mudi Tzu Chi (Tzu Ching) Jakarta dan Tangerang membagikan 640 nasi kotak melalui Gerakan Etalase Nasi Gratis yang berlokasi di area Jakarta Selatan dan BSD Tangerang (02/04/2021).

Hangatnya Berbagi Takjil Relawan Kota Depok

Hangatnya Berbagi Takjil Relawan Kota Depok

11 Maret 2025

Pada awal bulan Ramadan tahun 2025 relawan Tzu Chi dari komunitas Xie Li Selatan Kota Depok membagikan 200 paket Takjil sebagai wujud cinta kasih relawan Tzu Chi kepada umat Muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa. 

Be the Light, Spread the Love

Be the Light, Spread the Love

21 Maret 2025

Dengan semangat "Be the Light, Spread the Love," Tzu Ching (muda-mudi Tzu Chi) berbagi takjil di bulan Ramadan, menyebarkan kebahagiaan melalui 300 takjil yang mereka siapkan dengan penuh cinta pada Minggu, 16 Maret 2025 di daerah Kelapa Gading, Jakarta Timur. 

Bila sewaktu menyumbangkan tenaga kita memperoleh kegembiraan, inilah yang disebut "rela memberi dengan sukacita".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -