Ucap Syukur dan Terima Kasih

Jurnalis : Yanti (Tzu Chi Medan), Fotografer : Aswin Halim, Ivan Shen, Hariyanto, Lukman (Tzu Chi Medan)
 

fotoAcara Pemberkahan Akhir Tahun ini merupakan momen bagi relawan Tzu Chi untuk mengucap syukur dan terima kasih atas dukungan para donatur dan relawan sehingga Tzu Chi dapat menjalankan misi-misinya.

Acara Pemberkahan Akhir Tahun merupakan salah satu kegiatan besar Tzu Chi sebagai ajang untuk berterima kasih kepada para relawan dan donatur yang telah bersumbangsih selama tahun 2009. Di hari ini pula, sesama anggota keluarga besar Tzu Chi dapat berkumpul bersama.

Yayasan Buddha Tzu Chi Kantor Perwakilan Medan mengadakan Acara Pemberkahan Akhir Tahun 2009 di Crystal Royale Ballroom Yang Lim Plaza Lantai 5 Jl. Emas No. 10 Medan, Minggu (07/02) siang. Acara ini dihadiri oleh sekitar 3.000 orang donatur dan 150 relawan.

Kembali Berlomba
Dalam acara tersebut ditayangkan rekaman jejak cinta kasih universal insan Tzu Chi Medan dan insan Tzu Chi sedunia di 49 negara selama tahun 2009. Beberapa orang pasien bantuan pengobatan khusus juga diundang untuk membagi kisah inspiratif yang mereka alami.

Sewaktu ditampilkan bahasa isyarat tangan “Yin-yuan” (Jalinan jodoh) yang merupakan bagian dari “Fu Mu En Zhong Nan Bao Jing” (Sutra Bakti Seorang Anak), para undangan seperti terpaku. Beberapa undangan bahkan meneteskan air mata saat ditampilkan drama bahasa isyarat tangan “Gui Yang Tu” (Lukisan Anak Kambing Berlutut). Kedua penampilan tersebut menekankan besarnya budi baik orangtua. Sebanyak 80 relawan Tzu Chi yang tampil ke atas pentas untuk menyampaikan makna sutra ajaran Buddha ini. Para relawan ini pun telah bervegetarian selama sebulan penuh demi menambah kehikmatan penampilan drama.

foto  foto

Ket : - Doa dan syukur mewarnai awal tahun dalam dunia Tzu Chi. Dalam kondisi semakin sering bencana terjadi,            maka insan Tzu Chi berharap agar hati manusia menjadi suci, masyarakat aman tenteram, dan dunia            terbebas dari bencana. (kiri)
        - Nenek Tjoa Tjem adalah penerima pendampingan rutin dari relawan Tzu Chi. Nenek berusia 91 tahun ini            tinggal bersama anak perempuannya yang menderita keterbelakangan mental. (kanan)

Kembali Berlomba
Dalam acara ini juga terasa nuansa perayaan tahun baru imlek dengan pembagian angpao berkah dari Master Cheng Yen, senilai 5 dollar mata uang Taiwan. Dana angpao ini murni merupakan dana hasil hak cipta penjualan buku karangan Master Cheng Yen serta usaha mandiri dari para bhiksuni di Griya Perenungan, Hualien, Taiwan. Tidak ada satu sen pun dana angpao tersebut diambil dari dana sumbangan donatur ataupun dana penjualan barang daur ulang. Dalam angpao, selain terdapat uang logam NT$5 (dalam dialek Hokian dapat berarti “berjodoh”), juga ada gambar sebutir apel emas, yang mewakili harapan semoga semua orang dapat hidup bersahaja menuju kekayaan batiniah, serta gambar Buddha yang melindungi bumi, melambangkan harapan agar semua orang ikut melindungi bumi ini, dimulai dari diri sendiri.

Salah seorang donatur yang hadir, dr. Isama Aprita, Spkk. menuturkan, ”Saya sangat terharu dengan acara hari ini, karena melihat semua orang penuh welas kasih dan misi-misi Tzu Chi sangat bagus, yaitu menolong orang tanpa membedakan suku, agama dan ras.” Dokter Isama juga sangat terkesan dengan nilai bakti yang diajarkan, “Penampilan dramanya juga sangat bagus. Hari ini saya datang bersama dengan anak saya, saya berharap ia dapat mengambil inti dari cerita drama tadi, anak-anak harus berbakti pada orangtua dan semoga setelah pulang dia dapat menceritakan kepada adik–adiknya di rumah.”

foto  foto

Ket : - Pementasan cuplikan drama isyarat tangan "Sutra Bakti Seorang Anak" menggambarkan besarnya budi             orangtua. Penampilan ini menggugah dan mengharukan para tamu undangan. (kiri)
       - Master Cheng Yen dengan menggunakan uang hasil royalti penulisan bukunya, setiap tahun selalu            memberikan angpau berkah untuk mengucap syukur dan mengikat jodoh baik dengan para relawan dan            donatur Tzu Chi. (kanan)

“Saya merasa sangat terharu dengan kasus nenek Tjoa Tjoem yang berusia 91 tahun itu. Walaupun hidup sederhana bersama anak perempuannya yang menderita keterbelakangan mental, tetapi beliau tetap semangat dalam menghidupi keluarganya. Dari kegiatan ini saya belajar banyak,” kata Juli, seorang undangan yang lain.

Sebagai penutup acara, diadakan doa bersama bagi para korban gempa Haiti yang mengalami penderitaan karena bencana. Semua relawan, donator, dan undangan turut berdoa dengan memegang pelita hati di tangan. Dengan niat baik yang dipancarkan, semoga hati manusia tersucikan, masyarakat aman dan tenteram, serta dunia bebas dari bencana.

 
 

Artikel Terkait

Tas Cinta Kasih untuk Pangalengan

Tas Cinta Kasih untuk Pangalengan

20 Agustus 2010 Sabtu 14 Agustus 2010, hari istimewa bagi siswa-siswi Sekolah Unggulan Cinta Kasih Pangalengan, Kabupaten Bandung. Relawan Tzu Chi melakukan kunjungan untuk membagikan tas kepada siswa-siswi Sekolah Unggulan Pangalengan.
Mari, Berbagi untuk Sesama

Mari, Berbagi untuk Sesama

13 Agustus 2010 Sabtu pagi yang cerah 17 Juli 2010, bertempat di kantor pusat Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, para relawan Tzu Chi Perwakilan He Qi Selatan tengah sibuk mempersiapkan kegiatan donor darah, yang menjadi agenda rutin dalam jangka waktu 3 bulan sekali.
Bersumbangsih dengan Penuh Sukacita

Bersumbangsih dengan Penuh Sukacita

04 November 2011
Dalam menyelenggarakan baksos kesehatan ini, Yayasan Buddha Tzu Chi Lampung bekerjasama dengan Rumah Sakit Bhayangkara Polda Lampung. Untuk persiapan awal baksos kesehatan, pasien-pasien yang berada di luar kota Bandar Lampung mulai di data satu persatu.
Tiga faktor utama untuk menyehatkan batin adalah: bersikap optimis, penuh pengertian, dan memiliki cinta kasih.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -