Ujian dari Si Jago Merah

Jurnalis : Apriyanto, Fotografer : Apriyanto
 
 

fotoFeriningsih (memakai kaus merah) merasa sangat sedih ketika mengetahui rumahnya hangus terbakar. Padahal baru 3 bulan ini ia menikmati masa bahagia di rumah kesayangannya yang belum lama ini direnovasi oleh Tzu Chi.

Hari Rabu tanggal 23 Juni 2010 sesungguhnya menjadi hari yang menggembirakan bagi Feriningsih (30). Pasalnya, putri pertamanya Desi Ariyanti (11) mendapatkan Nilai Ebtanas Murni (NEM) yang cukup baik hingga diterima di salah satu sekolah menengah pertama favorit di Jakarta Utara. Namun ketika sedang mendaftarkan putrinya ke sekolah itu, Feriningsih mendapatkan kabar dari adiknya yang bernama Fifihandayani kalau rumahnya yang berada di Jalan Budi Mulia RT 02, RW 07, Pademangan Barat, telah hangus terbakar.

Kabar buruk yang tak terduga itu langsung membuat Feriningsih panik dan jatuh pingsan di antara orang tua murid lainnya. Setelah siuman, Feriningsih segera mengajak putrinya pulang untuk melihat kebakaran yang melahap habis rumahnya. Tetapi begitu tiba di depan rumah, Feriningsih kembali tak sadarkan diri setelah menyaksikan rumahnya memang telah hangus dilalap api.

Tak Beruntung
Kehidupan Feriningsih memang tidak terlalu beruntung. Saat ini, ia bekerja sebagai petugas kebersihan di salah satu perusahaan yang letaknya tak jauh dari tempatnya tinggal. Suaminya yang tidak lagi bekerja sejak 2 tahun lalu, membuat Feriningsih harus pandai-pandai mencari tambahan penghasilan demi mencukupi kebutuhan keluarga. Penghasilan yang sangat pas-pasan itu juga yang membuat Feriningsih tak mampu membangun rumahnya menjadi lebih layak.
Selama bertahun-tahun, Feriningsih bersama suami dan kedua putrinya harus tabah tinggal di rumah yang sempit dan banjir ketika musim penghujan tiba. Atas dasar kondisi inilah akhirnya pada awal tahun 2010, Feriningsih mendapatkan bantuan pembangunan rumah dari Yayasan Buddha Tzu Chi dalam program Bebenah Kampung.

Setelah satu bulan setengah direnovasi, di akhir bulan Februari 2010, tempat tinggal Feriningsih yang tadinya tak layak menjadi layak untuk ditinggali. Keberuntungan ini membuat Feriningsih merasa menemukan kebahagiaan yang tak terkira. Maka sejak saat itulah Feriningsih menikmati hari-harinya dengan tenang tanpa lagi merisaukan banjir di musim penghujan dan mulai membuka usaha voucher isi ulang handphone di depan rumahnya. Namun baru 3 bulan kebahagiaan itu ia nikmati, tak disangka-sangka akibat tegangan arus pendek listrik (korsleting) yang berasal dari rumah di sebelahnya telah menyebabkan 35 rumah di RT 01 dan 02, RW 07 Pademangan Barat hangus terbakar.

foto  foto

Ket : - Rumah ningsih (kedua dari kiri) hangus terbakar akibat korsleting listrik dari rumah sebelahnya (rumah             pertama).(kiri)
         -Feriningsih berusaha mengumpulkan beberapa barang yang tidak terbakar dan masih dapat            dipergunakan kembali. (kanan)


Bantuan Tanggap Darurat Tzu Chi
Kejadian kebakaran ini ini lantas mengundang simpati dari banyak lembaga swadaya masyarakat dan beberapa perusahaan untuk memberikan bantuan kepada para korban. Pada hari Kamis, tanggal 24 Juni 2010, tepat pukul 15.00 WIB, relawan Tzu Chi datang untuk memberikan paket bantuan tanggap darurat yang berupa peralatan mandi, selimut, pakaian, dan sandal kepada 59 kepala keluarga korban kebakaran.

foto  foto

Ket : - Beberapa pasca kebakaran, sebanyak 59 kepala keluarga korban kebakaran menerima paket bantuan             tanggap darurat dari Tzu Chi. (kiri)
         - Beberapa korban bencana merasa bergembira ketika menerima paket bantuan kebakaran. Bagi mereka             kehadiran relawan telah mengurangi derita yang mereka rasakan. (kanan)

Bantuan sederhana ini setidaknya telah memberi harapan kepada para korban bahwa masih ada uluran tangan dan kasih di tengah ketidak beruntungan mereka. Suparta, salah satu korban kebakaran merasa gembira dengan adanya pemberian paket bantuan yang diberikan oleh Tzu Chi. Suparta yang rumahnya juga hangus terbakar dalam kebakaran ini merasa bersyukur ketika menerima kupon paket bantuan tanggap darurat. Dalam musibah ini, ia merasa tidak sendirian memikul beban dan derita karena ternyata masih ada orang lain yang peduli dengannya dan para korban lainnya. “Bersyukur masih banyak orang yang mau peduli pada kami. Rasanya tidak terlalu berat meskipun sangat sedih,” katanya.

  
 
 

Artikel Terkait

Mau Belanja sekaligus Beramal? Pekan Amal Tempatnya

Mau Belanja sekaligus Beramal? Pekan Amal Tempatnya

17 Oktober 2019
Pekan Amal Tzu Chi hadir kembali Sabtu dan Minggu pekan ini 19 dan 20 Oktober 2019. Hasil dari Pekan Amal Tzu Chi tahun ini akan dialokasikan untuk pembangunan Tzu Chi Hospital yang saat ini telah melewati tahapan topping off dan sedang proses interior. Jadi, sadar atau tidak, dana yang sangat besar yang diperlukan untuk pembangunan rumah sakit dengan teknologi yang canggih ini adalah sumbangan dari Anda semua, hati yang penuh cinta kasih.
Belajar Mencintai dan Merawat Lingkungan

Belajar Mencintai dan Merawat Lingkungan

21 November 2018

Tzu Chi Tanjung Balai Karimun memberikan pembelajaran kepada siswa kelas budi pekerti Xiao Tai Yang tentang cara mencintai Lingkungan pada, 18 November 2018. Dengan pembelajaran tersebut diharapkan mereka mengerti dan memahami cara mencintai lingkungan.

Secercah Harapan

Secercah Harapan

27 Februari 2012 Pagi hari Minggu tanggal 19 Februari 2012, hujan lebat menguyur Jakarta. Langit yang seharusnya sudah terang terlihat sangat gelap. Namun demikian tidak menghalangi langkah relawan Tzu Chi untuk tetap datang tepat jadwal di Jing Si Books & Café Pluit karena pada hari itu diadakan kegiatan  pembagian biaya hidup dan pengobatan.
Cara kita berterima kasih dan membalas budi baik bumi adalah dengan tetap bertekad melestarikan lingkungan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -