Uluran Kasih Melalui Setetes Darah

Jurnalis : Beh Guat Ngo (He Qi Pusat), Fotografer : Olivia (He Qi Pusat)

Para warga dan relawan sedang menunggu giliran pemeriksaan awal sebelum mendonorkan darahnya.

“Berbuat kebajikan harus dilakukan sesegera mungkin pada setiap kesempatan yang ada, sehingga nantinya tidak ada penyesalan di dalam hidup.” Kata Perenungan Master Cheng Yen

Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat Xie Li JB2 bekerja sama dengan unit transfusi darah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo mengadakan donor darah untuk pertama kalinya di Sekolah Tri Ratna, Jakarta Barat Sabtu 3 Desember 2022. Budiman, relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat sekaligus PIC kegiatan menuturkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mengajak keluarga besar sekolah dan juga orang tua murid untuk berpartisipasi menjadi peserta donor, “Sehingga lebih banyak masyarakat yang turut bersumbangsih untuk sesama,” tuturnya.

Para pendonor sedang mendonorkan darahnya dibantu para petugas dari Rumah Sakit Cipto Mangukusumo.

Eli bagian Tata Usaha Sekolah Tri Ratna menjadi pendonor untuk kedua kalinya.

Salah satu staf Sekolah Tri Ratna yang hari itu berkesempatan donor adalah Eli (19) yang bertugas di bagian Tata Usaha. Eli mengaku senang bisa kembali ikut mendonorkan darah setelah tiga bulan lalu juga berkesempatan donor darah. “Tadi sempat khawatir nggak bisa donor karena banyak teman nggak lolos donor. Ternyata bisa (donor). Senang sekali karena selain badan sehat kan bisa bantu juga untuk mereka yang butuh darah,” ungkap Eli.

Rian pengemudi ojek online langsung menuju ke sekolah setelah menerima selebaran donor darah dari relawan.

Selain keluarga besar sekolah, ada pula warga sekitar yang turut serta mampir untuk donor. Seperti Rian (36), warga Kampung Jawa yang adalah seorang pengemudi ojek online. Pada kesempatan ini adalah pertama kalinya ia donor darah. “Tadi dapat selebaran ada donor di sini, jadi saya coba kemari,” kata Rian. Ketertarikannya untuk ikut serta donor darah adalah karena ia tahu bahwa donor darah memiliki berbagai manfaat baik untuk tubuhnya apalagi untuk menyeimbangkan kondisi dimana pekerjaannya membutuhkan waktu yang lebih panjang dari pekerjaan lain. “Jadi saya juga mau hidup lebih sehat lagi, darah kotor dikeluarkan jadi ganti dengan darah baru bersih jadi badan sehat. Saya harap selanjutnya saya bisa donor lagi,” ungkap Rian yang bisa mulai bekerja di pukul 9 pagi dan baru selesai di pukul 10 malam.

Enjel relawan Jakarta Barat mendonorkan darahnya setelah sebelumnya gagal.

Tak hanya masyarakat umum, relawan Tzu Chi juga tak mau kalah untuk bersumbangsih. Enjel, relawan dari Jakarta barat terlihat bersemangat setelah tiga kali sebelumnya gagal menjadi donor. “Akhirnya bisa donor juga setelah tidak berjodoh di beberapa lokasi. Hari ini jodohnya bersumbangsih di sini,” tutur Enjel bersyukur. Ia bercerita bahwa sebenarnya ia takut jarum suntik, tapi ia ingat dulu kala awal pandemi sempat ada yang membutuhkan golongan darah AB, tapi ia berhalangan menyumbang, “Maka hari ini saya bulatkan tekad untuk ikut donor, ternyata bisa. Senang sekali, semoga bisa membantu yang membutuhkan,” harapnya.

Hari itu tercatat 47 orang berhasil mendonorkan darahnya masing-masing sekantong berukuran 350cc. Relawan pun antusias karena menyadari sumbangsih berharga setiap pendonor darah karena walau terlihat seperti hal yang kecil, tetapi donor darah adalah sumbangsih yang selain memberikan manfaat kesehatan bagi diri sendiri juga dapat membantu sesama.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Setetes Darah, Ungkapan Cinta Kasih

Setetes Darah, Ungkapan Cinta Kasih

24 Agustus 2022

Tzu Chi Cabang Sinar Mas Xie Li Downstream (DS) Lampung bersatu padu dengan Relawan Dharma Wanitanya menggelar donor darah. Kegiatan ini untuk memeriahkan peringatan 100 tahun semangat #pantangmenyerah pendiri Sinar Mas Grup, Bapak Eka Tjipta Widjaja.

“Ayo Donor Darah”

“Ayo Donor Darah”

17 September 2010 Sabtu, 4 September 2010 lalu, bertempat di Jing Si Books and Café Pluit, Jakarta Utara, Tzu Chi mengadakan kegiatan donor darah. Karim Baharuddin, relawan He Qi Utara yang menjadi koordinator kegiatan ini mengatakan bahwa kegiatan ini rutin diadakan setiap 3 bulan sekali.
Bekerja untuk hidup sangatlah menderita; hidup untuk bekerja amatlah menyenangkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -